13

77 53 179
                                    

Dengan berbagai masukan dan saran dari Dilla dan Sifa, terutama Naufal. Akhirnya Fiona memutuskan untuk mengirim pesan pada mereka atau salah satunya agar disampaikan kepada yang lain. Dan Fiona tentu memilih Darel, karena hanya Darel yang menurut Fiona dewasa dibanding yang lain.

Naufal berkata jika mereka berfikir Fiona tersindir, tidak apa, ungkapkan saja kalau tersindir. Dan jika benar story itu untuk Fiona, tanyakan apa maksudnya sehingga mereka bisa melontarkan kata seperti itu.

Darel.

"Hallo Rel, gue ingin membahas perihal story Whatsapp lo dan teman-teman lo. Story nya pun belum 24 jam jadi masih bisa dilihat hehe, koreksi kalau gue salah, gue ngga munafik kalau gue merasa itu buat gue. Gue tau yang ada dipikiran lo ketika lo semua melihat story yang gue unggah, kok bisa gue pergi nonton padahal minggu lalu lo ajak gue nongkrong dan jawaban gue lagi bokek. Ya kan? Gue ngga suudzon, tapi gue tau gimana lo sama temen-temen lo"

"Disini gue bukan mau mengajak ribut atau memperkeruh suasana, tapi gue ada hak untuk meluruskan ini demi membela diri gue"

"Pertama, tidak mungkin dong orang selalu tidak punya duit? Itu jarak satu minggu. Bahkan kita tidak bisa memprediksi 1 menit kedepan, entah itu jodoh, maut, rezeki, we never know. Ketika lo ngajak, gue sama sekali lagi ngga megang duit, hanya ada untuk laporan dan gue sudah membaginya untuk apa-apa dan itu tidak bisa diganggu gugat bahkan dana darurat pun tidak akan gue gunakan untuk gaya hidup. Be smart ya hehe☺️"

"Kedua, kalian itu cowok, masa sih julidnya melebihi cewek? Ngga baik loh untuk diri kalian kedepannya"

"Ketiga, kalian udah dewasa kan? Kalau ada masalah langsung tegur ke orangnya, masalah ini gue dan kalian yang punya, tidak usah diumbar agar orang lain tau"

"Apa pertemanan bubar aib diumbar? Sampai sekarang gue masih anggap kalian temen gue, ngga pernah jelek-jelekin kalian dimata siapapun. Dari siang gue sabar melihat story Whatsapp lo, Rel. Rasa sedih dan kesal ada, tapi gue masih bisa berfikir positif dan meyakinkan diri bahwa itu bukan untuk gue"

"Lo masih ingat ketika lo menghitung semua bisnis thrift dan dekor basecamp sampai lo melontarkan kalimat bahwa agar semua tidak ada sangkutan lagi? Semenjak itu, gue ngga pernah mengusik kalian, tapi gue masih anggap kalian temen gue. Gue ngga pernah iri loh, Rel, melihat kalian yang selalu jalan-jalan, nonton dan bahkan nongkrong dua kali dalam satu minggu di caffe yang WAH sekelas kota kecil ini. Apa pernah gue berkoar di sosial media? Hak gue, Rel, gue mau pergi kemana dan sama siapa. Terlepas kalian ngga terima ya itu urusan kalian. Kalau benci, benci sendirian aja, jangan ajak orang lain"

"Gue tau, kalian pasti mikir ke belakang yang gue ngga mau ketemu dan banyak alasan. Ini yang gue ngga suka dari kalian, terlalu memperumit masalah dan mengungkit hal yang sudah lewat"

"Kalau mikir yang jernih, jangan sumbu pendek. Padahal masalah kemarin sudah clear dan lo sendiri yang ngomong kalau sudah selesai biar ngga ada sangkutan lagi. Kemarin juga gue udah minta maaf, tapi dari kalian tidak ada"

"Jangan lupa introspeksi ya, kurangin nyinyirnya, malu, soalnya kalian cowok. Gue masih anggap kalian teman, tapi kalau untuk seperti dulu, maaf gue ngga bisa. Kalian terlalu toxic buat gue"

"Kita kenal baik-baik, jadi semua harus baik-baik aja meskipun udah ngga seperti dulu. Soal baju sisa, nanti gue ke rumah Agam"

BADFRIEND'S [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang