Naufal's calling.....
Fiona langsung mengangkat telfon dari Naufal.
"Sayang, ai kamu teh sekarang jadi seleb? Meuni titik titik story Whatsappna"
(Sayang, sekarang kamu jadi seleb? Sampe titik titik story whatsappnya)"Naufaaaalll" ucap Fiona yang tangisnya pecah. Sedari tadi ia menahan kekesalan serta sakit hati yang menjadi satu akibat ketiga laki-laki itu.
"Pelan-pelan"
"Aku kesal sekali, kemarin aku tegur Darel lewat pesan pribadi, tapi sama sekali tidak di respon"
"Tapi bukan berarti kamu membalas di story, Fi"
"Aku membagikannya hanya ke orang yang tau masalah ini, Fal"
"Iya tau. Hanya saja, kamu harus lebih elegant untuk menghadapi masalah, kalau kamu membalasnya itu artinya kamu tidak beda jauh dengan mereka, tindakan menentukan kualitas, sayang"
"Iya, aku hanya kesal. Aku mencoba memperbaiki dengan menegur, tapi Darel tidak membuka jalan"
"Tidak apa, biarkan, yang penting kamu sudah mau memperbaiki"
"Iyasudah nanti aku hapus"
"Nah gitu dong, cantik. Dengan begitu orang akan menilai kualitas kalian, mana yang elegant dan mana yang kampungan"
"Kau tau, Fal? Aku sedih, kecewa, sakit hati. Mereka terus mengirim pesan dengan kata-kata yang memakiku"
"Kamu sudah membicarakan masalah ini lagi dengan mereka?"
"Ini aku sedang membicarakannya. Awalnya aku hanya berdebat dengan Darel, karena hanya Darel yang membalas story ku. Kemudian Darel membuat grup, tapi mereka memojokkanku, terlebih Ricard, mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas"
"Hasilnya? Mereka ada minta maaf?"
"Tidak ada. Aku sudah berkali-kali menjelaskan tapi mereka tidak paham-paham, malah menyerangku"
Terdengar kekehan dari seberang sana.
"Kamu bisa menyimpulkan itu, Fi?"
Fiona menggeleng, "tidak"
Lagi, Naufal terkekeh.
"Oke, listen to me baby. Setelah aku memperhatikan masalah kalian, awal mulanya hanya kesalahpahaman, tidak ada yang salah. Kamu yang sangat sibuk dengan tugas yang baru kamu emban sebagai ketua, dan mereka yang tidak mengerti kegiatanmu yang lain, sehingga kalian kehilangan komunikasi. Sebenarnya kalian itu sama-sama ingin memperbaiki agar-"
"Hanya aku dan Darel" potong Fiona. Karena selama ini yang selalu mengirim pesan dan mengajak Fiona adalah Darel. Mungkin Agam 50:50, tetapi Ricard tidak sama sekali.
"Haha oke baik, aku ulangi. Sebenarnya kamu dan Darel sama-sama ingin memperbaiki agar pertemanan kalian tidak bubar, namun waktu yang kalian miliki sedikit, seperti Darel yang hanya bisa di malam weekend, sedangkan kamu kelelahan karena kegiatanmu seharian. Namun seperti yang aku tau, kamu sudah minta maaf untuk waktumu bersama mereka berkurang karena kesibukanmu, dan saat itu Darel berkata kalau masalah sudah clear dan kalian masih berteman"
KAMU SEDANG MEMBACA
BADFRIEND'S [END]
No FicciónFiona sangat bahagia dengan pertemanan barunya, walaupun beda semester tapi tidak menghalangi ketulusan mereka berteman bahkan mereka tidak jarang untuk menyepatkan bertemu. Tapi siapa sangka kedepannya akan berbeda? Apakah pertemanan kali ini berbe...