27

13 5 1
                                    

"Fi" panggil Naufal ketika selesai membaca chat Fiona dengan Thalia.

Fiona menggumam.

"Are you okay?"

"I'm fine"

"I don't think you're okay"

Fiona terkekeh, "Fal, kamu bayangin deh. Kamu bekerja keras untuk mengembangkan organisasi selama satu tahun. Kamu membentuk anggota baru sampai menjadi anggota yang mempunyai kualitas. Kamu membagi tenagamu, fikiranmu, waktumu, hingga materi untuk organisasi. Tapi saat kamu sedang tertimpa masalah, tidak ada satu anggota organisasi pun yang peduli terhadapmu. Bagaimana perasaanmu?" tanya Fiona dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.

Ini adalah titik dimana Fiona sangat kecewa. Kemarin Fiona masih bisa menahan walaupun mendapat teguran keras, mendapat tekanan penuh, mendapat perkataan yang tidak mengenakan. Tapi sekarang? Ayolah, mana yang katanya 'kita adalah keluarga'?

Baiklah, Fiona bisa menyimpulkan bahwa kata-kata itu hanyalah pemanis untuk menarik mahasiswa baru agar masuk ke dalam organisasi.
Dan sekarang Fiona merasa menjadi korban organisasi, apalagi ini ekstra.

Naufal menarik Fiona kedalam pelukannya.
Tangis Fiona pun pecah.

"Aku merasa apa yang aku perjuangkan selama ini sia-sia, Fal. Aku marah, tapi bingung marah pada siapa" ucap Fiona.

Naufal diam.
Bukan ia tidak tau apa yang harus dilakukan, tapi Naufal memberi waktu untuk Fiona mengeluarkan kesedihannya.
Karena selama ini, Fiona yang Naufal kenal adalah perempuan tangguh, tidak bergantung pada siapapun bahkan kepadanya.

Fiona melepaskan pelukannya, mengusap pipinya yang dipenuhi air mata.
Naufal pun mengusap air mata Fiona.

"Sudah lebih baik?" tanya Naufal.

Fiona mengangguk.

"Sudah bisa bermain logika?"

Fiona terkekeh, kemudian mengangguk.

"Oke gini, Fi. Aku dan kamu sama-sama berada di organisasi ekstra yang sama, right?"

Lagi, Fiona mengangguk.

"Disini aku tidak akan membela organisasi yang kita ikuti, aku akan membelamu. Kau tau kenapa?"

Fiona menggeleng bingung.
Pasalnya, Naufal adalah salah satu orang penting di organisasi ekstra kampusnya.

"Aku mengikuti ceritamu, Fi. Dan untuk ini, aku sarankan ikuti kata hatimu. Selama ini kamu memenuhi tanggungjawab dan tugasmu atas dasar tidak enakan terhadap Sheila. Kamu kesana kemari membentuk anggota agar bisa menguasai public speaking, kamu mengembangkan organisasi dengan cara mencari anggota baru setiap ada mahasiswa baru. Kamu sudah hebat dalam memimpin, Fi" ucap Naufal.

"Katamu aku sudah hebat, tapi kenapa yang Arlo kenalkan sebagai ketua itu orang lain?" tanya Fiona lirih.

"Kamu harus klarifikasi dengan Arlo, Fi. Hasilnya kamu bertahan atau tidak, itu belakangan. Yang terpenting kamu berbincang dengan Arlo, mungkin Arlo berfikir buruk tentangmu"

"Kalau aku tidak mau melanjutkan bagaimana?"

"Maksudmu?"

"Aku mau keluar dari organisasi itu, Fal"

Fiona menceritakan bagaimana selama ini ia menahan sakit hati, bagaimana ia memaksakan dirinya ketika sakit, bagaimana ia tetap memikirkan anggotanya ketika ia tertimpa masalah, bagaimana ia memikirkan tujuan organisasi ditengah tanggungjawabnya sebagai mahasiswa.

Tapi lihatlah sekarang?
Apa yang ada di fikiran Arlo sehingga laki-laki itu memperkenalkan orang lain sebagai partner ketuanya? Apa kerja Fiona selama ini tidak pernah terlihat oleh Arlo?

BADFRIEND'S [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang