25

18 8 3
                                    

Beberapa hari kemudian tidak ada yang menghubungi Fiona untuk sekedar bertanya ada apa dengan Fiona, tapi tidak masalah bagi Fiona, yang penting Fiona tetap menjalankan tugas, walaupun sedang sakit. Hanya saja, Fiona meminta bantuan pada Thalia untuk mengontrol lapangan, kalau ada kendala barulah Thalia menghubungi Fiona.

Kerjasama dalam organisasi itu dibutuhkan bukan?

Bahkan grup Suheri pun sepi, Fiona seperti didiamkan oleh Pramesti dan Sifa.
Ada apa? Kenapa setelah ada obrolan Fiona mengikuti diklat pada hari sabtu mereka seperti menjarak?
Namun Fiona masih berfikir positif. Mungkin saja Pramesti sedang sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk diklat. Pun dengan Sifa, belajar bahasa asing sangat memakan waktu dan tidak bisa main-main.

***

23 September 2022

Diklat dilaksanakan.
Panitia dan mahasiswa baru pun berangkat ke tempat perkemahan yang terletak di salah satu Bumi Perkemahan atau Buper di kota Angin.

Walaupun sedang ada jadwal mata kuliah, Fiona selalu menghubungi Thalia, bagaimana mahasiswa baru dan anggota pengurusnya, apakah sudah stay atau belum. Juga selalu bertanya untuk keberangkatannya.

Tingg..

Notifikasi ponsel Fiona berbunyi, ada pesan dari Thalia. Perempuan itu mengirim foto menggunakan helm dan kacamata hitam, tanda siap untuk berangkat.
Tugas Fiona selesai untuk pengawalan mahasiswa baru, selanjutnya tugas panitia disana untuk mendidik mereka.

Malam harinya, Sifa mengirim pesan via Whatsapp pada Fiona.
Dia bertanya untuk besok bertemu pukul berapa.

Fiona ingin menemani Sifa untuk berbicara dengan kepala Tata Usaha atau TU Fakultasnya, dan Sifa hanya bisa hari jum'at dan sabtu, sedangkan Fiona ada mata kuliah, tapi itu bisa Fiona siasati.

Sifa.

"Besok jam berapa, Mbak?"

"Bebas, Sif"

"Tapi gue ada 2 mata kuliah, pagi dosennya ngga masuk"

"Kepala TU nya belum bales, Mbak"

"Mixue yuk"

"Yasudah langsung datang ke kampus aja, Sif"

"Huaaa gue lagi bokek sumpah"

"Yasudah piknik saja"

Kemudian Sifa meneruskan pesan dari kepala TU, bahwa beliau besok tidak ke kampus karena ada acara keluarga.

Keesokan harinya, Fiona mengirim pesan bahwa jadwal mata kuliahnya diubah di pagi hari namun tetap ada dua mata kuliah.

Sifa.

"Piknik?"

"Gue mau kerja kelompok dulu, Sif"

"Oh yasudah, Mbak. Makasih yap"

"Hari senin lo masih masuk di Kanade ngga sih?"

Pesan Fiona pun tidak dibalas.

Beberapa menit kemudian Fiona sudah sampai di kampus dan langsung masuk ke kelas karena dosen sudah ada.
Fiona melihat dari jendela kelas ketika mobil Karimun melintas dan parkir tepat di depan kelasnya.

Itu mobil kepala TU.
Ia bergegas membuka ponselnya dan menghubingi Sifa.

Sifa.

"Sif, kepala TU ada tuh"

"Ngga tau, Mbak. Bapak bilangnya ngga ke kampus, beliau ada acara keluarga"

"Barangkali si Bapak mau lo berusaha buat datang ke kampus dulu"

"Barangkali si Bapaknya udah ngga mau ketemu"

"Gila, ngga lah"

"Orang iya hmm"

"Mobil Bapak masih ada nih"

Sifa meneruskan kembali pesan dari Kepala TU yang meginformasikan bahwa beliau hari sabtu tidak ke kampus.

Sifa.

"Ngga jadi kali keperluannya"

"Lo senin masih masuk Kanade ngga?"

"Ngga tau, Mbak"

"Kalau emang lo berniat mau melanjutkan kuliah lagi, harus cepat diurus. Ke kampus dulu ngobrol sama kepala TU"

"Jangan nanti-nanti aja, mumpung belum UTS"

"Ya gimana mau ke kampus, Mbak. Pihak kampusnya aja nolak wkwk"

"Itu ngga nolak, Sifa. Barangkali si Bapak awalnya emang ada keperluan keluarga terus ngga jadi dan lupa ngabarin lo"

"Masih pada pusing karena habis sidang kemarin, tadi aja banyak kaka tingkat yang bawa map revisi"

"Kalau iya, senin datang aja langsung. Hari senin pasti ada dikampus semua"

"Iya, Mbak"

"Ayo gue antar hari senin. Tapi jam 10 gue mau kunjungan penelitian skripsi"

"Lo bisa dari pagi, gue temenin"

"Iya, Mbak. Nanti dikabarin"

Fiona tidak membalas pesan Sifa, karena ia harus memperhatikan dosen yang masih mengajar.

Sejujurnya ia agak kesal dengan jawaban Sifa. Kampus mana yang menolak urusan mahasiswanya? Kecuali ada kasus yang mejelekkan nama almamater.

Namanya mahasiswa, harus dari pihak mahasiswa yang lebih dulu menghubungi pihak kampus untuk membicarakan keperluan apa, kebutuhan apa dan meminta apa, agar pihak kampus tau masalah mahasiswa.

Perihal masalah Fiona menolak ajakan Sifa piknik di kantin kampus, karena Sifa ada tugas kelompok yang harus diselesaikan segera.
Dan perihal Fiona tidak bisa menemani Sifa full day untuk bertemu dengan pihak Fakultas, itu karena Fiona harus segera mencari tempat penelitian skripsinya, memang masih lama, namun dosen pembimbingnya mengharuskan Fiona untuk mencari dahulu tempat penelitian, pun dengan teman-temannya.

Dosen pembimbingnya benar, ini agar mahasiswa tidak keteteran, setidaknya mahasiswa sudah mengantongi tempat penelitian dan judul skripsinya.

Sebelumnya memang Sifa sudah memberitahu bahwa ia ingin kembali belajar di kampusnya, namun Sifa belum menjelaskan detailnya kenapa, karena mereka belum sempat bertemu secara langsung.

Pun ketika Sifa memutuskan untuk keluar dari universitas, dia tidak pamit kepada kampus sehingga tunggakan biayanya terus berjalan dan masih dianggap mahasiswa aktif.
Fiona sudah berbicara pada kepala TU sebelumnya tanpa Sifa, dan kepala TU menyarankan untuk konfirmasi kepada pihak kampus, apakah dia berhenti atau hanya cuti.
Fiona peduli pada Sifa, ia tidak mau kalau tunggakan semester Sifa melonjak padahal Sifanya sendiri sudah keluar dari kampus.

Fiona tidak bisa memaksa Sifa dan mendorongnya terlalu keras, karena Sifa sangat perasa dan emosinya cepat meningkat. Oleh karena itu, Fiona memperlakukan Sifa layaknya adik sendiri, harus perlahan dan sering dinasihati.
Diluar daripada itu, Fiona tidak mau terlalu dalam ikut campur urusan Sifa walaupun mereka sangat dekat.

BADFRIEND'S [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang