29

21 2 0
                                    

Drrtt... Drrtt...

Fiona melirik ponsel, ternyata panggilan telfon dari Naufal via Whastapp.

Fiona langsung mengangkat telfon dari Naufal. Panggilan favoritnya.

"Hallo"

"Sayang, ai kamu teh mau jadi seleb dadakan deui?"
(Sayang, kamu mau jadi seleb dadakan lagi?)

Fiona memutar bola matanya malas. Pasti kata-kata itu yang akan dilontarkan oleh Naufal tatkala ia menyindir seseorang.

But, Fiona tidak akan menyindir kalau hanya masalah sepele, toh ia tidak sering. Tapi kali ini, Fiona tidak terus menerus menyindir telak Pramesti dan Sifa, ia melakukannya dengan santai.

"Kamu dirumah?"

Fiona menggumam.

"Lagi pengen apa?" tanya Naufal.

"Apa nih maksudnya hm?"

"Ngga ada maksud, hanya bertanya"

"Ice cream"

"Baiklah, tunggu. Aku on the way" ucap Naufal kemudian memutuskan panggilan telfonnya.

Fiona merebahkan kembali tubuhnya diatas kasur. Biarlah, perjalanan dari rumah Naufal memakan waktu 30 menit.

Fiona bersantai dahulu sembari membuka sosial media instagramnya. Dan muncul story Sifa dari seccond account instagram Sifa. Fiona langsung membukanya.

Fiona terkekeh.
Ternyata Sifa membagikan video tiktok dengan tulisan menyindir.

Apa katanya? Fiona salah namun tetap mau membenarkan diri?
Sifa tau apa tentang masalah ini? Bahkan Fiona sendiri belum menceritakan mengapa ia keluar.

Bagaimana pertemanan mau sehat? Kalau ada masalah saja pergi.

Fiona abaikan story itu.

***

Naufal datang dengan senyuman khasnya. Tidak lupa ia membawa ice cream yang diminta Fiona. Bagi Fiona itu adalah sogokan, tapi bagi Naufal itu adalah obat.

"Sudah bisa menerima pendapat?" tanya Naufal.

Fiona memicingkan matanya, "Kamu tidak mau membiarkanku berduaan dengan ice cream?"

Naufal terkekeh dan mengangkat kedua tangannya, mempersilahkan Fiona untuk melahap ice cream tersebut tanpa ampun.

Setelah selesai dengan urusan ice cream, Fiona menceritakan bagaimana urusannya dengan Arlo, dan juga Pramesti serta Sifa.
Ia tidak ambil pusing dengan Thalia, karena disini perempuan itu tidak salah apapun, dia hanya menjalankan tugasnya bekerja sama dengan Fiona.

"Kamu tidak ada niat untuk bertemu dengan mereka?" tanya Naufal.

Fiona mengangguk. Tentu saja Fiona mau jika memang mereka mengajak, siapa yang tidak mau masalahnya selesai?

Bagaimana Fiona bisa mengajak Pramesti dan Sifa, kalau mereka berdua saja menutup akses. Bahkan Pramesti menghapus nomor Fiona. Ah, Fiona tidak benar-benar tahu apakah Pramesti menghapus nomornya atau memblok dirinya. Yang jelas story Pramesti tidak pernah muncul lagi. Juga Sifa, perempuan itu menghilang setelah Fiona menyindir telak mereka.

Kena mental? Maybe.
Karena saat Fiona turun tangan untuk membela Sifa dari sindiran Ishana, Sifa berkata bahwa kalimat sindiran Fiona sangatlah menusuk, tepat sasaran.

Kalaupun Arlo mengajaknya untuk deeptalk dan menyelesaikan ini semua, Fiona bersedia. Tapi hanya berdua, tidak berbincang di sekretariat.

Tentu saja Fiona akan di cecar dan dipojokkan kalau mereka berbincang di sekretariat.

"Listen to me, Fiona. Seperti yang aku katakan sebelumnya, kamu sudah hebat dalam memimpin. Dan kamu pun sudah melakukan yang terbaik dalam berteman dengan siapapun, terutama dengan Pramesti dan Sifa. Tapi, Fi, ketika mereka memutuskan untuk pergi dan mengakhiri pertemanan denganmu, bukan kamu yang kehilangan mereka, tapi mereka yang kehilangan kamu" jelas Naufal.

Selama ini Fiona kurang apa dalam berteman? Ia selalu berusaha mengutamakan teman yang membutuhkannya ditengah kegiatan Fiona yang cukup padat. Karena ia tau rasanya ketika membutuhkan seseorang tapi tidak ada yang membantu.

"Sampai kapan kamu mau menyindir mereka, Fi?"

Fiona menyindir hanya sampai Pramesti dan Sifa berfikir, tapi mereka berdua tidak ada niat untuk menyelesaikan.

Yang Fiona lakukan saat ini sama dengan yang ia lakukan untuk bestrie. Itu semata karena pesan dari Fiona tidak dibalas, apalagi dengan Sifa. Fiona benar-benar geram dengan tingkah Sifa, mau dimengerti tetapi tidak mau mengerti.

"Sudah cukup, Fal. Karena dari mereka berdua pun tidak ada niat untuk menyelesaikan. Aku sebenarnya benci saat seperti ini, Fal. Aku benci ketika aku sendiri yang berusaha untuk memperbaiki, seakan aku yang mengemis pada mereka"

Fiona tidak masalah ketika ia meminta maaf terlebih dahulu ketika ia salah, lagipula Fiona selalu mengingatkan pada siapapun ia berteman bahwa jangan sungkan untuk menegur dirinya ketika ia salah.

Saat dahulu Fiona dan Sifa ada kesalahpahaman, Pramesti berusaha menyatukan kembali dan meluruskan kesalahpahaman tanpa memihak pada siapapun. Tapi sekarang? Ketika Pramesti salah paham dengan Fiona, kemana Sifa? Apa perempuan itu berusaha untuk memberi pengertian pada Pramesti?
Fiona rasa tidak, karena pada kenyataannya Sifa malah ikut Pramesti untuk menyalahkan dirinya.

Terbukti pada hari jadi kota kecil mereka saat ini. Ada perayaan yang digelar oleh Bupati, termasuk pameran pembangunan.
Pramesti dan Sifa mengunjungi pameran tersebut tanpa Fiona, mereka mengunjungi pameran bersama senior organisasi ekstranya.
Dan siang hari sebelumnya, mereka berdua mengunjungi gerai ice cream, terbukti karena mereka mengunggah di story instagram mereka masing-masing.

Sebuah kejutan yang mengesankan bagi Fiona.
Fiona mau berfikir positif dan ia selalu intropeksi diri. Tapi sikap Pramesti dan Sifa menunjukkan bahwa mereka bisa tanpa Fiona, bahkan sudah enggan meluruskan masalah yang dimana Pramesti menyudutkan Fiona lepas dari tanggungjawab, padahal Pramesti belum mendengar alasan Fiona.

Lalu untuk apa arti kedekatan mereka selama ini?

BADFRIEND'S [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang