20

41 24 58
                                    

18.25

Mereka keluar dari bioskop dengan Pramesti yang mengusap air mata. Ini karena film tersebut relate dengan kehidupan sang Ayah Pramesti.

Mereka berjalan ke area parkir.
Fiona dan Naufal langsung menuju motor, sementara Pramesti dan Sifa malah berjalan ke ujung parkiran dan melewati motor mereka.

"Sebentar ya" ucap Fiona pada Naufal dan menghampiri mereka berdua, pasalnya mereka berdua hanya diam memandangi jalanan yang didepannya nampak kedai mie yang sangat terkenal di Indonesia.

"Kenapa?" tanya Fiona.

"Ngga apa-apa, Mbak" ucap Sifa.

Mereka diam beberapa menit, tidak ada suara dan memandangi jalanan serta kedai mie itu.

"Kalau tidak jadi makan mie, kalian tidak apa?" tanya Pramesti.

"Iya ngga apa-apa, Mes" jawab Fiona.

Sebenarnya Fiona sangat khawatir dengan perut Pramesti, karena ketika menuju bioskop mereka sempat makan di warung nasi padang, namun Pramesti tidak makan.

"Bingung, tapi gue mau makan mie" ucap Pramesti.

"Apa yang lo bingungin?"

"Mamanya, Mbak. Kan ini udah magrib, kalau makan mie takutnya pulang malem banget, apalagi mie itu ramai, pasti ngantri jelas Sifa.

"Kalau lo bingung, mending lo telfon Mama lo, Mes. Kalaupun tidak boleh yasudah tidak apa, bisa kapan-kapan kita kesini lagi. Daripada lo diambang kebingungan" saran Fiona.

Dengan segala kebimbangan Pramesti, akhirnya dia menelfon sang Mama, dan diizinkan. Mereka pun langsung menuju kedai tersebut.

"Sifa, kalau magribnya ngga keburu, di qodho sama isya aja" ucap Fiona ketika mereka sedang berhenti didepan kedai menunggu antrian parkir.

"Ngga ah, Mbak. Gue mau langsung" ucap Sifa.

Mereka mendapat parkir di belakang.

"Mes, lo lagi dapet kan? Lo yang antri dulu ngga apa-apa?" tanya Fiona.

"Sendiri gue?"

Fiona mengangguk, "Gue sama Sifa sholat dulu bentaran. Naufal juga"

"Yasudah, tapi kalau sudah langsung nyamperin gue ya"

"Aman"

Sifa, Fiona dan Naufal pun menuju mushola yang disediakan kedai tersebut untuk melaksanakan sholat magrib yang sebenarnya sudah ada dipenghujung waktu.

Mushola sepi, karena ya memang sudah mau lewat waktu magrib.
Fiona bergegas mengambil air wudhu dan sholat.

Ketika selesai, Fiona melihat Sifa masih sholat, namun Fiona bergegas menghampiri Pramesti karena takut antriannya cepat dan Pramesti belum memegang pesanan mereka.

Benar saja, Pramesti sudah mendekati pintu.

"Udah? Sifa mana?" tanya Pramesti.

"Masih di mushola. Gue cepet-cepet ke lo, takut antriannya cepet, mana lo belum megang pesanan kita"

"Iya ini tumben cepet. Oh iya, Naufal mana?"

"Noh diparkiran depan, lagi sebat" ucap Fiona yang melihat Naufal sedang duduk disembarang motor sembari merokok.

Tidak lama kemudian, Sifa datang dengan diam seribu bahasa. Fiona dan Pramesti berusaha untuk mengajak Sifa mengobrol, tapi respon Sifa hanya mengangguk dan menggeleng, mengeluarkan suara pun singkat.

"Lo bt kena cowo lo?" tanya Fiona yang langsung di senggol tipis oleh Pramesti.

"Ayo anter gue kebelakang, kebelet" ucap Pramesti.

BADFRIEND'S [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang