Pukul 20.47
Fiona sedang merebahkan badannya sembari mendengarkan lagu, ia sangat boring karena Naufal sedang ada acara diluar.
Hingga notifikasi ponselnya berbunyi, menunjukkan ada pesan masuk dari Whatsappnya.Fiona meraih ponselnya dengan bersemangat, siapa tau itu notif dari Naufal.
Ternyata bukan, itu dari Sifa. Perempuan itu mengirim pesan pribadi, bukan di grup.Sifa.
"Mbak Fi, temenin Mbak Mes ya, kasihan ngga ada temannya, Mbak Mes juga sama lagi pusing skripsian, ngga ada partner buat berjuang bersama. Diklat ini terakhir buat Mbak, penting kan, apalagi Mbak masih menjabat sebagai ketua anggota perempuan, kecuali Mbak sudah lengser baru ngga apa lepas tangan juga. Ini buat nama baik Mbak aja, takutnya dikira lepas tanggungjawab ngga ikut pengkaderan ngga ikut organisasi ekstra lagi. Emang sekarang belum dapet feedbacknya Mbak mengikuti organisasi ekstra, tapi sebulan atau setahun berikutnya baru terasa. Baik sama orang ngga harus di bales baik hari ini juga, tapi akan ada orang baik dibelakang orang baik juga, Mbak. Setelah pengkaderan dan diklat organisasi ekstra Mbak mau lepas silahkan, tapi temenin Mbak Mes. Gue ngga mihak sana sini, itu terserah lo, Mbak. Tapi kan disini Mbak Fi masih punya tanggungjawab, kalau di diri Mbak Fi udah cape yasudah, tapi kan takutnya Mbak Fi nih di cecar sama Kak Arlo atau yang lainnya. Gue hanya bisa kasih saran itu aja ke Mbak Fi, barangkali Mbak bisa mikir dulu. Gue ngga mau ada beda pendapat dan masalah kemarin terulang lagi. Maksud gue ngomong begini ayo sama-sama saling melengkapi, saling backup ya Mbak 🤍🤍"
"Oke Sifa, nanti gue liat siapa dosen pengajarnya"
"Thank's"
Apa katanya? Baik sama orang tidak harus dibalas kebaikan hari ini juga? Apa maksudnya?
Dia fikir Fiona selama ini tidak baik? Bahkan Fiona berusaha memperlakukan semua orang baik dan menomor duakan dirinya sendiri.
But....
Yasudahlah.Fiona langsung membalas singkat, namun bukan berarti ia mengabaikan saran dari Sifa. Hanya saja ia tidak mau mengeluarkan pendapatnya, takut kalau semakin ia mengeluarkan pendapatnya maka akan mendatangkan kesalahpahaman di fikiran Sifa.
Fiona terima saran dan kritikan dari semua orang, baik itu yang membangun maupun yang menjatuhkan. Apalagi saran dari Sifa.
Namun tetap, Fiona akan menyusul diklat di hari sabtu, toh ia akan menginap dan pulang bersama dengan anggota yang lain di hari minggu.Ia sudah tidak bisa main-main di semester 7 kali ini, apalagi ketua program studi fakultasnya sudah membagi dosen pembimbing proposal skripsi bahkan ketika mahasiswa belum selesai melakukan KKN.
Fiona termasuk orang yang sedikit ambis dalam tugas, tapi ambis Fiona ini membangun dan pasti ia tidak akan berjalan sendiri, ia akan merangkul teman yang mau berjuang bersamanya hingga topi toga mereka kenakan.
Jujur Fiona sudah lelah dengan berbagai organisasi, ia cukup kenyang dengan organisasi saat di awal semester. Dan seharusnya, ketika sudah semester atas, sudah tidak menjabat apa-apa dan fokus pada mata kuliah akhir dan skripsi.
Ini sudah bulan September, dan sebenarnya saat bulan Juli lalu, surat keputusan atau SK kepemimpinan Arlo dan Fiona sudah habis. Namun dari cabang belum juga lengser, Fiona tidak bisa berbuat apa-apa karena patokannya adalah cabang, otomatis diklat tahun ini masih di pegang oleh Arlo dan Fiona. Fiona hanya takut kalau ini akan menjadi 2 periode dan Fiona tidak ingin hal itu terjadi karena pasti akan menghambat tugas mata kuliah akhir dan penyusunan proposal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADFRIEND'S [END]
Non-FictionFiona sangat bahagia dengan pertemanan barunya, walaupun beda semester tapi tidak menghalangi ketulusan mereka berteman bahkan mereka tidak jarang untuk menyepatkan bertemu. Tapi siapa sangka kedepannya akan berbeda? Apakah pertemanan kali ini berbe...