3

1.4K 163 2
                                    

Lonceng pun berbunyi dan semua siswa-siswi langsung pergi menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Begitu pula dengan sungchan yang langsung pergi menuju kantin, melihat hal itu taro langsung mengejarnya karena dia kan orang baru jadi, dia gak mau tersesat disekolah ini nantinya. Taro semakin mempercepat langkahnya dan berhenti dihadapan sungchan. Sungchan yang melihat taro dengan wajah datarnya sangat berbanding terbalik dengan sungchan yang dia kenal dulu, sungchan sih cengeng.

"Sungchan. Aku ikut ya." Ucap taro. Tapi, sungchan hanya menatapnya datar.

"Sungchan, kau ingin aku tersesat disini?" Ucap taro dengan manisnya.

"Baiklah, cepat." Datar sungchan lalu berjalan lebih dulu dan taro dengan senang hati mengikutinya. Karena sangat enak menggoda seorang Jung Sungchan yang saat ini.

Baru beberapa langkah, sungchan kembali berhenti dan menatap wanita yang sangat tergila-gila padanya itu dengan tatapan datar. Bahkan taro langsung menyembulkan kepalanya dari balik badan bongsor sungchan dan menatap dengan tatapan polos.

"Kau?" Tunjuk Wooyoung orang yang membuat sungchan berhenti lalu menarik taro kedepan.

"Ada apa?" Bingung taro.

"Jangan mengganggu sungchan. Kau kan bisa pergi dengan yang lain. Sungchan itu milikku." Kesal Wooyoung.

"Sungchan? Benarkah itu?" Ucap taro menatap sungchan dibelakangnya. Dan sungchan hanya menatapnya datar lalu pergi begitu saja.

"Dia hanya diam saja. Berarti tidak, jadi jangan melarang ku. Bye." Ucap taro lalu melepaskan tangan Wooyoung dan mengejar sungchan.
















At. Kantin.

Sungchan mendekat pada meja yang biasa dia dan yang lainnya tempati dia bisa melihat dejun bersama dengan Dery disana lalu berhenti membuat taro yang tidak tau kalau sungchan berhenti mendadak membuatnya menabrak punggung sungchan.

"Akh! Kau harusnya bilang kalau mau berhenti Jung sungchan!" Kesal taro sembari mengelus keningnya.

"Pantas saja taro ada disini. Karena dejun ge ada disini, berarti renjun ge juga sama." Batin sungchan.

"Hai Haechan ge, Yangyang ge, jeno ge, semuanya." Ucap taro tersenyum.

"Kau semakin menggemaskan." Ucap Haechan dan Yangyang bersamaan.

"Taro  sangat menggemaskan." Ucap winter tersenyum.

"Makasih winter, kau semakin cantik saja." Ucap taro tersenyum lalu melihat sekelilingnya.

"Ada apa taro?" Ucap Samuel menatap adik sepupunya itu.

"Dimana renjun ge?"

"Itu dia." Ucap Yangyang melihat kedatangan jaemren yang ntah dari mana.

"Hai sungchan." Ucap renjun menepuk bahu sungchan, tapi sungchan hanya diam saja dengan wajah datarnya.

"Dia terlalu dekat dengan jaemin, makanya sifat tunanganmu menurun padanya." Ucqp mark.

"Mark Hyung." Ucap renjun lalu memeluk Mark karena dia adalah Hyung yang baik selama renjun mengenalnya.

"Merindukanku ternyata adik kecil." Ucap Mark membalas pelukan renjun. Sedangkan jaemin hanya berwajah datar lalu dudjk disalah satu tempat kosong.

"Sudahi pelukan kalian. Aku lapar." Ucap Haechan. Renjun lantas melepaskan pelukannya pada Mark dan menatap Haechan karena dia jelas tau kalau Haechan masih menyukai Mark.

"Oke. Nana aku mau tteokbokki sama ramyeon." Ucap renjun pada jaemin.

"Mendengarnya sungchan? Pesankan. Ah, aku seperti biasa juga kopi dan susu stroberi dua untuk tunanganku." Ucap jaemin membuat semua yang ada di kantin benar-benar sangat kaget ternyata pangeran sekolah mereka telah bertunangan dan jaemin hanya ramah padanya.

"Hmm." Lalu sungchan pun pergi untuk memesan, taro bahkan langsung mengikuti sungchan karena dia juga harus memesan. Selang kepergian dua orang itu, jaemin kembali memeluk pinggang renjun, jujur dia sangat merindukan tunangannya itu. Bahkan dia menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher renjun. Renjun hanya mengelus kepala jaemin sebentar.

"Kenapa kalian tidak mengabari kalau datang hari ini?" Ucap jeno yang sedari tadi diam.

"Biasalah dejun ge ingin menghukum Dery ge." Ucap renjun.

"Ya! Kau melimpahkan semuanya pada Gege lilfox? Padahal kau juga sama kan?!" Kesal dejun.

"Aku sudah menghukum Nana. Kami sudah baikkan." Ucap renjun datar sedangkan yang lainnya hanya memaklumi sifat renjun yang satu itu.

"Karena kita sudah bertemu seperti ini, ayo bermain bersama renjun. Kita bisa berbelanja dan bersenang-senang seperti dulu lagi." Ucap Haechan dan Yangyang antusias.

"Oke, kapanpun aku akan ikut." Ucap renjun tersenyum. Untung saja semuanya sudah biasa menanggapi senyuman renjun yang memang sangat manis itu.

"Oke." Ucap keduanya lalu sungtaropun datang dan meletakkan makanan milik renjun dan jaemin dihadapan keduanya.

"Awas Na, aku mau makan." Ucap renjun menjauhkan jaemin dan memakan makanannya dengan lahap. Jaemin hanya menatap renjun juga leher tunangannya itu karena dia telah membuat kissmark disana dan itu juga sudah hal biasa. Tapi, jangan mengira jaemin telah merusak renjun karena dia tidak akan melakukan hal itu sebelum keduanya menikah. Itulah konsep seorang Na Jaemin.

"Makan makanan mu Na Jaemin, adikku tidak akan menghilang jika kau tidak menatapnya." Ucap Samuel datar dan jaemin hanya mengangguk lalu memakan makanannya sesekali melihat tunangannya dan terkadang menghapus makanan yang tertinggal di sudut bibirnya karena renjun adalah bayi baginya. Semua yang melihat kebucinan dari seorang Na Jaemin yang tidak bisa disentuh hanya menggelengkan kepala saja. Karena orang yang bisa menjinakkannya hanya renjun seorang. Bersyukurlah karena renjun kuat dengan pria Na itu, jika tidak mungkin akan banyak korban berjatuhan karena sih na itu.


































###

Black Love (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang