4

425 111 1
                                    

Lonceng pulang sekolah berbunyi dan semua murid segera melangkahkan kakinya keluar dari sekolah itu, ada yang langsung pulang, ada yang pergi kumpul dengan teman-temannya.

Begitu pula dengan jaemin dan semuanya. Juga ketiga anak baru yang membuat semua murid iri karena mereka adalah orang yang tidak akan bisa disentuh, tapi itu tidak berlaku untuk tiga orang, Kim Wooyoung, Jeon heejin, dan Park siyeon yang menghalangi jalan mereka. Bahkan ketiganya telah bergelayut manja pada lengan pria yang mereka sukai tidak memandang status renjun yang parahnya adalah tunangan Na Jaemin.

"Hoshi?" Ucap Samuel menatap adiknya yang hanya membiarkannya saja.

"Ayo kita pulang oniichan. Aku ingin bermain dengan lion." Ucap renjun datar lalu berjalan begitu saja tanpa perduli dengan jaemin yang saat ini menahan amarahnya.

"Kau urus dia Na Jaemin." Ucap Samuel lalu diapun langsung keluar dari loby sekolah itu.

"Jaeminie, ayo kita pergi kencan. Kau ingin kita kemana?" Ucap heejin dengan nada manjanya. Membuat jaemin benar-benar geram pada wanita itu lalu diapun melepaskan tangan heejin secara kasar.

"Jaeminie jangan begini, kau ini kenapa sih? Masa cuma karena pria jelek itu kau melakukan ini padaku?" Ucap heejin.

"Apa kau bilang?! Berani sekali kau mengata-ngatai adikku!" Kesal dejun.

"Kau! Kau itu siapa hah?!" Kesal taro sembari menarik kerah baju heejin.

"Aku tidak ada urusan denganmu." Ucap heejin melepaskan tangan taro lalu menatap jaemin.

"Jaemin lihat mereka jahat padaku." Adunya dengan sok menggemaskan.

Plak!

Semua murid terdiam melihat jaemin menampar heejin bahkan pipi wanita itu sudah memerah karena tamparan jaemin. Begitu pula temannya yang kaget dengan kelakuan jaemin yang bahkan tidak pernah menampar wanita ataupun melukai wanita saking bencinya.

"Berhenti menjadi jalang. Dan berhenti mengatai tunanganku. Mengerti?! Kau hanya sampah." Ucap jaemin datar lalu pergi begitu saja karena dalam pikurannya sekarang hanya mengejar renjun.

"Wah, pasti sangat sakit bukan?" Ledej Haechan.

"Sepertinya kau harus belajar dari jaemin, jeno. Kau harus menampar siyeon." Ucap Yangyang pada kembarannya itu.

"Kau ingin juga?" Datar jeno sembari menatap siyeon yang masih bergelayutan di lengannya. Siyeon lantas melepaskan lengan jeno dan mendekat pada heejin yang memegang pipinya.

"Dan kau? Apa kau ingin juga?" Ucap Haechan menatap Wooyoung yang masih bergelayutan pada sungchan. Wooyoung lantas melepaskan lengan sungchan dan mendekat pada kedua seniornya itu. Lalu mereka semua pergi begitu saja.





















At. Mansion Nakamoto.

Samuel dan renjun sampai lebih dulu, lalu masuk. Winwin yang merupakan ibu renjun dan kedua saudaranya langsung mendekat pada anak tengahnya itu.

"Loh injunie? Kenapa tidak pulang dengan Nana? Bukannya kau bertemu Nana?"

"Nana menyebalkan. Kami sedang marahan. Injunie mau bersih-bersih lalu bermain dengan lion dulu ma." Ucap renjun lalu diapun pergi menuju kamarnya. Winwin menatap keponakannya itu dan saat ingin bertanya wooseok yang merupakan ibu samuelpun kembali dari belanja bulanan.

"Ada apa ini? Loh muel, dimana sepupumu?" Ucap wooseok menatap anak sulungnya itu.

"Biasa ma, dejun pulang dengan tunangannya. Taro sepertinya pulang dengan teman lamanya sungchan."

"Dan renjun pulang dengan tunangannya juga?"

"Tidak, renjun sudah ada didalam kamarnya. Biasa dia marahan dengan jaemin."

"Aaaa." Kedua orang yang berstatus ibu itu hanya saling mengangguk.

"Kau jemput haru, Yoshi dan Asahi."

"Harus memangnya? Kan ada supir." Ucap Samuel malas kalau harus menjemput kedua adiknya yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas 7,8, dan 9 itu.

"Sudah jemput sana." Ucap wooseok dengan raut datarnya.

"Oke." Ucap samuel lalu diapun langsung pergi begitu saja.

"Memiliki tiga anak dominan dan satu anak submissive benar-benar sangat menyebalkan." Ucap wooseok kesal.

"Sabar wooseok, ayo biar aku bantu membawa belanjaannya."

"Tapi ge, nanti yuta Hyung marah lagi. Kan ada bibi."

"Tidak masalah. Ayo." Ucap winwin lalu keduanya langsung menuju dapur.







Renjun telah selesai bersih-bersih tapi tetap saja dia kesal pada jaemin, lalu diapun langsung turun dan pergi ke taman belakang mansionnya dimana lion dan hewan buas yang dia pelihara berada. Bersamaan dengan jaemin yang sampai lalu masuk begitu saja karena semua pekerja dirumah itu sudah mengenal jaemin. Jaemin langsung menuju taman belakang dan melihat renjun sedang bermain bahkan mengelus bulu lion yang badannya dua kali badan tunangannya itu. Lantas jaeminpun mendekat dan memeluk tunangannya dari belakang. Renjun tau pasti pelakunya adalah jaemin, tapi dia diam saja karena masih sangat kesal.

"Injunie, maafkan Nana ya. Lagian Nana sudah memberikannya pelajaran." Rengek jaemin.

"Tetap saja dia menyentuhmu. Sana jauh-jauh dariku. Aku tidak mau disentuh olehmu." Ucap renjun melepaskan pelukan jaemin tapi tidak bisa karena jaemin semakin mengeratkan pelukannya.

"Na Jaemin!" Kesal renjun.

"Tidak akan nyonya Na."

"Aku masih Nakamoto ya." Kesal renjun.

"Maafkan Nana injunie. Hmm? Injunie boleh deh menghukum Nana apapun. Tapi, jangan diamin Nana." Ucap jaemin merengek layaknya bayi.
Renjun lantas melepaskan tangan jaemin dan pergi dari taman belakang itu lalu duduk diruang tengah sembari menonton televisi. Jaemin tetap mengikutinya dan duduk disebelahnya. Saat akan memeluknya lagi renjun memberikan batas berupa bantalan sofa. Sehingga jaemin hanya diam saja. Dia bisa sih membuang bantalan sofa itu tapi dia tidak mau renjun semakin marah padanya.

"Injunie maafkan Nana ya?"

"Bibi song tolong ambilkan eskrim ya." Ucap renjun saat melihat bibi song. Renjun benar-benar tidak menganggap jaemin ada. Dan yang bisa dilakukan oleh jaemin hanya menghela nafasnya dan memikirkan cara membuat renjun memaafkannya saat ini.

























###

Black Love (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang