23. Sebatas Mimpi

27 4 2
                                    

Rasa rindu pada Kai selalu hadir di dalam hati Rai. Entah mengapa ia selalu memikirkan pemuda yang selalu mengatur hidupnya itu. Kata benci yang selama ini terucap ternyata berlainan dengan suara hatinya yang selalu ingin dekat dengan pemuda itu. Rai menjadi dilema besar. Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Rai saat itu. Apakah ini yang dinamakan dengan cinta? Bagaimana bisa rasa itu hadir di hatinya? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang menumpuk di pikirannya.

Badan Rai semakin hancur saja tiap harinya. Sebenarnya dia mulai merasa lelah akan hidupnya yang gelap ini. Ia ingin bisa hidup normal seperti dulu. Dia bisa bersenang-senang bersama teman-temannya, pergi kemanapun yang ia suka, bernyanyi dan menggapai mimpinya sebagai seorang penyanyi yang terkenal, melanjutkan pendidikannya, semua itu ingin sekali ia lakukan.

Di bawah lampu oranye yang menerangi jalanan, dia duduk menyenderkan punggungnya merenungi nasib buruknya. Menatap ke arah langit bebas yang dihiasi rembulan malam beserta bintang-bintang yang berkelip memancarkan cahayanya sendiri dengan beberapa kali wajahnya ditiup angin sepoi-sepoi yang menambah hawa dingin masuk menusuk tubuhnya yang kecil bahkan terlihat seperti tulang yang dibungkus kulit. Bau busuk yang dikeluarkan dari tong sampah besar yang berdiri tak jauh dari tempatnya, mengundang lalat hijau untuk datang dan menjadi teman bisunya kali ini.

Menyesal. Begitulah ungkapan isi di hati terkecilnya. Andai saja dia mau mendengarkan ucapan Kai sejak awal, pasti semua ini tidak akan menimpanya. Kenangan manis ketika bersama Kai pun terpampang di pikirannya saat ini. Betapa bahagianya Rai yang dulu, dan sengsaranya Rai yang sekarang. Setelah itu Rai pulang ke rumah sambil terus menghapus air mata penyesalannya. Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Rai saat itu. Apa aku bisa sembuh dari kecanduan ini? Apa masyarakat akan menerimaku lagi? Apakah impianku bisa dicapai lagi? Aku tidak yakin semua itu bisa terjadi!

Dimana ada kemauan, di situ pasti ada jalan. Mungkin itu lah kata penyemangat untuk Rai saat ini. Dia berjanji pada dirinya sendiri akan berhenti menjadi seorang pencandu dan akan fokus mengejar mimpi ayahnya dan juga mimpinya sendiri tentunya.

Memang tak semudah yang dibayangkan, tetapi dengan niat dan tekad yang kuat, semua bisa ia lewati. Terbukti setelah hampir 3 bulan, kini Rai sudah dinyatakan sembuh. Dia sudah terbebas dari obat-obatan terlarang. Tentu ia sangat bersyukur karna semua kerja keras, keyakinan, dan juga tekadnya membuahkan hasil yang baik.

Peran Kai sangat besar di dalam proses penyembuhan ini. Dia selalu menemani Rai dan juga memberinya semangat tiap waktunya. Dari saat itulah rasa cinta Rai pada Kai bertumbuh dengan baik. Bahkan dia tak sungkan untuk mengutarakan perasaannya pada Kai. Jawaban yang sama pun Kai ucapkan padanya, karna memang Kai sudah menyukainya sejak lama. Sekarang hubungan mereka bukan hanya sekedar menjadi sahabat, tapi sepasang kekasih. Bahkan saking cintanya, kedua sejoli itu mempunyai nama panggilan sayang yang unik. Bear untuk Kai, Cookie untuk Rai.

"Alhamdulillah ya, cookie, sekarang kamu udah bebas dari pengaruh barang itu. Aku harap kamu enggak terjebak di dalam lingkaran hitam itu lagi," kata Kai menatap wajah Rai dengan perasaan lega.

"Iyah bear, aku sangat bersyukur untuk itu. Makasih ya, cuma kamu orang satu-satunya di dunia ini yang tulus membantuku disetiap masalah yang aku hadapi. Kamu selalu menjadi teman terbaikku meskipun aku sudah banyak menyakiti perasaan kamu. Aku harap, kamu mau maafin aku ya, bear," kata Rai sembari menatap wajah Kai menyesal.

"Hem, itu sudah pasti cookie. Tidak usah dipikirkan lagi," jelas Kai seraya menaruh kedua tangannya di bahu Rai sambil tersenyum kecil. "Lagipula kita kan udah jadi pacar. Jadi udah tanggung jawab aku buat terus nemenin kamu,"

"Hem, iyah," respon Rai sembari menatap wajah Kai lalu tersenyum lebar. "Makasih ya, bear. Aku harap cinta kita akan abadi untuk selamanya," harap Rai terus menatap wajah Kai penuh perasaan.

Impian Dalam Mimpi (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang