6. Bikin Heboh

32 4 0
                                    

Setelah 8 hari tak menginjakkan kaki di SMA Tunas Jaya, kini akhirnya Rai bisa menimba ilmu lagi disana. Tentunya dengan semangat yang berbeda daripada sebelumnya. Gadis itu juga merasa ragu awalnya, tetapi ada Kai yang mampu meyakinkan dirinya untuk tetap sekolah dan belajar karna sebentar lagi gerbang kelulusan bagi mereka akan tiba. Tidak mungkin perjalanan selama dua tahun lebih ini akan menjadi sia-sia hanya karna sebuah alasan tak bisa melihat.

"Tenang aja, Rai. Gue pasti bantu lo kok," kata Kai pada Rai yang resah ketika mendengar kalau dirinya sudah berada di depan gedung sekolah yang membuatnya menjadi pandai dan terkenal.

"Apa gue enggak akan nyusahin lo, Kai?" jawab Rai yang tak tau harus mengarahkan pandangannya kemana. "Gue minta maaf ya, kalo selalu buat lo jadi susah,"

Sebuah pertanyaan yang selalu Kai dengar ketika dirinya membantu sang sahabat. Risih sekali rasanya. Menurut Kai, seorang sahabat tak perlu mengatakan terimakasih dan juga minta maaf. Karna semua itu menandakan kalau tidak ada ketulusan didalam hubungan itu. Lagipula kita kan harus menolong sesama. Iya bukan?

Kedatang Rai membuatnya jadi pusat perhatian di sekolah elit itu. Semua mata tertuju padanya dan membuat sebuah kerumunan yang lumayan ramai kala itu. Mereka sangat penasaran dengan keadaan Rai saat ini. Dengan ramah mereka menyapa dan menanyakan kabar pada gadis yang hanya bisa mendengar suara mereka saja. Rai pun menjawab keramahan mereka sembari bersyukur karna teman-temannya sangat perhatian padanya. Tak hanya itu, mereka juga mengucapkan belasungkawa atas kepergian sang ayah. Rai pun berterimakasih sekaligus terharu.

Tak ingin melihat sang sahabat berlama-lama berdiri dan meladeni satu persatu pertanyaan dari mereka, Kai pun meminta pada teman-temannya untuk memberi jalan agar Rai dan dirinya bisa masuk ke kelas. Dengan senang hati mereka pun membuka jalan untuk keduanya. Bahkan mereka menawarkan bantuan untuk membawakan tas Rai yang nampak berat di gendongannya, menuntunnya sampai ke kelas, dan tawaran-tawaran lain yang menurut Rai sangat berlebihan. Cukup ada Kai saja semuanya bisa terkendalikan.

Langkah keduanya pun berlanjut hingga akhirnya sampailah mereka di depan kelas yang menjadi unggulan  di SMA Tunas Jaya . Tentu saja kelas XII IPA 1. Semua muridnya terbilang pandai daripada kelas lainnya. Mereka juga sangat rajin dan kompetitif dalam pelajaran. Seperti pagi ini contohnya. Semua bangku yang ada di dalam kelas itu sudah terisi hampir seluruhnya padahal bel masuk masih sekitar 10 menit lagi. Suasana di kelas itu juga nampak sepi karna mereka sibuk dengan buku tebal yang ada diatas meja. Ulangan biologi adalah alasan mereka menjadi serajin ini di pagi hari yang masih mengantukkan bagi mereka yang tidur sampai larut malam.

"Eh, guys! Rai berangkat tuh!" Kata salah satu teman sekelas Rai yang sedang berdiri di pintu seperti satpam penjaga gerbang sekolah di halaman tadi.

Seketika suasana sepi itu menjadi gaduh. Hampir semua penghuni kelas itu bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rai yang masih berada diluar. Bahkan mereka berdesakan karna saking senangnya mengetahui sang teman kembali. Selain itu mereka juga ingin mengetahui kabar terbaru dari temannya itu. Benar-benar bak artis di SMA Tunas Jaya, Rai, hari ini.

Namun di balik kebahagiaan itu, ada segerombol anak yang tak suka dengan kembalinya Rai. Mereka itu Tina, Saira, Lena, dan juga Laras. Keempat anak itu merupakan musuh Rai sejak kelas X. Mereka iri akan Rai yang selalu mendapat perhatian dari teman-teman sekelasnya bahkan seluruh murid di SMA ini. Tak hanya itu, Rai juga selalu dianak emaskan oleh guru-guru kecuali bu Ageng. Prestasinya lah yang menjadi alasan utamanya.

"Rai, akhirnya lo berangkat juga. Gue udah kangen banget sama lo," kata Yumna teman sebangku Rai sembari memegang kedua bahu gadis itu dan menatap wajah Rai yang bingung siapa orang yang sedang berbicara padanya.

"Gue Yumna, Rai. Patner lo di kelas ini," lanjutnya seolah mengerti apa yang ada di pikiran Rai saat itu.

"Yumna. Gue juga kangen sama lo, Yum," jawab Rai sembari melempar senyum.

Impian Dalam Mimpi (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang