19. Pecandu

17 3 1
                                    

Seperti malam-malam sebelumnya, Rai dan Dhaisa pergi ketempat yang menurut mereka adalah tempat terindah di dunia ini. Dengan menunggang sebuah mobil avanza berwarna putih, mereka pun menuju tempat itu.

"Beb, pesanan aku malam ini ada enggak? Masa aku udah bayar mahal barangnya enggak dateng-dateng si!" kata Rai pada Dhaisa yang sedang mengemudikan mobil.

"Tenang aja, ayy. Mereka tadi kasih tau aku kalo barangnya udah ada. Nanti juga bakal dikasih kok," terang Dhaisa.

"Hem, tapi bener ya beb. Soalnya aku udah ngerasa lemes banget tanpa barang itu. Mau pergi nyanyi aja jadi males. Jadi aku batalin deh semuanya. Dah rugi banyak aku," lanjut Rai diiringi helaan nafas panjangnya.

"Iya, ayy. Percaya aja sama pacar ganteng kamu ini," respon Dhaisa.

"Ih, pede banget jadi orang. Tapi emang iya si kamu ganteng, baik, makanya aku cinta sama kamu," ungkap Rai menggoda.

"Hem, bisa aja pacar cantiknya aku ini. Untung enggak terbang Akunya," balas Dhaisa mencoba lebih mencairkan suasana.

"Hahak, bisa aja ngelawak ya, meskipun udah kuno banget kata-katanya," tawa Rai yang masih sempat mengomentari lawakan Dhaisa.

Dari jarak yang lumayan jauh dari mobil putih itu, diam-diam Kai membuntutinya. Dia sangat penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan malam ini.

Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka pun sampai. Seolah tak mau membuang waktu lama keduanya pun masuk ke dalam tempat yang untuk masuk ke dalamnya memerlukan prosedur yang cukup rumit, baru disusul oleh Kai yang baru pernah menginjakkan kakinya ketempat itu.

Suara lagu yang dimainkan Dj sudah menggema di kuping Kai yang sensitif jika ada suara-suara keras seperti itu. Namun rupanya Rai dan Dhaisa tidak berada di ruangan itu. Mereka terlihat berjalan menuju satu kamar yang berada di lantai dua bangunan itu. Alis Kai menukik tajam ketika melihat seorang pria 30 tahunan memberikan sebuah bungkusan kotak berukuran sedang persis seperti kemasan susu pada Rai sambil tersenyum, dan Rai pun terlihat sangat bahagia ketika mendapat bungkusan yang tak tau apa isi di dalamnya.

"Sorry ya udah nunggu lama buat ini. Soalnya ini kan ilegal, jadi kudu hati-hati kitanya," kata Pras mencoba menjelaskan keadaan sekitarnya.

"Iya enggak apa. Yang penting sekarang kan udah ada. Jadi its oke lah," respon Rai ramah.

Pria itupun hanya mengangguk dan tersenyum.

Sudah dapat dipastikan itu bukanlah susu murni, tetapi ganja sintesis yang sedang marak di peredarkan tahun 2015 ini. Sekedar informasi, bentuk narkoba jenis ini memang mirip seperti susu bubuk. Bahkan, ada pula ganja sintesis yang dikemas layaknya susu bubuk yang dijual di pasaran seperti yang Rai terima agar tidak ada petugas bea cukai yang mencurigainya. Tak hanya itu, ternyata Rai juga mengonsumsi narkoba jenis "Ekstasi". Tentu saja semua ia lakukan agar dia bisa merasa selalu senang dan berenergi ketika sedang beraksi di atas penggung pentas.

Apakah yang akan Kai lakukan setelah mengetahui ini semua? Akankah dia membawa Rai menuju jalan yang terang, atau dia hanya membiarkannya saja?
     
Seseorang yang sudah masuk kedalam lingkaran hitam akan sangat sulit untuk keluar dari sana. Terlebih lagi jika mereka sudah tersesat sangat dalam disana, itu jauh-jauh lebih sulit. Namun semua itu tidak menutup kemungkinan untuk mereka kembali sadar akan jalan yang benar bukan? Karna kata sulit itu berbeda dengan mustahil.

                               - - - - -

Semakin hari rasa ingin mengkonsumsi barang haram itu semakin besar saja. Rai pun tak bisa mengendalikan dirinya untuk berhenti memakai barang itu. Bahkan, dia bisa menggunakannya 3-4 kali dalam sehari. Sudah seperti jadwal makan saja. Dia paham betul jika efek obat itu hilang, maka dia akan susah tidur, tidak nafsu makan, merasa cemas, bahkan dia sering menggigil kedinginan karna itu. Semua uang yang dia punya kini ludes untuk membeli barang haram ini. Uang yang ia dapatkan tak sebanding dengan jumlah yang ia keluarkan untuk menuruti hasratnya.

Gadis ini mulai bingung dengan kondisi perekonomiannya saat ini. Entah mengapa job bernyanyinya semakin sepi saja tiap harinya. Harus mencari uang dari mana lagi dia kali ini. Apa harus dia menjual aset peninggalan terakhir Ayahnya untuk menyambung hidupnya selama beberapa waktu kedepan. Tidak. Itu tidak mungkin dilakukannya. Pasti ada cara lain untuk memecahkan masalahnya saat ini. Namun, disaat pikiran kita sedang terpengaruhi hal yang negatif, bukankah cara yang digunakannya juga akan negatif? Itulah yang dilakukan Rai juga.

"Ayolah beb, Aku sangat butuh uang sekarang. Aku bingung harus minta sama siapa lagi selain kamu. Bukannya kamu juga berjanji akan membantuku disaat aku kesusahan. Jadi plis, bantu aku kali ini," kata Rai memohon seperti pengemis di jalanan.

"Emangnya kamu butuh berapa?"

Rai terdiam sejenak sebelum akhirnya dia mengatakan nominal uang yang ia butuhkan pada Dhaisa. Lima juta. Nilai yang sangat besar tentunya bagi Dhaisa. Namun rasa cintanya pada Rai membuat dirinya mau memberikan uang sebesar itu pada Sang Pacar. Apa ini yang namanya cinta buta? Atau hanya obsesi saja? Atau jangan-jangan ini hanya jebakan belaka?

Rai begitu bahagia ketika pacar tercintanya mau membantunya. Tanpa ragu dia memeluk tubuh Dhaisa dengan sangat erat. Bahkan, dia juga memberikan satu kecupan manis di pipinya setelah itu. Dhaisa memang pria terbaik di dunia ini, menurutnya. Tak hanya itu, Dhaisa juga menganggap kalau Rai lah wanita terbaik di dunianya. Kecupan manis itupun dibalasnya tanpa ragu.

Setelah kecupan itu berhasil mendarat di bibir Rai, keduanya terdiam dan saling menatap dekat wajahnya masing-masing. Tangan Dhaisa terlihat bergerak mendekati wajah Rai lalu menyingkap dan menyelipkan rambut yang menghalangi wajahnya di telinga.  Senyum manis keduanya pun terpancar dengan indah.

"Aku belum pernah merasa senyaman dan sebahagia ini sebelumnya, Dhai. Setelah kamu hadir, kebahagiaan silih berdatangan dalam hidupku. Aku sanggup melakukan apapun untuk kamu. Tetaplah bersamaku sampai hari bahagia itu tiba," kata Rai menatap wajah Dhaisa penuh perasaan.

"Aku pasti akan selalu bersama kamu, Rai. Percayalah," janji Dhaisa sembari menggenggam kedua tangan Rai lalu menciumnya.

Rai pun mengangguk dan tersenyum bahagia ketika mendengar janjinya itu. Ia sangat berharap semua itu akan jadi kenyataan.



Menurut kalian, Kai bakal bantu Rai keluar dari lingkaran itu nggak?

Terus Dhaisa beneran cinta nggak si sama Rai?

Langsung vote dan share cerita ini ya, teman... komen Next juga biar lanjut ke part berikutnya🔥

Impian Dalam Mimpi (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang