Part 06 🍒

65 3 0
                                    





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tiga hari setelah keberangkatan Arya dan Hanum, Victor juga memboyong Adel menuju Korea Selatan untuk melakukan perjalanan bisnis.

Meski awalnya wanita itu menolak dengan alasan malas karena dia baru saja melakukan perjalanan ke luar daerah, namun pada akhirnya lelaki itu tetap berhasil membujuk wanitanya.

Dengan di janjikan melakukan perawatan mahal untuk luka bakar pada tubuhnya, Adel akhirnya setuju untuk menemani lelaki itu. Hitung-hitung sekalian jalan-jalan, lagi pula dia hanya perlu duduk diam dan menghabiskan uang lelaki tua itu.

"Daddy, ayo berangkat." Adel memasang masker untuk menutupi wajahnya.

Kening Victor mengernyit heran melihat wanita itu yang turun tanpa membawa apa pun, hanya tas punggung kecil yang dia yakini berisi skincare dan ponsel wanita itu.

"Mana kopermu?"

Adelia beralih menatap Victor, dengan santainya wanita itu menjawab. "Tidak ada."

"Adel, kita akan berada di sana selama 4 hari. Kau akan terus memakai baju itu?"

"Tentu saja tidak!"

"Lalu mana kopermu?"

Victor belum bisa menangkap jawaban untuk pertanyaannya ini. Biasanya wanita akan membawa begitu banyak koper ketika melakukan perjalanan, meski itu hanya untuk beberapa hari.

"Kan ada Daddy, tidak perlu membawa apa pun. Aku bisa membeli semuanya di sana," ujar Adel. Wanita itu melangkah meninggalkan Victor yang masih terdiam di tempatnya.

"Wanita itu sepertinya berniat menguras kantongku. Bisa-bisanya aku jatuh cinta pada wanita seperti itu," ujar Victor tak habis pikir dengan dirinya sendiri.

Meski begitu, lelaki dengan setelan serba hitam itu melangkah menyusul kekasihnya yang sudah lebih dulu berada di mobil.

🍄🍄🍄


Akhirnya setelah perjalanan 7 jam 20 menit, Adelia bisa bernafas lega ketika menginjakkan kakinya pada Bandar Udara Internasional Incheon.

Sungguh, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak akibat menaiki pesawat biasa meski dengan kelas bisnis.

Salahkan saja lelaki yang sedang sibuk di sampingnya. Adel sudah mengatakan bahwa dia ingin menaiki pesawat pribadi, tapi lelaki itu malah ngotot ingin naik pesawat biasa.

Mereka bahkan sempat bertengkar ketika sedang dalam perjalanan menuju Bandara, dimana Adel terus saja mengatakan bahwa Victor sengaja ingin menaiki pesawat biasa untuk mencari perhatian wanita-wanita di sana.

Adel akui, penampilan lelaki itu saat ini lebih mirip anak seusia dirinya. Dengan kemeja lengan pendek berwarna hitam dan celana kain berwarna senada, membuat lelaki itu terlihat lebih muda dari usianya.

Adelia berjalan meninggalkan Victor dan beberapa bodyguard-nya ketika wanita itu sudah mengambil tas punggung miliknya.

"Ikuti dia dari jarak jauh," perintah Victor pada salah satu bodyguard miliknya.

Lelaki itu tau bahwa Adel sedang marah padanya, meski terlihat tidak peduli, tapi Victor tetap mementingkan keselamatan wanitanya.

Biarlah nanti wanita itu menjadi urusannya ketika sudah sampai di hotel, saat ini dia harus mulai mencari akar masalah yang terjadi pada perusahaan miliknya yang berada di Seoul.

"Lewat sini, Nona."

Salah satu bodyguard mengarahkan Adelia memasuki mobil yang sudah di kawal dari depan dan belakang.

Semua bodyguard milik Victor pasti mengetahui wajah Adelia dengan baik, oleh sebab itu Victor tidak mengambil pusing ketika wanita itu berjalan lebih dulu tadi.

Mengikuti instruksi lelaki dengan badan besar di depannya, Adel memasuki mobil mewah yang menjadi pusat perhatian orang-orang sejak tadi. Bukan hanya karena merek yang terlalu mentereng, namun keberadaan beberapa lelaki dengan tubuh besar di sekeliling mobil membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Victor melangkah memasuki mobil yang sudah ada Adelia di dalamnya. Lelaki itu masih terus fokus pada tablet di tangannya, bahkan sesekali berbicara melalui Airponds pro yang terpasang di telinganya.

Kesal sebab tidak di perdulikan, Adel beralih membuka kulkas mini yang berada di depannya. Wanita itu mulai mengeluarkan snack yang tersedia di sana, memakannya dengan rakus sebagai bentuk pelampiasan rasa kesalnya pada Victor.

"Dasar tuang bangka menjengkelkan," gumam Adel.

Wanita itu terus saja mendumel sebari mencoba menghabiskan isi kulkas mini di depannya, meski dia ragu akan bisa melakukannya.

Hingga beberapa saat kemudian, wanita itu tersedak makanannya sendiri membuat wajah putih wanita itu memerah. Dengan sigap Victor membuka tutup botol air mineral yang berada di dekatnya, dan memberikan pada wanita itu.

Adel mengambil alih botol tersebut dan meminumnya rakus hingga membuat wanita itu lagi-lagi tersedak. Sebagian air yang dia minum justru memasuki saluran pernafasan, hingga membuat wanita itu menangis dengan kencang.

"Astaga Adel!" Victor menyimpan tablet miliknya dan beralih mengurus wanita itu.

"Daddy," wanita itu berucap dengan wajah memerah dan air mata yang mulai keluar.

Victor mengambil botol air yang sejak tadi masih wanita itu pegang. Setelah meletakkannya pada tempat aman, lelaki itu mulai mengambil tisu untuk membersihkan wajah kekasihnya.

Sementara Adel hanya terdiam sembari menangis. Dia sempat kesulitan untuk menghirup udara tadi, membuat wanita itu panik.

Setelah memastikan wanitanya bersih, Victor memeluk wanitanya. "Kau tak apa, Sayang?" Lelaki itu mengusap lembut kepala kekasihnya.

Adel semakin memeluk erat tubuh Victor, dia masih shock. "Daddy," ujar wanita itu dengan serak.

"Ssttt ... tidak apa-apa, Sayang. Kau baik-baik saja," ujar Victor menenangkan.

Lelaki itu terus memeluk dan mengusap lembut kepala Adel, sesekali mengecupnya membuat wanita itu semakin merasa nyaman dan akhirnya tertidur dalam pelukan hangat lelaki itu.

🍄🍄🍄



🍄🍄🍄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Sugar Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang