Part 16 🍒

46 2 0
                                    





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Jangan di garuk, Sayang. Nanti makin parah." Victor mengambil alih lengan kiri Adel yang penuh dengan bintik-bintik merah.

Sudah tiga bulan berlalu sejak kejadian tempo hari di restoran itu. Semuanya kembali seperti semula, begitu juga hubungan mereka. Bahkan kini mereka sudah berganti status menjadi bertunangan.

Sebulan setelah berita Victor dan model Beatarisa Calandra menghilang, Victor memutuskan mendatangi Arya dan Hanum untuk melanjutkan hubungannya bersama Adel ke jenjang yang lebih serius.

Meski sempat kesulitan untuk mendapatkan restu dari Arya, pada akhirnya tidak ada yang bisa menghentikan manusia licik sepertinya. Meski itu adalah calon mertuanya sendiri.

"Gatel Daddy," rengek Adel. Wanita itu siap mengambil alih lengan kirinya kembali untuk di garuk.

Victor dengan lembut menepis tangan wanita itu. "No, Baby. Ini tidak boleh di garuk, dia akan semakin memerah." Lelaki itu masih terus mengusap lembut lengan Adel.

"Tapi gatel!" Teriak Adel dengan mata berkaca-kaca.

Sungguh, dia benar-benar tidak tahan dengan rasa gatal itu. Usapan-usapan lembut yang Daddy-nya lakukan justru seperti godaan yang menambah rasa gatalnya.

"Daddy akan berikan salep, oke? Berhenti merengek, ini juga karena kecerobohanmu sendiri."

Maski isak tangisnya mulai terdengar, Adel tidak lagi membantah ucapan sang Daddy. Calon suaminya benar, ini semua juga karena kecerobohannya yang asal memakan makanannya tanpa mencari tahu bahan-bahan apa saja yang terkandung di dalamnya.

Alhasil alerginya kambuh dan dia harus menderita akibat rasa gatal serta bintik-bintik merah pada hampir seluruh tubuhnya.

"Maaf, Tuan ... di luar ada tamu yang ingin bertemu."

Fokus Victor pada lengan Adel teralihkan oleh suara salah satu maid di rumahnya. Lelaki itu mengalihkan pandangannya pada sang maid sebelum menjawab, "Suruh dia masuk ke sini."

Setelah mendengar ucapan sang majikan, wanita muda itu berlalu menuju pintu utama untuk mempersilahkan tamu yang sudah menunggu untuk masuk.

Tak berselang lama, lelaki dengan tubuh atletis serta wajah tampan memasuki ruang santai rumahnya.

"Silahkan duduk, Sabertton," ujar Victor.

Lelaki itu masih fokus mengoleskan salep pada lengan kanan Adel, dan Sabertton tau bahwa dia tidak boleh membuka suara sebelum kegiatan sang bos selesai.

Victor menutup salep yang berada di tangannya. "Sudah Daddy obati, jangan di garuk Adel."

"Gatel," cicit Adelia. Suara wanita itu terdengar serak sebab sempat menangis.

Tanpa menjawab apa-apa Victor meniup lembut kedua lengan wanita itu, agar salepnya cepat kering dan bisa mengurangi rasa gatal yang kekasihnya rasakan.

"Laporan apa yang ingin kau bahas, Sabertton?" Victor mengalihkan perhatian pada lelaki tegap di depannya.

My Sugar Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang