Part 02 🍒

99 5 0
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Wanita dengan celana pendek sepaha serta baju kaos polos dengan ukurannya yang besar, berjalan memasuki Bandara.

Mereka menjadi pusat perhatian orang-orang, membuat wanita tersebut memperbaiki letak kacamata hitam serta topi yang dia gunakan.

"Tuang bangka! Kenapa kau membawa banyak bodyguard seperti ini?" Wanita itu berujar dengan kesal pada lelaki di sampingnya.

Lelaki dengan setelan jas berwarna cokelat itu terkekeh kecil mendengar protesan wanitanya. "Kau tau, kita bisa saja mat* dengan mudah tanpa aba-aba."

"Memangnya malaikat maut memberi mu aba-aba saat akan mencabut nyawa mu," lagi, wanita itu menjawab dengan sinis. Dia benar-benar kesal menjadi pusat perhatian banyak orang.

Untung saja itu tidak berlangsung lama. Saat ini mereka sudah bersiap memasuki pesawat pribadi milik lelaki berjas cokelat itu. Dengan manisnya, lelaki itu mengulurkan tangan pada wanita yang berada satu langkah di belakangnya.

Niat hati ingin membuat sedikit adegan romantis, malah berakhir tragis.

"Kau pikir aku ini nenek-nenek, yang perlu di gandeng!" Tangan Victor di tepis kasar oleh wanita itu, membuat lelaki tersebut mendatarkan ekspresinya.

"Sabar, Victor ... jangan sampai aku benar-benar membuangnya dari ketinggian," gumam Victor.

Pada akhirnya, Victor tetap berjalan memasuki pesawat pribadi miliknya, menyusul wanita menjengkelkan itu.


🍄🍄🍄


Adelia mendudukkan tubuhnya pada salah satu kursi pesawat. Ah! Rasanya benar-benar enak sekali. Wanita itu memejamkan matanya sebentar, menikmati rasa nyaman pada tubuhnya.

Kursi yang berada di sampingnya terisi oleh seseorang. Tanpa membuka mata, Adelia tau siapa dia.

"Daddy," panggil wanita mungil itu. Yah, siapa sangka, di balik wajah baby face dan tampilannya yang seperti seorang anak polos, wanita itu ternyata cukup berbahaya.

"Hmmm."

"Aku tidak mau bodyguard sebanyak itu berjalan di Bandara Soekarno-Hatta," ujar wanita itu. Tidak ada jawaban dari lelaki di sampingnya, tapi Adelia tau bahwa Victor mendengarkannya.

Perlahan namun pasti, mata cantik itu tertutup rapat, membawa sang empu menuju alam mimpi.

Setelah tertidur sebentar, Adelia terbangun akibat perutnya yang terasa lapar. Baru saja membuka mata, wanita itu sudah dibuat kesal oleh pemandangan di depannya.

Seorang pramugari dengan gaya menggoda sedang menawarkan makanan pada Victor. Adelia berdecih sinis melihat tingkah laku pramugari tersebut.

Adelia memanggil salah satu pramugari lainnya untuk meminta makanan. Meski hanya untuk menyingkirkan semut kecil seperti itu, dia harus tetap mengisi perutnya lebih dulu.

Hingga makanannya habis tanpa sisa, wanita itu tidak juga selesai menggoda Victor. Tanpa membuang waktu, Adel berjalan menuju toilet dalam pesawat.

Begitu menyadari kedatangan seseorang, pramugari dengan name tag Alice tersebut bernanjak menjauhi Victor. Wanita itu berjalan menuju toilet terdekat, tanpa menyadari bahwa bahaya sedang menanti kedatangannya.

Adelia tersenyum miring sebelum melangkah memasuki toilet yang sama dengan pramugari tersebut, namun wanita itu tidak membuka suara sedikit pun. Adelia juga sengaja tidak mengatakan apa pun hingga wanita itu keluar dari toilet.

"Semoga kau masih selamat setelah ini," ujar Adelia ketika melihat Alice mengambil alih kopi panas yang akan di hidangkan pada Victor dari teman pramugari-nya.

Hanya tinggal selangkah saja Alice sampai pada tempat Victor, Adelia mendahului langkah wanita itu. Dengan sengaja Adelia menyenggol tangan Alice hingga membuat kopi panas tadi tumpah dan membasahi bajunya.

"Awwss!" Adel mengaduh akibat panas dari kopi yang mulai menjalar.

Si*l! Jika tau sepanas ini, aku tidak akan mengambil resiko. Batin Adelia.

Victor membalikkan tubuhnya ketika mendengar ringgisan seseorang. Mata lelaki membulat sempurna ketika melihat wanitanya tersiram kopi panas.

"Baby," Victor memandang Adelia dengan raut khawatir.

"Daddy, sakit." rengek Adelia sebari mengipasi bagian tubuhnya yang terkena kopi.

"Apa yang kau lakukan?!" Victor menatap tajam pada pramugari yang membawa kopi.

"Maaf, T--Tuan ... ini bukan salah saya. Dia yang lebih dulu menabrak saya," jelas Alice. Tatapan tajam Victor membuat wanita itu terintimidasi.

"Apa kau gila! Mana mungkin ada orang yang melakukan hal bodoh seperti itu," sarkas Victor.

'Dasar tua bangka, sial*n! Berani-beraninya dia mengatakan aku bodoh.' Batin Adelia kesal.

Victor memanggil salah satu bodyguard-nya yang berada tidak jauh dari mereka. "Awasi dia hingga tiba di Jakarta. Jangan sampai aku membuangnya dari ketinggian saat ini," ujar Victor dengan dingin.

Adelia tersenyum puas melihat wajah pucat pramugari itu. Dengan segera wanita itu berjalan mengikuti Victor yang menariknya menuju toilet.

🍄🍄🍄



🍄🍄🍄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Sugar Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang