Part 05 🍒

73 3 0
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Adelia!"

Teriakan menggelegar itu membuat Victor menutup matanya sejenak, habis sudah dia.

Langkah kaki wanita itu yang baru saja dimulai terhenti mendengar suara yang sangat dia kenali.

"Papa."

Wajah memerah padam milik Ayahnya membuat tubuh Adelia kaku pada tempatnya. Bodoh! Kenapa dia tidak melihat dulu siapa yang bertamu saat ini.

Arya berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju anak gadisnya. Raut wajahnya jelas sudah tidak bersahabat ketika melihat anak gadis satu-satunya berada di rumah pria lajang, dengan celana sependek itu.

Hanum tentu saja tidak tinggal diam. Wanita yang masih terlihat sangat muda itu beranjak menyusul suaminya. Sebenarnya dia juga penasaran kenapa anaknya bisa berada di rumah sahabatnya, tapi untuk saat ini menenangkan suaminya adalah prioritas.

"Papa," cicit Adelia ketika Arya sudah berdiri di depannya.

"Apa yang kau lakukan di sini? Apa yang Papa enggak tau, Del?"

Arya mencerca Adelia dengan berbagai pertanyaan, membuat wanita itu semakin gugup.

"Mas, sebaiknya kita duduk dulu. Biar Adel jelasin semuanya." Hanum mengusap lengan suaminya, berharap lelaki itu mau mendengarkan sarannya.

Arya menghela nafas panjang sebelum akhirnya berjalan kembali menuju sofa ruang tamu Victor. Dia tidak boleh tersulut emosi, umurnya sudah terlalu tua untuk bersikap kekanak-kanakan.

Melihat orang tuanya berjalan menuju sofa, Adelia secara otomatis mengikuti langkah orang tuanya. Wanita itu mengambil tempat duduk tepat di sebelah Victor.

Aksi Victor yang langsung memeluk pinggang ramping Adel jelas berhasil menyulut amarah Arya. Lelaki itu memandang tajam Victor yang masih terlihat santai, seakan tidak merasa terancam sedikit pun.

"Adel, bisa jelaskan semua ini?"

Adelia semakin menundukkan kepalanya ketika Hanum-sang Ibu melontarkan pertanyaan itu.

Hingga beberapa saat, Adel tidak juga mengeluarkan suara, membuat Arya semakin geram.

"Jawab Adelia!"

Bentakan keras dari sang Ayah membuat Adel kaget. Wanita itu bahkan spontan meremas pelan paha kiri kekasihnya, membuat Victor berbalik memandang tajam lelaki di seberannya.

"Pelan kan suaramu, Arya. Jangan membuat kekasihku takut," ujar Victor menekan kata kekasih pada kalimatnya.

Arya semakin meradang mendengar ucapan Victor. Kekasih? Sejak kapan hubungan menjijikan ini tercipta? Sampai mati pun dia tidak akan sudi memiliki menantu seperti Victor.

"Kekasih?" Arya tertawa meremehkan, membuat Adelia semakin takut. "Sejak kapan hubungan menjijikan ini ada?"

Victor mencoba mengontrol dirinya agar tidak lepas kendali menghajar lelaki itu. Selain karena dia adalah orang tua dari wanita yang di cintainya, Victor juga tidak ingin membuat Adel membencinya.

My Sugar Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang