Part 22.Pingsan

178 5 0
                                    

Ririn berada di kantor saat ini
Ia sedang mengimput data serta pengeluaran yang di tanggung perusahaan untuk sebuah proyek

Saat tengah asik mengerjakan tugasnya suara yang sedikit riuh terdengar dari arah pintu masuk

Ririn melihat segerombolan polisi memegang senjata api memasuki kantor

Ririn mengeryit alis
Ia berdiri mendekat ke arah kerumunan kariawan kantor

"Mbak Kok rame² gini sih,mana ada polisi lagi ada apasih?"Tanya Ririn kesalah satu teman definisinya yang lebih tua darinya

"Itu Rin,pak polisi lagi nyari pak Arvin,"Ucap Mutia membuat Ririn kembali menoleh ke arah Mutia

"Yang benar kamu mbak,?"tanya Ririn memastikan
Mutia mengangguk mengiyakan

"benar Rin,dan lagi kata polisinya pak Arvin telah melakukan rencana pembunuhan terhadap CEO perusahaan properti yang ada di Jakarta"ucap mutia berhasil membuat Ririn terhenyak

"Pak Arvin tidak mungkin melakukan itu mbak"Ucap Ririn tidak percaya

"kami juga awalnya tdk percaya Rin,tapi setelah melihat bukti serta rekaman cctv  dari grup yang di kirim pelakunya memang pak Arvin"ucap mutia
Membuat Ririn lemas mendengarnya
Ririn Kembali Ingat sesuatu

"terus korbannya bagiamana mbak", Tanya Ririn penasaran

"Yang saya dengar saat ini beliau koma Rin,kasian mana istrinya ilang lagi"Ucap mutia membuat Ririn merasa ada yang janggal disini

"Mbak tau nama CEO perusahaan itu"Tanya Ririn memastikan pasalnya pemilik perusahaan properti di Indonesia banyak tak mungkin kan itu Dewa suami sahabatnya sendiri

Mutia tampak berfikir
"ah Iyah namanya pak Dewangga Pradipto yang pernah menjalin kerjasama dengan perusahaan tempat kita ini Rin"Jelas Mutia yang berhasil membuat Ririn membelalak
Ia pucat pasi

Ia tak menyangka bahwa selama ini dewa mengalami koma dan tentu Naya tak mengetahui kabar Suaminya yang saat ini terbaring lemah

"Rin are you oke?"Tanya Mutia saat melihat Ririn terlihat syok ia menggoyangkan lengan Ririn

"Mbak,saya mohon bantuan mbak  sampaikan pada pihak ARD selama 1 Minggu saya ambil cuti,Saya tidak punya banyak waktu lagi untuk membuat surat izin Ririn mohon mbak ini sangat penting"Ucap Ririn memelas membuat Mutia mau tak mau mengangguk mengiyakan

"Terimakasih mbak"Ucap Ririn dengan cepat membereskan mejanya
Dan mengambil tas selempang

Ia memilih keluar dari kantor lewat pintu darurat
Pasalnya Pintu depan masih ramai dengan polisi serta kariawan kantor
Ia tak memperdulikan Arvin karena baginya lelaki itu pantas mempertanggung jawabkan perbuatannya,

Saat ini hal yang paling penting adalah membawa Naya pulang ke Jakarta,Ririn tidak tau seperti apa respon Naya jika mengetahui keadaan suaminya saat ini,

Ririn memesan sebuah taksi menuju hotel,
Dalam perjalanan Ririn tak henti hentinya berpikir pantas saja dewa tak pernah mencari Naya, ternyata lelaki itu sedang terbaring lemah dirumah sakit
Ririn juga berfikir mengapa arvin melakukan itu kepada dewa apa alasannya?Ririn tak mungkin lupa kejadian Tempo hari lalu dimana arvin babak belur karena seseorang

Ririn pusing memikirkannya
Tidak terasa taksi sudah sampai di lobi hotel

Ririn segera turun setelah membayar taksi,
Ia menuju lift dengan tergesa-gesa
Setelah sampai ia dengan segera mengambil kunci cadangan dan membuka pintu
Hal yang pertama dilihatnya adalah Naya yang sedang ngemil sambil menonton film

Dalam hati Ririn berdoa agar semuanya baik-baik saja
Ia tak akan memberi tau Naya terlebih dahulu tentang kondisi dewa saat ini,

Ririn tidak bisa bayangkan akan seperti apa Naya saat tau kondisi sang suami sedang tidak baik-baik saja

Love My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang