Part 14.kecelakaan

321 6 0
                                    

"Apa keputusan gua udah benar"gumam Naya yang masih bisa Ririn dengar, mereka baru saja tiba di bandara dan akan melanjutkankan penerbangan pukul 10

"ya Lo pikir pikir dulu deh, mumpung belum take off"Ucap Ririn

Naya berpikir sejenak dan memutuskan untuk tetap melanjutkan penerbangannya
Meski sebagian hatinya merasa tak relah

Namun saat mengingat kembali penghianatan suaminya membuat keinginannya kembali meluap untuk pergi jauh dari suaminya

Ririn yang mendengar keputusan Naya hanya bisa pasrah ia juga tidak menginginkan jika Sahabatnya itu kembali tersakiti
Mungkin dengan jauh untuk sementara membuat Naya bisa menyesuaikan diri serta berpikir jernih apa lagi dengan Naya yang tengah mengandung
Membuat Naya tidak boleh tertekan untuk saat ini yaitu mungkin akan mempengaruhi tumbuh kembang janinnya

****

Di lain tempat dewa tak henti hentinya menyugar rambutnya dengan frustasi
Ia tak tau harus mencari Istrinya itu kemana
Ia tak bisa melacak keberadaan istrinya dikarenakan ponsel Naya berada di rumah mertuanya

Dewa spontan berdiri saat mengingat kembali  ada satu sahabat istrinya yang belum ia datangi
Dewa berharap istrinya berada disana

Dewapun bergegas melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata,
Dewa tiba di sebuah Apartemen yang memang ia hafal saat mengantar Istrinya yang berkunjung

Dewa bergegas dan beberapa kali menekankan bell Apartemen Ririn

"Cari siapa ya mas"Ucap Seorang satpam saat melihat seorang pria yang menekankan bell berulang kali
Membuat dewa mengalihkan perhatiannya kepada seorang pria paruh baya

"Pak pemilik apartemen ini kemana yah apk "Ucap dewa ia yakin tak ada seorangpun di dalam sana saat melihat seluruh jendela tertutup rapat

"ohhh non Ririn"Ucap satpam yang di angguki dewa

"Non Ririn ada perjalanan bisnis mas baru saja kebandara,mas ini temanya non Ririn toh?"tanya Satpam

"iyah pak,"Ucap dewa lesuh saat tak mendapati kabar istrinya

"Ada masalah apa toh mas"Tanya satpam saat melihat raut putus asa dari Pria di hadapannya

"Saya sedang mencari Istri saya pak, kebetulan Ririn temannya,saya pikir istri saya berada disini"Ucap dewa susah payah

Sejenak satpam tersebut berpikir
Sepertinya ia mengingat sesuatu

"Mas ada fotonya"Ucap satpam tersebut
Dewa yang mendengar tersebut tanpa berpikir panjang ia merogoh ponselnya dan mencari foto istrinya Naya
Setelahnya ia mengarahkan ponsel yang berisi potret istrinya tersebut kepada satpam

"Owalah mas,Non Naya toh istrinya,
Dari yang bapak dengar dari non Ririn,hari ini ada perjalanan bisnis sama non Naya,baru aja tadi mobil non Ririn ke bandara"Ucap Satpam tersebut membuat dewa lemas mendengarnya istrinya sebentar lagi akan melakukan penerbangan

"Mas susul aja kebandara,kemungkinan besar non Ririn sama istrinya mas belum take off , bapak sempat dengar pembicaraan non Ririn sama istrinya mas penerbangannya sekitar pukul 10,lebih baik mas cepat kesana "Ucap satpam setelah menempuk beberapa kali bahu dewa yang masih bergeming ditempatkannya

Satpam tersebut berlalu, yang membuat kesadaran dewa kembali menguasai dirinya iapun  berlari secepat kilat menuju  mobilnya yang terparkir melaju membelah jalanan kota
Dewa membunyikan klakson mobilnya beberapa kali

Dewa mengumpat dan sesekali menatap jam tangan  miliknya yang sudah menunjuk pukul 9 siang
Jalanan begitu macet membuat dewa dengan tidak sabaran membunyikan klakson mobilnya

"Shitt"Umpat Dewa setelah kemacetan berlalu dewa kembali melanjutkan mobilnya dengan kecepatan rata-rata
Ia tak ingin Istrinya  pergi jauh darinya

Sedangkan ditempat lain Ririn dan Naya bersiap-siap untuk berangkat
Saat mendengar bahwa pesawat yang mereka tumpangi akan take off
Sebentar lagi

Dewa sesekali melirik jam tangan miliknya dan mendapati jam yang sudah memasuki pukul 10
Yang artinya sebentar lagi pesawat yang ditumpangi istrinya akan berangkat

Ririn dan Naya sudah berada dalam pesawat,Naya mendengar seorang pramugari yang memberi pengumuman bahwa pesawat akan segera Take off

Naya menatap keluar jendela entah mengapa perasaannya tiba-tiba terasa tak enak sebagian dirinya menjerit untuk tidak melanjutkan penerbangan namun itu hanyalah sia sia semata saat pesawat sudah bergerak mengikuti jalur

Ririn yang menyadari raut wajah Naya iapun mengambil tangan Naya dan menggenggamnya seakan memberikan kekuatan lewat genggamannya itu

Sedangkan dilain tempat dewa ingin meraih ponselnya yang berada di samping kemudi untuk memberi kabar pada mertuanya yang sejak semalam menjaga adiknya dewa yang sibuk mencari keberadaan istrinya membuatnya lupa mengabari mertuanya itu

Dengan mata yang terus tertuju pada jalan ,tangan dewa berusaha mencari ponselnya di samping kemudi
Iapun sediki menurunkan kecepatan mobilnya dan menoleh kesamping dudukan

Dewa yang baru saja mengalihkan perhatiannya kedepan di buat terkejut saat sebuah Mobil tangki bermuatan BBM melaju kencang di samping mobilnya dan terguling tepat Dimana mobilnya melaju
Dewa yang terkejut sontak membanting stir mobilnya untuk menghindari tabrakan,namun nasib berkata lain mobil dewa justru mendapat tabrakan dari samping membuat mobil dewa hancur di bagian sebelah kemudi yang artinya tempat dimana dewa berada

Dewa memegang kepalanya yang terasa seperti tersayat
Dewa masih setengah sadar ia bisa merasakan kepalanya yang terasa pening luar biasa dan tangan sebelah kanan terasa kebas saat mendapat hantaman dari luar
Dewa sempat meraba bagian kepalanya dengan tangan kiri dan melihat darah kental yang cukup banyak,tangan dewa bergetar saat merasakan sesuatu kecil  yang menancap di kepalanya dan itu adalah kaca mobil yang pecah

Sebelum kesadaran dewa hilang ia sempat mendengar suara riuh dari luar sana kecelakaan yang begitu tragis menelan beberapa korban
Dewa hanya bisa berdoa agar di berikesempatan untuk bernafas
Ia masih ingin bersama istrinya
Bibir dewa memanggil nama istrinya dengan susah payah sebelum semuanya terasa galap

Naya tak henti hentinya mengigit kuku kukunya,ia merasa khawatir entah apa sebabnya ia yang tiba-tiba teringat dengan suaminya apa Lelaki itu baik baik saja pikiran Naya

Sungguh perasaannya begitu tak menentu tiba-tiba ia ingin menangis, sekencangnya kencangnya untuk menghilangkan sesak di dadanya
Naya menutup matanya dengan tangan yang bergetar berharap semua baik baik saja

Ririn menatap Naya yang menutup matanya dengan tangan yang bergetar
Ia pun memeluk Naya dari samping untuk menghilangkan kekhawatiran sahabatnya itu
Ririn membawanya kepala Naya bersender pada pundaknya dan sesekali menepuk bahu Naya
Yang berhasil membuat Naya tertidur dengan sisah jejak air mata

Ririn merasa kasian pada sahabatnya ini,
Ia sudah memberi tau Naya agar tidak ikut dengannya namun Naya tetap bersikeras agar ikut. mau tak mau Ririn mengiyakan saja

Ririn menghelah nafas sesaat dan berseder pada tempat duduknya dan mulai memejamkan mata

Tbc
Like and komen guys love you 💝

Love My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang