• 21 - In Two Minds

1.3K 108 48
                                    

Aku sedang ada urusan di luar kantor. Aku akan menemuimu besok saat aku libur, oke?

Sienna memandangi layar ponselnya, membaca pesan balasan dari Milo yang masuk sejak tiga puluh menit yang lalu. Sudah dua bulan sejak Milo mengakhiri hubungan mereka dan sudah satu bulan sejak terakhir kali mereka bertemu. Itu waktu terlama mereka tidak berkomunikasi selama mereka berhubungan. Biasanya Milo tidak akan tahan dua hari tanpa bicara padanya. Namun, kali ini pria itu tidak menunjukkan penyesalan, atau menghiburnya, atau bahkan sekadar menanyakan kabarnya.

Sienna menoleh ke arah gedung yang berada di seberang kafe tempat ia duduk saat ini. Akhir-akhir ini ramai diberitakan mengenai kasus penggelapan dana pajak oleh beberapa staf perusahaan Kingham. Bahkan isu mengenai Milo sebagai pelaku yang asli ikut mencuat, sehingga tidak sedikit investor yang menarik saham dari perusahaan itu. Sienna tahu betul Milo bukan orang yang seperti itu, dan Milo tidak akan diam saja jika dirinya diinjak-injak.

Apakah ini saatnya Sienna menjadi pahlawan dengan menarik Milo dari perasaan ketidakadilan ini, seperti yang dulu ia lakukan? Atau bahkan menarik Milo sepenuhnya dari hal yang selama ini pria itu hindari, yaitu menjadi seperti ayahnya?

Sienna bangkit dan keluar menuju kemenangannya. Ia melangkah dengan dagu terangkat, karena akhirnya keluarga kaya raya yang angkuh itu mendapatkan balasan atas perbuatan pada dirinya selama bertahun-tahun ini. Ia sudah merendah serendah mungkin, membuang harga dirinya, bahkan bersikap seolah-olah dia tidak ada di dunia ini hanya demi menghibur putra mereka satu-satunya. Kini saatnya menabur garam pada luka mereka.

Sienna menghampiri meja resepsionis. "Permisi. Saya ingin bertemu Milo Kingham."

"Apakah Anda sudah membuat janji?" tanya staf resepsionis itu.

"Saya tidak pernah membuat janji untuk bertemu dengannya."

"Maaf, Tn. Kingham sedang tidak ada di kantor. Jika berkenan, Anda bisa membuat janji terlebih dahulu untuk datang lagi lain kali."

Sienna terdiam selama beberapa saat. "Katakan pada Jennie, Sienna Adams yang datang."

"Baik, ditunggu sebentar." Staf resepsionis itu mengangkat gagang telepon, dan berbicara dengan suara pelan. Tak lama kemudian ia meletakkan gagang teleponnya dan kembali berdiri menghadap Sienna. "Silakan menunggu di sana."

Staf itu menunjuk sebuah sofa di dekat jendela. Sienna mengikuti arahannya dan duduk di sana sambil memandang berkeliling.

Gedung ini tidak terlalu banyak berubah sejak terakhir kali ia datang ke sini. Sienna ingat ketika ia pertama kali menginjakkan kakinya di tempat ini. Waktu itu Milo babak belur setelah dihajar oleh ayahnya karena ikut dengan Sienna ke bar. Sienna langsung mendatangi tempat itu untuk meminta Tn. Kingham menghajarnya juga, karena dialah yang mengajak Milo pergi. Namun, Milo menahannya, dan tidak pernah mengakui bahwa ia dipukul lagi setelahnya.

Kemudian terakhir kali Tn. Kingham meminta Sienna datang dan menawarkannya untuk melanjutkan sekolah ke Harvard demi menjauhkan Sienna dari putranya. Sienna menerimanya karena Tn. Kingham menawarkan beasiswa penuh, serta menanggung biaya hidupnya selama bersekolah di sana. Milo sempat marah setelah tahu ayahnya mengirim Sienna pergi. Namun, Sienna meyakinkannya bahwa dengan cara itu justru mereka akan terbebas dari keluarga Kingham karena jauh dari pengawasan mereka. Milo menyusulnya setelah lulus sekolah, bahkan diam-diam pria itu ikut bersamanya saat ayahnya mengirim Sienna ke Inggris. Mereka hidup dengan tenang bersama, hingga kemudian Tn. Kingham menyuruh Milo pulang.

Sienna menoleh begitu melihat seorang pria paruh baya berjalan menuju meja resepsionis. Sienna tersenyum lalu bangkit untuk menghampiri pria itu. "Halo, Paman. Apa kabar? Kau masih ingat denganku, kan?"

inamorataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang