• 22 - How Can I Tell Her

1.4K 104 50
                                    

Milo mendecakkan lidah ke arah pemandangan apartemen Sienna yang acak-acakan, seolah ditinggal begitu saja selama berhari-hari. Bekas bungkus makanan, kaleng minuman kosong, hingga tisu bertebaran di ruang tamu. Kotak bekas pizza tergeletak begitu saja di meja makan, serta baju kotor di mana-mana. Ada desakan dalam diri Milo untuk merapikan semua kekacauan itu—seperti yang biasa dilakukannya. Namun, Milo memilih untuk menutup pintu kulkas yang terbuka, lalu pergi menuju kamar tidur.

Sienna sedang berbaring memunggunginya, dengan banyak kaleng bekas minuman alkohol di karpet. Milo bisa mendengar Sienna bergumam. Jika biasanya ia akan langsung menghampiri wanita itu dan memeluknya, kali ini Milo hanya berdiri di depan pintu kamar. Ia ingin menggambarkan garis batasan sejelas mungkin, agar Sienna sadar bahwa hubungan mereka benar-benar sudah berakhir, dan wanita itu tidak bisa lagi berbuat semaunya.

"Sienna," panggil Milo.

Sienna berbalik lalu duduk, memperlihatkan wajahnya yang kusut. Milo merasa kasihan. Bagaimana pun, selama belasan tahun ini hanya ada mereka berdua. Namun, ia bergeming saat Sienna membuka kedua lengannya agar Milo memeluknya.

"Sekarang kau juga tidak ingin memelukku?" tanya Sienna lirih.

"Kenapa kau ingin menemuiku?" tanya Milo tanpa berbasa-basi. "Apa kemarin kau benar-benar mendatangi kantorku?"

"Kenapa kau begitu takut aku akan ke sana?"

"Ayahku tidak akan suka mendengarmu datang."

Sienna menatap Milo selama beberapa saat kemudian melipat kedua lengannya di depan dada. Wajahnya tiba-tiba terlihat serius. "Sebagai pemilik perusahaan Kingham, aku ingin meminta pertanggungjawabanmu."

"Soal apa?"

"Karena perusahaanmu telah memutus sumber penghidupanku dengan menutup akses semua perusahaan di negara bagian ini padaku. Kau harus memberiku kompensasi untuk hal itu."

Milo mengernyitkan dahi. "Bagaimana kau bisa berpikiran seperti itu?"

"Milo, ini bukan yang pertama kali mereka melakukannya. Kau ingat saat hal yang sama terjadi beberapa tahun yang lalu? Kau menyarankan agar aku menerima tawaran bekerja di Inggris agar aku terhindar dari hal seperti ini. Kau sendiri yang mengatakan ayahmu bisa melakukan apa saja, bahkan hal-hal yang tidak pernah kubayangkan."

Milo menghela napas. "Kau benar," katanya. "Itu sebabnya, kurasa kau harus pindah dari tempat ini—setidaknya ke negara bagian lain."

"Kau ikut denganku?" tanya Sienna dengan tatapan penuh harap.

"Kau tahu itu tidak akan terjadi."

"Kalau begitu, aku tidak akan pergi! Kenapa aku yang harus menyingkir, padahal aku tidak melakukan apapun? Aku akan tetap tinggal di mana pun kau berada."

"Sienna, bersikap keras kepala seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah. Semua kekacauan ini terjadi karena kau dan aku bersama. Aku tidak ingin kau terus mengalami penderitaan ini, jadi aku melepaskanmu. Kini kau hanya perlu pergi memulai hidup yang baru, seperti yang kau inginkan selama ini."

Sienna memandang Milo tajam. "Sekarang kau pun menendangku keluar dari hidupmu. Kau bilang kau akan memperjuangkanku."

Dengan sigap Milo menangkap tisu gulung yang dilemparkan Sienna ke arahnya. "Maafkan aku, Sienna. Kita sudah membicarakan ini sebelumnya. Tidak ada cara lain..."

"Ada! Kita bisa pergi bersama, tapi kau menolak melakukannya!"

"Sudah kukatakan, aku memiliki banyak pertimbangan untuk hal itu. Kau tidak..." Milo menghentikan kata-katanya. Sienna sudah tidak memiliki keluarga sehingga dia tidak mengerti jika Milo tidak bisa dituntut untuk memilih wanita itu atau keluarganya. Namun, Milo tidak ingin melukai perasaan Sienna dengan menegaskan hal itu padanya. "Pikirkanlah tempat yang ingin kau tuju. Aku akan membantu dengan tempat tinggal dan kebutuhanmu sehari-hari hingga kau mendapatkan pekerjaan dan bisa memenuhinya sendiri."

inamorataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang