Menjadi pemimpin perusahaan membuat Lee Jeno harus merelakan waktu berharganya bersama putra semata wayangnya. Tak tega melihat Rui hanya menghabiskan waktu dengan golden retriever kesayangannya setiap hari, Jeno pun mencarikan penjaga yang mampu me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti ketika di awal memasuki dunia kerja, Haechan pergi ke kantor dengan semangatnya yang membara. Bagi Haechan ini seperti memulai awal baru. Kedua toplesnya sudah kosong seperti pada waktu dia baru membelinya. Dia pun sudah berjanji pada Appa-nya kalau dia akan bekerja lebih keras lagi untuk mengumpulkan uang. Ini bukan hanya untuk kepentingan dirinya sendiri tapi dari sejak dia memasuki usia dewasa pun, meski dia bukan anak laki-laki tapi suatu saat dia yang harus menjaga Appa-nya karena Appa-nya tidak akan selamanya kuat untuk bekerja. Membuat Appa-nya bahagia dan hidup nyaman di usia tuanya nanti adalah cita-cita yang sementara diwujudkan Haechan.
"Aku tidak pernah melihat wajahmu secerah ini, setidaknya selama 2 tahun belakangan ini. Apa ada sesuatu yang terjadi? Kau memenangkan lotre, Haechan?"
"Memangnya kau tidak senang, Nona Jung? Hari ini kita menerima gaji."
"Kau benar! Aku bahkan sampai lupa karena terlalu lelah bekerja. Berapa yang akan kita terima bulan ini ya? Ya ampun aku sudah sangat ingin memerika saldoku sekarang!"
"Sabarr~ ini bahkan belum jam makan siang. Haruskah kita merayakan hari gajian kita? Bir dan ayam?"
"KUL!!"
Kedua wanita itu tertawa bersama sebelum mereka kembali ke meja mereka masing-masing dan melakukan pekerjaan mereka. Sebagai budak korporat. Ya maklum saja ya... tiap bulan di hari gajian pasti akan selalu seperti itu. Padahal tadi sudah bertekad untuk menabung karena kedua toplesnya sudah kosong tapi tahu ini hari gajian, bir dan aym tidak boleh sampai ketinggalan. Bahkan terkadang sekedar nongkrong di cafe dengan beverage yang lumayan harganya. Di hari gajian selalu saja seperti itu.
Begitu jam makan siang mereka berakhir, begitu mereka kembali ke kantor, notifikasi pesan masuk ke ponsel mereka masing-masing pertanda gaji mereka telah masuk ke rekening mereka.
"Ku pikir atasan kita setidaknya akan menambah 5% saja gaji kita bulan ini mengingat kita banyak lemburnya. Ternyata sama saja. Mungkin ada baiknya aku bekerja untuk pemerintah saja ya ketimbang jadi budak korporat seperti ini. Bagaimana denganmu, Haechan-aa? Kau yang paling bekerja keras di antara kita semua di ruangan ini."
Haechan tidak mengatakan apa-apa tapi teman-teman kerjanya bisa melihat perubahan di wajah wanita itu. Dari tadi ketika datang wajahnya yang cerah bersinar sekarang hawanya menggelap seperti wanita itu bersiap untuk meluapkan emosinya. Tanpa bersuara wanita itu berjalan menuju ruangan atasan mereka, yang adalah kepala cabang kantor mereka. Mendobrak masuk, mengganggu kepala cabang mereka yang sedang berada dalam panggilan telepon.
"Kau mengejutkan saya Sekretaris Moon! Kenapa?!"
"Pak Jong, saya tahu memang bukan anda yang mengirimkan gaji pada rekening kami masing-masing tapi semua kan melaui acc anda. Saya juga sudah memeriksa laporan untuk gaji karyawan bulan ini sebelum diserahkan pada anda untuk di-acc. Saya menerima gaji yang tidak sesuai dengan yang tertera di laporan, Pak! Bagaimana bisa?? Sementara saya tiap hari lembur, bukankah harusnya saya dapat lebih dari hasil lembur saya?! Ini tidak adil!"