• 011 •

5.5K 719 100
                                    

Di hari berikutnya Haechan kembali seperti normal sampai Rui berbisik pada Jeno apa yang dia lakukan pada Haechan karena kurang dari 24 jam pengasuhnya tersebut sudah cerah ceria kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hari berikutnya Haechan kembali seperti normal sampai Rui berbisik pada Jeno apa yang dia lakukan pada Haechan karena kurang dari 24 jam pengasuhnya tersebut sudah cerah ceria kembali. Jeno hanya mengendikkan kedua bahunya sambil tersenyum puas. Kalau Haechan sudah cerah begini bukankah itu pertanda baik? Mungkin saja dia akan mendengar kabar baik dari wanita itu hari ini.

"Kalian sudah mau berangkat sekolah?"

"Iya Pak, nanti saya dan Rui ketinggalan bis kalau tidak pergi sekarang..."

Semenjak Haechan bekerja di rumah keluarga Lee dan menjadi pengasuh Rui, jarang dia menggunakan jasa supir di rumah untuk mengantarnya dan Rui kemana pun tujuan mereka, lebih memilih naik transportasi umum. Entahlah, Haechan suka waktu-waktu dimana dia menunggu bis di terminal, memperhatikan jalan serta orang-orang yang datang untuk menunggu bis bersamanya. Rui juga tidak keberatan menunggu bersama Haechan. Berdiri berdampingan bersama wanita itu sambil berpegangan tangan atau duduk dengan dengan dia berada di pangkuan Haechan kalau bisnya masih lama datangnya sambil memperhatikan orang-orang.

"Dengan saya saja." Kata Jeno yang ikut beranjak juga dari tempat duduknya.

"Tidak perlu Papa! Rui dan Ahjumma naik bis sajaa~ Papa kan sibuk hari ini mau meeting~ Kita tidak boleh ganggu jadwal Papa, iya kan Ahjummaa??" Kata Rui menatap Papanya dengan senyuman jahilnya. Jeno sampai melebarkan kedua matanya, memelototi Rui tapi anak itu semakin lebar saja tersenyum.

Haechan yang tidak menangkap interaksi Ayah dan anak itu langsung mengiyakan perkataan Rui lalu berpamitan pada Jeno, menggandeng anak itu dan berjalan keluar dari rumah. Jeno diam memandangi kedua orang itu dari tempatnya, melihat Rui yang tiba-tiba memutar tubuhnya lalu mengeluarkan lidah serta menarik ke bawah bagian bawah matanya seakan mengejek Papanya. Memang sedang mengejek. Apa yang harus dilakukan Jeno pada anak itu?

Selama bermain golf dengan para petinggi-petinggi perusahaan yang bekerja sama dengan K-ICE. Sejujurnya Jeno tidak begitu menikmati permainan golf, baginya ini membosankan. Alih-alih bermain golf, Jeno lebih senang bermain bowling atau bersepeda sendiri. Namun demi hubungan yang baik dengan perusahaan-perusahaan aliansinya maka kegiatan-kegiatan seperti ini tidak boleh sampai ketinggalan.

"Sajangnim... anda terus-menerus melihat jam tangan anda daritadi? Apa anda terburu-buru ingin pergi ke suatu tempat?"

"Sepertinya waktu pulang Rui sudah dekat... haruskah aku keluar duluan?" Balas Jeno pada asisten pribadinya. Wajar jika dia bertanya karena atasannya tersebut terlihat gelisah bahkan sejak mereka menginjakkan kaki di lapangan golf.

"Rui... atau karena Pengasuh Moon, sajangnim?" Tanya sang asisten pribadi sekali lagi. Jeno berusaha menghindar dari tatapan asisten pribadinya, malah pergi untuk berbicara dengan para petinggi perusahaan.

Kenapa harus mengelak? Tinggal akui saja kebenarannya. Itu bukanlah suatu kriminal. Mohon maaf, atasannya itu memang agak gengsian orangnya, tapi kalau dalam bertindak tidak pakai aba-aba, tidak pakai rem, melesat seperti dirinya adalah mobil balap yang sudah dipasangkan NOS.

Babysitting Boss's Son • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang