Menjadi pemimpin perusahaan membuat Lee Jeno harus merelakan waktu berharganya bersama putra semata wayangnya. Tak tega melihat Rui hanya menghabiskan waktu dengan golden retriever kesayangannya setiap hari, Jeno pun mencarikan penjaga yang mampu me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bukankah ini gila, Wonwoo-ssi? Pertama-tama jangan salah paham dulu... aku masih akan terus mendukungmu walau nanti wakutku mungkin tidak akan lebih banyak untukmu. Aku punya kekasih sekarang! Jangan marah eoh?! Meski aku sudah punya pacar tapi aku tidak akan berhenti menjadi fansmu. Konser tinggal beberapa hari lagi. Aku bahkan mengajak Rui untuk ikut denganku. Tapi belum ku tanya pada Papanya hehe dia akan mengijinkan Rui untuk ikut denganku kan??"
Bicara dengan photocard Jeon Wonwoo itu berlangsung selama kurang lebih 30 menit lamanya. Itu pun dia lakukan sesaat setelah tiba di rumah dan menyelesaikan rutinitasnya dengan Appa Taeil. Langsung duduk di meja belajarnya kemudian merenung. Terlalu banyak kejadian tidak terduga yang terjadi belakangan ini padanya. Setelah menjadi pengasuh Rui memang sudah banyak hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya, malah terjadi. Tentunya semua itu adalah hal positif yang memberi keuntungan pada Haechan, baik secara material maupun emosional. Semua hal yang patut disyukuri. Haechan bahkan tidak ingat kapan dia stres memikirkan uang untuk mencukupi kebutuhannya dan juga untuk menabung karena gajinya yang berkali-kali lipat lebih banyak dari pekerjaan yang sebelumnya.
"Dan aku melupakan event yang penting! Aku terlalu banyak berpikir sampai lupa kalau natal akan segera tiba!! Tapi aku tidak melihat pohon natal di rumah Jeno. Apa dia penyembah patung? Eh astaga mulutmu, Moon Haechan!! Maksudku, apa mereka tidak merayakan natal? Tapi Appa saja sudah mendekorasi rumah meski seadanya, dengan pohon natal yang kecil. Aku terlalu banyak bicara, sebaiknya aku tidur saja. Besok aku harus kerja lagi dan aku tidak mau bangun terlambat."
Sudah merebahkan diri di tempat tidur pun Haechan tetap tidak bisa tidur juga. Malah melihat room chat-nya dengan Jeno. Ingin mengganggu pria itu tapi teringat kalau banyak hal yang harus diselesaikan Jeno jadi Haechan merasa tidak enak untuk mengganggu. Berujung dia memutar playlistSeventeen-nya yang mana dia buat untuk dia putar sebelum dia tidur.
'How to spend your meaningful Christmas with your love one.'
Begitu banyak hal yang Haechan bisa dia lakukan dengan Jeno, tapi pada akhirnya Haechan kembali harus menghela nafasnya. Jeno itu seorang pemimpin perusahaan. Putranya saja sampai dicarikan pengasuh karena dia tidak punya waktu untuk dihabiskan bersama putranya. Haechan tidak mau berharap lebih, takut kecewa. Lagian mereka baru saja memulai, jangan sampai dia membuat perasaan Jeno buruk di awal hubungan mereka.
"Kalau begitu apa yang bisa dilakukan dengan anak? Ehm, ganti your love one with your son. Son? Anak laki-lakiku? Astaga... apa aku boleh menyebutnya demikian? Rui mungkin tidak akan senang kan kalau aku mengaku-ngaku sebagai Mamanya. Meski aku ingin. Anyway, kenapa daritadi pikiranku negatif terus. Appa selalu mengajarkanku untuk selalu berpikir positif maka aku akan terus bahagia."
Haechan menulis beberapa catatan di ponselnya tentang hal-hal apa saja yang bisa dilakukan dengan Rui di hari natal nanti. Membuat bucket listspecial christmas ceritanya. Sambil tersenyum geli membayangkan akan seseru apa nanti dia bersenang-senang dengan Rui. Toh memang selama ini Haechan merasa selalu bersemangat setiap menghabiskan waktunya dengan Rui.