• 019 •

5.6K 637 144
                                        

"Jja, aku punya sesuatu untukmu bocah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jja, aku punya sesuatu untukmu bocah... hadiah natal dariku." Kata Haechan sambil menunjukkan satu shopping bag dari brand sepatu ternama dan meletakkannya di depan Rui.

"Sepatu?? Ahjumma membelikanku sepatu??!! Uwaa! Mau lihat!"

Beberapa hari setelah natal dan Rui masih menerima banyak hadiah natal. Dari Papanya tidak usah ditanyakan lagi. Pagi ketika Rui bangun, pohon natal sudah penuh dengan berbagai hadiah. Persis seperti pada scene akhir di film Home Alone 2 yang mana di bawah pohon natalnya penuh dengan hadiah dari pemilik toko mainan. Rui juga menerima hadiah dari Opa dan Omanya, sekarang dari Haechan.

Dengan girang anak itu mengeluarkan kotak dari dalam shopping bag, lalu membuka kotaknya. Sneakers putih yang sesuai dengan ukuran kaki Rui.

"Eoh!! Ini kan—"

"Jajjan!!!" Haechan mengangkat kakinya sebelum kembali melanjutkan perkataannya, "Sepatu couple! hihi sebenarnya sepatu ini sudah lama ku lihat di online store, tapi baru bisa ku pesan beberapa hari yang lalu. Beruntung tibanya tepat waktu. Kita punya sepatu couple pertama kita, Rui-yaa... bagaimana? Kau suka?"

Anak itu mengangguk sambil tersenyum tapi dengan matanya yang berkaca-kaca karena terharu. Haechan memang kerap kali membuat Rui terharu dengan perlakuannya, bahkan sekecil dan sesederhana bagaimana pun kelihatannya. Terlebih kalau Haechan memperhatikan outfit Rui agar matching dengannya. Lalu sekarang sepatu couple.

"Terima kasih, Ahjumma~ aku senangg!"

"Mama..."

"Hah? Ahjumma bilang apa?"

"Kau bisa memanggilku Mama kalau kau mau... ya meski aku belum resmi menjadi istri Papamu tapi kalau kau mau, panggillah aku dengan sebutan Mama. Lakukan apa yang ingin kau lakukan, Lee Rui... selama itu membuatmu senang."

"Sungguh? Aku boleh melakukannya?? Aku boleh memanggil Ahjumma dengan sebutan Mama??"

Haechan mengangguk dengan penuh keyakinan. Nampaknya anak itu masih ragu, karena setelahnya dia diam seperti memikirkan sesuatu tapi Haechan malah menyentil pelan jidatnya.

"Apa yang kau pikirkan, bocah?"

"Tidak, tidak apa-apa... masih tidak percaya karena pada akhirnya aku bisa memanggil seseorang dengan sebutan Mama. Apa aku sudah menjadi anak baik akhir tahun ini jadi diberi hadiah juga? Santa harabeoji memberiku hadiah karena aku tidak nakal kan?"

"FYI, Santa itu tidak ada bocah. Yang memberimu hadiah itu bukan Santa yang masuk diam-diam ke rumah dan meletakkannya di bawah pohon natal juga kaus kaki yang digantung. Nope, itu semua dari Papamu. Asisten pribadimu yang memesan semua hadiahnya untuk dibawa ke rumah pada saat kau sudah tertidur."

"Heol, aku tertipu. Tapi tak apa. Santa harabeoji identik dengan natal. Berarti Papa adalah Santa-nya Rui hehe"

"Tapi kau sudah melakukannya dengan sangat baik, Rui-yaa... kau merasa dirimu jauh lebih terkendali, perasaanmu baik terus dan kau merasa dirimu jauh lebih berkembang. Bukan begitu? Karena kau akhirnya menemukan kegiatan yang cocok untukmu, jadi kau tidak akan memberontak lagi pada orang di sekelilingmu. Kau punya tempat untuk melampiaskannya. Dalam hal yang positif. Yah, kenapa diam saja? Tidak mau mencobanya? Memanggilku dengan sebutan baru?"

Babysitting Boss's Son • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang