• 010 •

5.8K 715 68
                                    

"APPA APPA!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APPA APPA!!"

Taeil yang sudah tertidur pulas di sofa sambil menunggu Haechan pulang nyaris terjatuh dari sofa mendengar putrinya yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah dan berteriak memanggilnya.

"Oh Appa miaannn~ ku pikir Appa masih bangun menonton piala dunia hihi"

"Tadinya... tapi lagi-lagi Appa tertidur. Ada apa, Nak? Apa terjadi sesuatu? Kau terlihat senang sekali pulang dari kerja."

Haechan segera mendudukkan dirinya di samping Appa-nya, menghadapkan tubuhnya pada pria itu lalu mengotak-atik sesuatu di ponselnya sebelum menunjukkannya pada Taeil.

"Lihat Appa~ Haechan akan pergi konser Seventeen hahaha Haechan dapat tiketnya. Eh tidak sih, Haechan sebenarnya kehabisan tiket tapi bos Haechan berbaik hati memberikan satu tiket pada Haechan jadi Appaaa.... Haechan akan bertemu anak mantumu hahaha"

Taeil sangat teramat mewajarkan Haechan menyebut Jeon Wonwoo sebagai suaminya. Perkara Haechan yang menjadi kpoper, menjadi carat dengan biasnya Wonwoo pun Taeil sama sekali tidak marah, terlepas dari berapa banyak uang yang dia keluarkan untuk kegemarannya itu. Di saat-saat sedih Haechan, dimana Taeil bahkan tidak mampu menghiburnya, mendengarkan lagu Seventeen, melihat penampilan mereka adalah obat bagi sakit hati Haechan, penyemangatnya. Bisa dibilang selama ini yang membuat Haechan sanggup bertahan bukan hanya karena Appa-nya tapi karena Seventeen juga. Maka dari itu Taeil mengerti dan memberinya dukungan. Lagipula selama ini kegiatannya itu tidak memberi dampak buruk dalam kehidupan putrinya. Haechan malah bahagia. Bahagia meski dompetnya kosong karena menafkahi idolanya itu.

"Bosmu yang sekarang baik sekali ya? Sudah diberi gaji besar, kau bahkan diantar pulang ke Daejeon, masalah di kantor lamamu diusut sampai tuntas juga. Sekarang malah membelikanmu tiket konser. Ya ampun, bersyukur dapat atasan yang baik seperti dia Haechan-aa..."

"Iya kan Appa?? Walau mulutnya kadang-kadang tidak bisa difilter, suka sekali mengata-ngataiku tapi beliau memperlakukanku dengan sangat baik Appa. Sungguh. Anaknya yang nakal itu juga sudah mulai tenang sekarang, maksudku Rui sudah tidak terlalu banyak berulah. Appa... ku pikir aku tidak akan pernah bisa berinteraksi dengan anak-anak lagi sejak berhenti dari day care tapi ternyata bisa juga menangani kuda liar seperti Rui."

"Appa bangga padamu, Nak..." Balas Taeil sambil mengelus-elus kepala Haechan sambil tersenyum.

"Appa masih ingin menonton piala dunia? Tapi besok Appa harus ke restoran dan bekerja. Hari ini tidur cepat saja ya Appa? Istirahat."

"Iya... Appa rasa Appa tidak boleh banyak begadang sekarang-sekarang ini."

Wajah Haechan berubah murung seketika itu juga. Mungkin karena beberapa hari ini dia terlalu fokus dengan pekerjaannya di Seoul, bersenang-senang dengan Rui, dia sampai lupa dengan Appa-nya. Tidak lupa sepenuhnya. Hanya saja dulu sewaktu masih bekerja di Daejeon, tiap ada waktu istirahat Haechan pasti akan menyempatkan dirinya makan di restoran Appa-nya. Sekedar memastikan Appa-nya baik-baik saja karena bekerja sendiri.

Babysitting Boss's Son • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang