Menjadi pemimpin perusahaan membuat Lee Jeno harus merelakan waktu berharganya bersama putra semata wayangnya. Tak tega melihat Rui hanya menghabiskan waktu dengan golden retriever kesayangannya setiap hari, Jeno pun mencarikan penjaga yang mampu me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa kamu di sini?? Katanya tadi mau kerja..."
"Aku sedang bekerja sekarang."
"Memperhatikanku packing maksudmu, Jen?" Tanya Haechan menatap datar soon-to-be husband-nya yang posisinya tengah berbaring dengan posisi miring di tempat tidur milik Haechan, menopang kepalanya dengan satu tangannya, memperhatikan Haechan yang tengah packing karena besok pagi-pagi benar mereka bertiga bersama Taeil akan terbang ke Swiss.
Rui kenapa tidak ikut? Sudah dibujuk Haechan tapi Rui tidak mau. Katanya ingin ikut Oma dan Opanya ke Jepang, dengan Maui. Memangnya bisa anjing naik pesawat? Dengan pesawat pribadi K-ICE tentu saja bisa. Maui sudah biasa naik pesawat, bolak-balik Jepang jika ada libur. Pergi menghabiskan waktunya dengan Oma dan Opanya di Jepang. Kata Rui ke Swiss nanti saja, bisa kapan-kapan. Sempat Rui meledek Papanya, kan cita-cita Mamanya ingin mengajak Kakek Taeilnya ke Swiss, hanya berdua. Kenapa Papanya malah ingin ikut? Di tengah-tengah segudang pekerjaannya di kantor. Tapi memang Jeno saja yang terlalu khawatir. Begini kata Jeno pada Haechan:
"Kamu tidak lancar berbahasa inggris. Kamu juga tidak bisa berbahasa swiss-german. Jadi bagaimana kamu berkomunikasi dengan penduduk lokal di sana?"
"Tapi teknologi sudah canggih, Jeno... aku bisa menggunakan translator di ponselku untuk berkomunikasi dengan orang-orang di Swiss!"
"Tidak, aku harus ikut. Aku khawatir kau malah tersesat di Swiss."
Ya sudah, iyakan saja biar cepat kata Rui. Tidak bisa berdebat dengan Jeno kecuali Haechan pergi diam-diam ke Swiss dengan Appa-nya. Kembali pada kegiatan packing Haechan dengan Jeno yang masih betah memperhatikannya.
"Apa itu?? Kenapa bawa itu juga??"
"Harus Jeno! Cita-citaku memang ingin membawa Appa jalan-jalan ke Swiss, tapi bukan hanya itu. Aku juga punya cita-cita untuk berkeliling tempat-tempat indah dengan photocard Jeon Wonwoo bersamaku. Jadi photocard Wonwoo tidak boleh sampai ketinggalan. Jangan protes, Jen! Hanya photocard bukan orannya asli."
Memang Jeno harus banyak-banyak bersabar dengan Haechan dan segala kegiatannya sebagai seorang fangirl. Ini bukan mau ke konser tapi Haechan ikut memasukkan lightstick seventeen, collection book yang berisi beberapa photocard Jeon Wonwoo, juga beberapa card holder untuk memasukkan photocard untuk dipakai foto. Jeno tidak bisa menghentikan calon Istrinya itu dan sebaiknya dia tidak banyak protes lagi karena Haechan bisa saja mengamuk. Tahta tertinggi masih diduduki oleh suami online rupanya.
"Haechan-aa, Jeno, makan malam sudah siap... makan dulu ayo..."
"Iya Appa, tunggu sebentar! Haechan harus memasukkan plushie Won— APPAAAA!!"
Haechan berteriak karena Jeno yang tiba-tiba memanggulnya di pundak seperti karung beras. Lagipula, sudah banyak barang berbau Wonwoo yang sudah Haechan masukkan ke dalam kopernya, masih saja ditambah. Makanya Haechan langsung diangkut keluar. Diturunkan di samping meja makan. Sampai Taeil bengong melihat kedua sejoli yang segera menikah itu.