• 004 •

5.6K 751 107
                                    

"Wonwoo my love, doakan masa depanmu ini agar bisa bekerja mendapatkan uang agar bisa bertemu denganmu oke? Aku akan segera menuju medan perang, tapi aku janji akan pulang padamu dalam keadaan selamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wonwoo my love, doakan masa depanmu ini agar bisa bekerja mendapatkan uang agar bisa bertemu denganmu oke? Aku akan segera menuju medan perang, tapi aku janji akan pulang padamu dalam keadaan selamat. Kemana lagi aku akan pulang kalau bukan padamu? Tsaahhh... Bye my love~"

Begitulah keseharian Haechan sebagai seorang Carat. Tiada hari tanpa apa yang mereka sering katakan? Halu. Ya itulah yang dilakukan Haechan setiap hari. Tak apa kata Haechan, halu itu indah. Terlebih dengan bias sejuta umatnya. Dan itu harus diwujudkan lagi dengan bertemu Wonwoo secara langsung di konser. Mungkin dengan ikut fansign juga nanti. Uang Haechan banyak sekarang (walau dia baru mulai akan bekerja hari ini), tapi 10 juta won itu sangat banyak. Dia bisa kembali menabung.

Dengan semangat itulah Haechan pergi ke terminal bus menuju ke Seoul pada pukul 5 pagi. Dengan kabut yang masih menghalangi pandangan, rasa dingin yang tembus hingga ke tulang apalagi sebentar lagi musim dingin tiba. Orang lain mungkin menginginkan musim dingin tiba agar bisa melihat salju tapi Haechan tidak karena musim dingin di sana bisa membuatnya mati beku. Haechan senang dengan cuaca yang lebih hangat. Tiba di Seoul, Haechan naik bis lagi sampai ke terminal yang ada di kawasan perumahan mewah Jeno dan Rui. Selanjutnya berjalan kaki ke dalam karena jaraknya tidak terlalu jauh dari terminal.

"Sialan, lelah juga aku. Apa karena kurang olahraga ya? Aku bisa mati cepat kalau tiap hari begini perjalanannya. Mungkin aku harus menambah satu toples tabungan lagi. Menabung untuk beli mobil bekas."

Berbicara dengan dirinya sendiri tidak terasa akhirnya Haechan tiba juga di rumah kediaman Jeno dan Rui. Setengah delapan pagi, tepat sebelum Rui bangun. Bertepatan dengan saat dimana Haechan masuk ke dalam rumah, Jeno juga sementara menuruni tangga dengan pakaian kantornya.

'Astaga ganteng.' Batin Haechan melihat Jeno dengan jidatnya yang nampak. Hanya beberapa detik sebelum dia menggelengkan kepalanya heboh dan kembali membatin, 'Ingat suami di rumah Haechan-aa... fokus. Jangan sampai teralihkan. Kau ke sini untuk kerja bukan selingkuh. Wonwoo bisa marah.'

Tuhan tolong wanita ini butuh pelepasan dari segala setan-setan dan roh-roh jahat yang merasuki pikirannya.

"Oh Pengasuh Moon... anda sudah datang?"

"Mohon maaf Pak, pertanyaannya mungkin bisa diganti karena jelas-jelas saya sudah ada di hadapan Bapak sekarang. Apa Rui sudah bangun?"

"Ya, dia baru saja kembali ke kamarnya untuk mandi. Mungkin anda bisa pergi ke kamar Rui dan mengawasi anak itu saat memakai bajunya karena dia suka menghancurkan isi lemarinya."

"Baik Pak..."

"Setelah itu ajak Rui untuk sarapan di bawah."

"Iya Pak..."

TIba di atas, Haechan langsung disambut Maui dengan bola yang ada di dalam mulutnya. Ekor si golden retriever itu bergoyang-goyang, sepertinya kegirangan melihat Haechan datang.

Babysitting Boss's Son • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang