• 005 •

6.6K 800 104
                                        

Jeno sesekali melirik ke samping ke arah Haechan saat mereka sudah berada di dalam mobil, dalam perjalanan mereka ke Daejeon, wanita itu duduk tegap dan kaku, tidak bersuara sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno sesekali melirik ke samping ke arah Haechan saat mereka sudah berada di dalam mobil, dalam perjalanan mereka ke Daejeon, wanita itu duduk tegap dan kaku, tidak bersuara sama sekali.

"Apa anda merasa tidak nyaman, Pengasuh Moon? Kursinya terlalu tegap? Atau suhunya masih dingin di dalam mobil? Saya bisa menaikkan penghangatnya."

"T-tidak Pak! Bukan itu... ini sudah hangat kok Pak."

"Ah saya mengerti. Anda tidak pernah naik mobil mewah seperti ini kan sebelumnya? Tidak masalah, buatlah diri anda senyaman mungkin. Anda bisa tidur kalau memang lelah. Saya akan membangunkan anda begitu kita sudah memasuki area Daejeon."

"Tidak apa-apa Pak... saya terbiasa tidak tidur di kendaraan umum kalau bepergian ke daerah yang jauh. Bukan apa, saya pernah beberapa nyasar ke tempat lain karena tertidur di dalam kendaraan umum. Lagipula tidak sopan rasanya saya tidur dan meninggalkan Bapak menyetir sendirian. Saya akan menemani Bapak."

"Terserah anda saja."

Agar suasananya tidak canggung Jeno mencoba mencari topik untuk mereka bicarakan selama perjalanan mereka menuju Daejeon. Lalu tiba-tiba saja pria itu teringat akan sesuatu.

"K-ICE punya kantor cabang di Daejeon."

"Iya saya tahu Pak."

"Anda tahu? Wah berarti cabang di Daejeon bagus juga kinerjanya sampai anda mengetahuinya."

Bagus? Haechan tidak salah dengar kan? Sepertinya memang Jeno tidak tahu apa-apa tentang kantor cabangnya. Sebenarnya wajar saja karena Jeno adalah pemimpin perusahaan yang punya segudang pekerjaan untuk dilakukan jadi tidak hanya mengurusi kantor-kantor cabang saja. Dia sudah mempercayakan bawahannya untuk mengatur kinerja dari tiap-tiap kantor cabang jadi harusnya mereka yang sudah diberi kepercayaan harus bisa mempertanggungjawabkan pekerjaan mereka.

"Karena kemarin pagi saya masih bekerja di sana, Pak. Tapi kemudian saya mengundurkan diri karena saya sudah tidak bisa menahannya lagi."

Jeno menolehkan kepalanya sebentar untuk menatap Haechan sebelum kembali mengarahkan pandangannya ke jalanan karena dia masih sedang menyetir. Tapi pria itu tertarik untuk mendengar cerita Haechan. Ini kantor cabang K-ICE, dia harus tahu apa yang terjadi.

"Boleh ceritakan bagaimana keadaan di kantor cabang K-ICE Daejeon? Saya ingin mendengarnya."

Haechan seketika lupa kalau dia sedang bersama dengan pemimpin K-ICE. Inikah saatnya? Pikir Haechan. Mumpung dia sedang bersama Sajangnim.

"Bapak sekali-sekali harus razia di kantor-kantor cabang juga dan lihat bagaimana kelakuan kepala cabang, terutama di Daejeon itu. Saya sebelumnya bekerja sebagai sekretaris di kantor cabang K-ICE Daejeon tapi kepala cabang selalu berbuat sesuka hati. Meminta saya lembur setiap hari, tapi Bapak harus tahu! Bapak harus tahu kalau gaji saya bulan ini dipotong 10%!! Om-om tambun itu bilang ada pemangkasan dana dari kantor pusat makanya gaji karyawan di kantor cabang pun dipotong.

Babysitting Boss's Son • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang