Sasuke, Kiba dan Shino menelusuri ruang laboratorium yang terlihat belum lama ditinggalkan. Alat-alat instrument serta cairan berwarna warni yang entah apa, masih ada di sana. Sasuke meraba dinding batu yang terasa janggal. Sebelah alisnya terangkat, sedetik kemudian ia berbalik melihat pada Hinata yang ternyata sedang melihat ke arahnya dengan byakugan yang masih aktif.
"Buatlah dirimu berguna, Hyuuga."
Sasuke memerhatikan perubahan raut wajah Hinata yang tampak tidak suka dengan kalimat yang baru ia ucapkan. Gadis itu terdiam sejenak sebelum mulai menghampirinya. Sasuke menggeser posisinya agar Hinata dapat lebih leluasa melihat dinding tersebut.
Kiba dan Shino pun menghampiri mereka.
"Ada apa, Hinata?"
Shino terlihat khawatir saat melihat perubahan ekspresi pada wajah Hinata.
"Astaga!" pekik gadis itu.
Kiba menghalangi Sasuke yang lagi-lagi hendak menghancurkan dinding batu dengan tinjunya.
"Kau mau mengubur kami di sini?" tanyanya sarkastik.
"Hn."
Shino terlihat berpikir, sebelum mengatakan "Setiap ruangan pasti memiliki pintu."
Mereka terdiam tanda setuju dengan pemikiran Shino.
"Kita harus masuk ke sana!"
Hinata bergidik saat ia melihat ada beberapa Zetsu putih yang diletakkan di dalam sebuah aquarium besar. Para Zetsu itu seperti menjadi sebuah alat percobaan.
"Kita berpencar!"
Mengabaikan seruan Kiba. Sasuke lebih dulu menghilang dari pandangan ketiganya.
"Ck! Uchiha sialan." gerutu Kiba.
"Sudahlah, ayo kita cari."
Shino, Kiba dan Akamaru mulai mencari pintu untuk masuk ke dalam ruang rahasia. Sementara Hinata masih berdiri di tempatnya, memerhatikan Sasuke yang telah masuk lebih dulu ke dalam sana.
Uchiha terakhir itu terlihat begitu serius menelusuri ruang rahasia yang luasnya tidak seberapa besar. Sesekali, wajahnya yang tampan terlihat seperti berpikir keras hingga membuat keningnya mengkerut. Entah kenapa ekspresi Sasuke yang seperti itu menarik Hinata untuk terus melihat ke arahnya.
Hinata masih terpaku, meski Sasuke telah memergokinya. Pria itu mengaktifkan sharingan, lantas melihat ke arah Hinata yang masih terdiam di tempat semula.
Keduanya kembali bertatapan meski terhalang dinding batu.
"Misi untuk melarikan diri, huh?"
"Seharusnya Kakashi tidak mengirim orang buangan sepertimu untuk misi sepenting ini."
"Kau benar-benar hanya akan menghambat misi ini."
"Kau tidak harus tetap dalam misi ini. Kau bisa kembali, karena jujur saja, aku tidak butuh bantuanmu."
Sesak yang Hinata rasakan, kala telinganya malah kembali mendengar kalimat pedas yang Sasuke lontarkan.
'Pria itu bermulut tajam' batin Hinata.
Lantas mengapa tadi Sasuke menyelamatkannya, dan terlihat mengkhawatirkannya?
"Buatlah dirimu berguna, Hyuuga."
"Cih!"
Hinata memutus kontak mata mereka. Setelah ia sadar jika Sasuke sejak awal selalu saja meremehkannya. Hinata berbalik pergi ke luar dari ruang laboratorium tersebut. Ia memilih untuk melapor pada menara pengawas tentang penemuan mereka setelah lebih dulu berpamitan pada Kiba dan Shino.
.
.
.
Ruang rahasia yang ditemukan oleh Sasuke dan tim-nya menjadi petunjuk besar bagi misi mereka. Di ruangan itu terdapat lima Zetsu putih yang diletakkan di dalam aquarium. Dugaan sementara para Zetsu itu sedang dijadikan alat percobaan.Siapa dan apa motifnya masih menjadi pekerjaan rumah untuk mereka.
Setelah penemuan dan laporan yang Hinata berikan, Gaara didampingi Temari, Kankuro dan dua orang tetua dari Suna mengadakan pertemuan dengan Sasuke, Kiba, Shino dan Hinata.
Mereka membahas perihal lanjutan misi yang akan diberikan kepada Sasuke beserta tim. Gaara meminta secara khusus pada mereka untuk terus menelusuri ke lima terowongan yang terhubung dengan laboratorium rahasia di bawah tanah.
Gaara pun beserta Temari dan Kankuro akan ikut bersama mereka untuk misi tersebut.
"Apa tidak sebaiknya anda tetap di sini, Kazekage-sama?"
Salah satu tetua terlihat keberatan dengan keputusan Gaara. Biar bagaimanapun pemimpin desa tidak seharusnya meninggalkan desa.
"Tetua benar. Aku dan Kankuro yang akan pergi Gaara. Kau sudah cukup melihat keadaan di lapangan sejak kemarin."
Sebenarnya Temari khawatir akan kondisi Gaara. Wajah tampan adiknya itu terlihat pucat. Gaara belum tidur dengan baik sejak pria itu memutuskan untuk ikut langsung ke dalam misi.
"Aku akan ikut dalam misi ini." ... dan tidak ada seorangpun yang membantah keputusan si pemimpin desa.
.
.
.
Siang itu mereka langsung bergerak untuk meneruskan pencarian di terowongan berikutnya. Kali ini mereka sepakat untuk membagi tim menjadi tiga kelompok ; Shino dan Temari. Kiba, Akamaru dan Kankuro. Sial bagi Hinata, ia harus satu tim dengan orang yang paling ingin ia hindari.
"Tolong jaga Hinata, Gaara-sama."
Sebelum berpisah, Kiba sempat menitipkan Hinata pada Gaara, pria berambut ikal itu pun melirik sekilas pada Sasuke yang bersikap acuh.
"Hm."
Gaara hanya membalas dengan gumaman ambigu.
"Jaga dirimu baik-baik, anggap saja kau sedang bersama aku dan Kiba."
Hinata mengangguk pada Shino, kemudian ia sempatkan untuk memeluk Akamaru.
Ketiga tim itu berpisah di depan ruang laboratorium. Masing-masing memilih terowongan yang berbeda. Semakin lama, Hinata tidak lagi bisa melihat tubuh Shino dan Kiba yang sudah masuk lebih jauh ke dalam terowongan tersebut.
"Sebelum itu, aku harap kita bisa bekerja sama dengan baik."
Suara Gaara memaksa Hinata untuk menoleh ke arah Kage muda itu, pun Sasuke.
"Saling menjaga satu sama lain."
Gaara memang lebih bijak dan dewasa setelah perang dunia ninja lalu.
"Baiklah. Tidak usah banyak bicara. Ayo kita pergi."
Sasuke melesat lebih dulu setelah mengatakannya. Hinata mendengus, mungkin salah satu alasan Gaara untuk satu tim dengan Sasuke adalah karena sifat Uchiha yang sulit bekerja sama dengan orang lain.
Mungkin Gaara hanya ingin jadi penengah ... atau mengawasi Uchiha secara langsung karena ia belum percaya sepenuhnya, entahlah.
"Hyuuga-san, kau duluan."
"B-baik, Kazekage-sama."
Hinata melesat menyusul Sasuke. Lalu Gaara yang mengikutinya dari belakang. Ketiganya terus masuk ke dalam terowongan tanpa tahu akan apa yang menunggu di depan. Bukan hanya bahaya yang timbul dari luar, mereka pun harus waspada akan adanya bongkahan rasa yang menggeliat dalam misi mereka.
.
.
.
tbc-thankiss ♥
![](https://img.wattpad.com/cover/295565577-288-k839037.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unintended
FanfictionSetelah perang dunia ninja usai, Hinata memilih pergi dari Konoha. Alih-alih demi sebuah misi, Hinata hanya sedang berusaha membuat jarak untuk mengobati hatinya yang retak. Dalam perjalanan ia menemukan banyak hal tak terduga ... mampu merasakan ci...