Pagi itu, Gaara didampingi Temari dan Kankuro, menggelar pertemuan dengan para Shinobi yang akan terlibat dalam misi gabungan yang digagas oleh negara aliansi.
Suna menjadi tempat pertama misi itu dimulai. Gaara mengarahkan para Shinobi untuk menyelidiki ruang bawah tanah yang beberapa waktu lalu ditemukan di gurun pasir dekat dengan perbatasan.
Shinobi dari Konoha dibantu dengan dua orang Shinobi dari Suna, diminta untuk melakukan penyelidikan awal. Sementara yang lain bertugas untuk menyisir wilayah perbatasan.
Kurang dari lima belas menit pertemuan itu akhirnya selesai. Gaara menerima pesan dari rumah sakit perihal kondisi Hinata yang mulai membaik dan bersikeras untuk keluar dari rumah sakit hari itu juga.
"Hinata sudah membaik?"
Kiba bertanya antusias. Temari pun mengangguk dengan senyuman.
"Syukurlah, aku bisa tenang sekarang!"
"Ya, tapi Hinata bersikeras untuk keluar dari rumah sakit sekarang."
Kiba menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Terkadang Hinata memang sedikit keras kepala."
Pria bersurai ikal itu terkekeh, lalu melihat pada Shino yang berdiri di sebelahnya.
"Bagaimana kalau kita menemui Hinata dulu untuk mencegahnya keluar dari rumah sakit?"
Shino pun langsung mengangguk setuju, "Baiklah."
Kiba dan Shino pun berpamitan pada Gaara dan Temari yang sejak tadi memerhatikan mereka, "Kami akan segera kembali." lalu pada Sasuke, "Kami akan menyusulmu."
Tanpa menunggu jawaban, Kiba, Shino, diikuti Akamaru segera beranjak untuk keluar dari ruang pertemuan. Namun baru beberapa langkah, sebuah suara memaksa mereka untuk menghentikan langkah.
"Aku yang akan menemuinya."
Spontan semua pasang mata melihat pada Sasuke yang sejak pertemuan berlangsung tetap konsisten untuk menutup mulutnya.
Kiba dan Shino saling berpandangan.
"Aku akan menyusul kalian berdua."
Belum sempat Kiba dan Shino mengeluarkan suara, Sasuke sudah lebih dulu menghilang dari ruang pertemuan.
"Ck! Dasar Uchiha, Hinata tidak akan mendengarkannya."
Shino menenangkan Kiba yang bersungut kesal, "Setidaknya biarkan mereka akrab."
Kiba tertawa lepas, "Hinata akrab dengan Sasuke?"
Menghiraukan Kiba, Shino diikuti Akamaru keluar ruangan terlebih dulu.
"Hei! tunggu aku." Kiba melebarkan langkah untuk menyusul Shino dan Akamaru. Sementara Gaara dan Temari masih terdiam di dalam ruang pertemuan yang telah sepi.
"Gaara, kau mau tetap di sini atau mengawasi misi secara langsung?"
Temari akhirnya bersuara, melihat pada Gaara yang bergeming. Kedua mata Kage muda itu masih menatap lurus ke tempat di mana Sasuke tadi berada.
"Gaara-"
Entahlah, hanya saja saat mendengar kabar dari rumah sakit, kepala Gaara terus dipenuhi oleh Hinata dan tatapan mata mutiara-nya yang kala itu terlihat penuh luka.
"Aku pergi dulu." Temari melihat Gaara menghilang bersama pasirnya.
"Aneh sekali," gumam Temari seraya mengedikkan bahunya.
.
.
.
"Aku belum mengizinkanmu untuk ikut dalam misi ini."
Hinata hanya bisa membola dengan mulutnya yang setengah terbuka saat ia menemukan Sasuke berdiri di depannya dengan ekspresi yang tidak bisa dibantah.
"Dengan keadaanmu, kau hanya akan menghambat kami."
Gadis berparas cantik itu terkesiap saat Sasuke lagi-lagi meremehkannya. Sedetik kemudian, Hinata tampak mengatur napas, menenangkan diri, lalu menarik tiap sudut bibirnya, tersenyum lebar hingga kedua lesung pipinya terlihat.
Senyum yang lantas membuat Uchiha Sasuke terpana.
"Terima kasih karena sudah mengkhawatirkanku, Uchiha-san..."
Giliran Sasuke dibuat terkesiap dengan sikap Hinata yang sangat di luar perkiraannya.
"..tapi aku baik-baik saja, semua berkat cakra perlindungan milikmu."
Hinata masih tersenyum, Sasuke masih berdiri kaku bak sebuah patung. Gerakan Hinata masih menjadi fokus utamanya ... bagaimana gadis itu mengedipkan mata, bertutur kata dan menyelipkan helaian rambut ungu gelapnya ke belakang telinga.
"Aku berjanji tidak akan menyusahkan kalian."
Mata mutiara itu terlihat lebih bersinar dari yang sebelumnya Sasuke lihat. Sasuke masih terpaku di depan Hinata yang mulai salah tingkah. Gadis itu menautkan kedua jari telunjuknya. Pupil mutiaranya mengintip Sasuke dari balik bulu matanya yang lebat.
Ditelisik dari sudut manapun, Hyuuga Hinata terlihat sangat menggemaskan.
"B-bagaimana, Uchiha-san?"
Sementara Sasuke sedang berusaha menyusun kalimat yang hendak ia ucapkan, sebuah suara lebih dulu menginterupsi keduanya, "Kau bisa tetap ikut dalam misi ini, membantu Temari memonitoring di Kage Tower, bagaimana?"
Baik Hinata pun Sasuke, melihat pada Gaara yang telah berdiri tidak jauh dari tempat mereka.
.
.
.
tbc-thankiss♥

KAMU SEDANG MEMBACA
Unintended
Fiksi PenggemarSetelah perang dunia ninja usai, Hinata memilih pergi dari Konoha. Alih-alih demi sebuah misi, Hinata hanya sedang berusaha membuat jarak untuk mengobati hatinya yang retak. Dalam perjalanan ia menemukan banyak hal tak terduga ... mampu merasakan ci...