Five

2.5K 242 22
                                    

Happy Reading 🌼

.
.
.
.
.


Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan Lisa masih betah menunggu Jennie keluar dari rumah Paman nya itu. Meskipun mata nya mulai berat, dia tetap menunggu orang yang berhasil membuat nya penasaran

Setelah beberapa helaan nafas Lisa keluarkan karna merasa bosan, akhirnya Jennie keluar dari rumah dan itu membuat senyum Lisa mengembang... Cepat² dia turun dari mobilnya dan menghampiri Jennie

"Kenapa kau masih disini?!"

Tentu saja Jennie kaget dengan keberadaan Lisa, dia pikir Lisa sudah pergi sejak dia mengusirnya

"Nungguin lo hehe" cengir Lisa

"Untuk apa?" Sumpah Jennie harus benar² ekstra sabar menghadapi Lisa, dia belum pernah ketemu orang menyebalkan seperti Lisa sebelumnya

"Ya ngantar lo pulang lah... Yakali gue biarin lo pulang sendirian tengah malam gini! Mau lo digondol kunti?"

"Gausah sok akrab"

Lisa menahan tangan Jennie ketika gadis itu akan meninggalkannya seperti yang sudah-sudah, mungkin memang lancang... Tapi untuk orang yang kepala batu seperti Jennie harus sedikit pemaksaan

"Lo gak liat apa ini jam berapa? Pokoknya lo harus ikut gue dari pada gue pulang dengan keadaan hati yang gak tenang" Lisa menarik tangan Jennie dan membawa nya kearah mobil sementara Jennie berusaha melepas genggaman tangan Lisa

"Apaan sih, kau itu siapa? Lancang sekali. Lepas gak!"

"Gue Lalisa Manoban, Direktur sekaligus sahabat Irene Pemilik perusahaan tempat lo kerja" jawab Lisa penuh penekanan membuka pintu mobil dan mendorong pelan tubuh Jennie untuk masuk

"Gak penting" sinis nya tanpa menyadari dia sudah masuk kedalam mobil Lisa

"Yaak sejak kapan aku duduk disini" pekik Jennie saat baru menyadari sudah ada di dalam mobil membuat Lisa terkekeh

"Udah lo diem aja, gue anter lo pulang"

Jennie menahan nafas beberapa detik ketika Lisa dengan berani memasangkan sabuk pengaman padanya. Ditambah Lisa sempat menoleh kearahnya dengan senyuman maut

Sejenak kata cantik terbesit di otak Jennie, tak bisa dipungkiri dia sempat terpesona oleh senyuman itu tapi balik lagi dia pandai bermain ekspresi.. wajah datar adalah poker face nya!! kemudian bernafas lega setelah Lisa menjauh dan menjalankan mobilnya

"Oh ya Jenn, gue tadi sempet liat lo murung waktu keluar dari rumah itu. Apa terjadi sesuatu di dalam sana?" Lisa membuka obrolan untuk memecah keheningan selama perjalanan

"Aku sudah bilang padamu, kalo ini bukan urusanmu"

"Oke, tapi kalo gue boleh kasih saran... Apapun sesuatu yang buat lo sedih, jangan terlalu di pikirin" ceplos Lisa berhasil membuat Jennie menoleh

"Gausah sok tau" ketus nya

Lisa hanya tersenyum mendengar nada tak suka dari Jennie, karna tak ingin jadi canggung dia memutar otak untuk mencari topik yang bisa mencairkan suasana

"Emm Jenn, kok lo bisa kenal sama anak² panti terutama Ella? Lo juga sering berkunjung kesana ya?"

Benar dugaan Lisa, Jennie cukup cepat menanggapi obrolannya ketika membahas anak² panti asuhan meskipun wajahnya tetap saja datar

"Sudah hampir satu tahun ini aku mengenal mereka" Lisa mengangguk paham, kemudian menghela nafas sabar karna dia pikir Jennie akan melanjutkan ceritanya... tapi tetap pada setelan awal kalau gadis di sebelahnya ini sangat irit bicara

The First || {JenLisa} ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang