Eleven

2.2K 229 29
                                    

Happy Reading 🌼

.
.
.
.
.

Tepat seminggu setelah kepergian Jiyong, saat ini Yerim dan Somi ingin mengajak Jennie untuk tinggal bersama mereka. Bukan karna mereka sudah berubah melainkan untuk memanfaatkan Jennie karna saat ini hanya dia lah sumber keuangannya

Katakanlah mereka sudah bergantung pada Jennie

Yerim merasa tidak cukup tenaganya untuk kerja, terlebih dia tidak mau Somi capek² mencari kerjaan

"Maafkan aku Bibi, tapi aku tidak bisa ikut dengan kalian"

"Kenapa? Apa kau lupa kalau masih harus memberi ku uang setiap bulan?" Jennie menghela nafas lagi² dada nya terasa sesak karna Bibinya ini terus saja menekan dia, kapan Bibinya akan berhenti membencinya? Dia ingin Yerim menganggap nya keluarga terlebih bisa menyayangi nya seperti anak sendiri

Karna jujur selama tinggal dengan Yerim, Jennie tidak pernah mendapat pelukan hangat darinya. Jangankan peluk, menyentuh saja Yerim ogah²an, padahal Jennie sangat menginginkan sandaran juga kasih sayang dari Yerim... Mau bagaimanapun hanya Yerim sosok orang tua yang ia miliki saat ini

Jennie merindukan pelukan seorang Ibu

"Bibi tenang saja, aku akan tetap memberimu uang seperti biasanya. Tapi tidak untuk tinggal bersama kalian"

"Kenapa sih kak? Lo udah gak peduli sama kita?" Ceplos Somi yang sejak tadi sudah jengah dengan penolakan Jennie

"Bukan gitu Somi, aku sudah nyaman tinggal disini. Dan aku gamau ngerepotin kalian lagi"

"Alah bilang aja lo udah gak butuh kita lagi, mentang² Ayah udah meninggal. Jadi lo gamau berurusan lagi sama kita"

Rose hanya bisa mengumpat dalam hati melihat kelakuan dua manusia yang gak tau diri seperti mereka, ingin sekali dia membantu Jennie tapi lagi² tangan Jennie menahannya untuk tetap diam. Jadi yang dia lakukan hanya menyumpah serapahi dua orang di depannya ini

"Dari dulu siapa yang tidak mau berurusan dengan siapa? Bukannya kalian yang tidak pernah menganggap ku keluarga?" Kali ini Jennie tidak bisa lagi terus mengalah, dia harus berani melawan Bibi dan sepupunya ini

"JENNIE" pekik Yerim melotot tajam

"Aku benar kan Bi? Kau tidak pernah menyayangiku, kau hanya jadikan aku mesin uang mu. Bahkan kau tidak segan untuk menghukum dan memukul ku kalau aku tidak menuruti kemauanmu" ucap Jennie tersenyum miris, dia bisa merasakan elusan tangan Rose di punggung nya

"Ya memang benar, aku membencimu sejak kau tinggal di rumahku. Aku membencimu karna kaulah suami ku tidak pernah lagi memperhatikan ku juga Somi, yang dia pedulikan hanya kau! Aku membencimu karna kau merenggut semua kebahagiaanku Jennie!!"

"Kenapa kau tidak hidup di panti asuhan atau jalanan saja waktu itu, kenapa harus tinggal di rumahku dan mengambil semua perhatian suamiku! Aku menyesal sudah merawat mu, karna kau hubungan kami jadi hancur. Kau... Kau pembawa sial Jennie!"

Teriak Yerim dengan emosi yang menggebu membuat dada Jennie semakin sesak, dia berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang meskipun ingin sekali dia menangis. Baru kali ini dia melihat Yerim sangat marah ditambah kalimat yang di lontarkan padanya sangat menyakitkan

"Ayo Somi kita pergi dari sini, percuma saja kita ajak dia dengan cara baik². Terserah dia kalau tetap mau tinggal ditempat kumuh seperti ini" ucap Yerim lagi

"Aku membencimu kak, ups salah. Aku membencimu Jennie" ketus Somi kemudian ikut berdiri disamping Yerim yang masih menatap tajam kearah Jennie

"Ingat! Kalau kau tidak memberi ku uang, lihat saja apa yang akan aku lakukan"

The First || {JenLisa} ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang