Saat tahu aku hamil, banyak yang meragukan kabar itu. Para tetangga menganggapku halu, berkhayal dan macam-macam cibiran. Aku sudah tidak mau terpancing, cukuplah satu kali keguguran menjadi pengalaman untukku.
Aku tidak mau terlalu stres, dan akan berdampak buruk untuk janinku. Bahkn saat Bu Lasmi menghasut para tetangga untuk menertawakan kabar kehamilanku,
"Eh, mana ada ya 'Turunan Mandul' itu hamil. Palingan bentar lagi ada kabar masuk Rumah Sakit terus bawa pulang kabar pendarahan lah, keguguran lah." sindirnya. Saat aku belanja di Warung dekat Rumah Bu Lasmi. Hampir semua yang berada di Warung tertawa. Jika Mas Wisnu mendengar mungkin dia pun akan marah.
"Kabar kehamilan dan keguguran saya itu bukan kabar bohong, Bu. Bersyukurlah anak Ibu tidak mengalami yang seperti saya alami." ucapku. Semua terbengong,
"Ha ha ha. Kalau anakku, sekarang dia benar-benar hamil. Sudah 2bulan, kalau kamu memang sudah terlambat haid??" ucap Bu Lasmi sinis. Lagi-lagi Bu Lasmi menertawakanku.
"Alhamdulillah, Bu. Dari hasil USG, kandungan saya masuk 7minggu." jawabku.
"Anakku enggak perlu di tes-tes segala. Enggak perlu USG juga, telat haid ya berati hamil. Karena di Keluarga kita tidak ada 'Turunan Mandul'" ucapnya penuh kesombongan.
"Iya ya, Bu Lasmi. Jaman dulu enggak perlu tes apalagi USG. telat haid ya berati hamil, sekarang yang katanya canggih malah enggak tepat perkiraannya. Nyatanya Ayu katanya hamil, sudah USG tiba-tiba keguguran dan enggak jadi hamil," ucap salah seorang Ibu di Warung. Lagi, semua tertawa.
Aku tidak perduli, sambil tersenyum aku berlalu meninggalkan Warung.
Sampai di Rumah, aku tidak menceritakan penghinaan Ibu-Ibu di Warung dengan Mas Wisnu. Aku hanya bercerita, jika anak Ibu Lasmi hamil dan usia kandungannya hampir sama denganku.
"Alhamdulillah," jawab Mas Wisnu.
Bulan berganti, kini usia kehamilanku masuk pada bulan ke empat.
Hari ini aku dan mas Wisnu pergi ke RSIA untuk kontrol rutin. Ketika kami hendak pulang, kami berpapasan dengan Bu Lasmi serombongan. Ibu Lasmi terlihat sangat panik. Bahkan saat kami menyapanya tidak seperti biasa, Ibu Lasmi sama sekali tidak menanggapi kami. Tidak ada lagi kata-katanya yang kejam.
Baru aku tahu setelah selang beberapa hari pertemuanku dengan Bu Lasmi di RSIA. Ibu Warung, tetangga Bu Lasmi memberi tahuku,
"Ayu, kamu tahu anaknya Bu Lasmi, yang katanya hamil?" tanya Ibu warung.
"Iya, Bu. Dina kan?" jawabku. Karena hanya Dina anak satu-satunya Bu Lasmi. Ibu Lasmi janda satu orang anak, dan tak pernah menikah lagi setelah di tinggal meninggal suaminya.
"iya, sipa lagi? Anaknya kan cuma si Dina. Ternyata Dina tidak hamil, tapi ada kanker di Rahimnya. Sekarang lagi di Rumah Sakit, di angkat rahimnya." jelas Ibu Warung.
Deg. Aku tidak mampu berkata-kata apapun lagi.
Hari ini. Seperti biasa saat mas Wisnu pergi mengantar telur asin ke warung-warung, aku hanya duduk dengan segelas susu dan cemilan.
Bahagia sekali menikmati masa santai ku, bersantai dengan ditemani kudapan kini menjadi rutinitas dan hobiku. Tidak seperti kehamilanku yang pertama, memasuki bulan ketiga nafsu makanku kian bertambah.
"Assalamu'alaikum," terdengar seseorang di luar.
"Waalaikumsalam," jawabku. Setelah aku membuka pintu, ternyata seseorang yang sama sekali tidak aku duga akan bertamu Ke Rumahku. Seseorang yang biasa hanya menyapaku di jalan. Bu Lasmi, seketika memelukku. Aku ingin berontak, namun urung ku lakukan. Berkali-kali kata maaf terucap dari mulutnya.
"Maafkan saya, Ayu." ucapnya.
"Kenapa, Bu Lasmi? Ada apa?" tanyaku heran.
"Dina, Ayu. Anakku tak akan pernah bisa punya anak," ceritanya. Tangisnya semakin menjadi. Bu Lasmi mengungkapkan peneyesalan atas sikapnya padaku selama ini.
Tentu aku maafkan, aku tidak mau penyakit hati menghambat langkahku. Seperti nasehat Ibu, aku tidak boleh merugi hanya karena tidak mampu menjaga emosi.
~~~~
Karena banyak yang nanyain nasib Bu Lasmi.
Jadi aku bikinin Extra Part.Semoga suka... 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Selembar Jarit (TAMAT)
General FictionSelembar Jarit, Hadiah pernikahan dari seorang ibu untuk anaknya yang bernama Ayu. Berharap agar Ayu bisa hamil dan memiliki keturunan. Mungkinkah Ayu hamil dan memiliki keturunan? Sementara ia berasal dari keluarga "Turunan Mandul"? inilah kisahnya...