26 : Thalassa Island

173 30 0
                                    

171122bta

Happy Reading 💃
.
.
.
.
.

   "Untuk sekarang lebih baik lo ikut gue dulu, nemuin temen lo itu mending nanti aja." Ujar Aurora menatap Tregias dengan perasaan dongkol.

   "Baiklah Rheys."

   "Udah gue bilang nama gue bukan Rheys, lo ngerti bahasa manusia atau enggak sih?." Ujar Aurora kesal pasalnya nama nya telah di ganti dengan seenak jidatnya oleh Tregias.

   "Nama anda Arheysa Aurora Aguilar, jadi saya ambil dari penggalan nama depan anda yaitu Rheys." Jelas Tregias dengan tampang tanpa dosa nya.

   "Nama gue itu Arhesa Aurora Aguilar gak pakai Y, you paham tidak, hah!." Ujar Aurora yang kesal bukan main.

   "Ya."

   "Bagus kalau lo ngerti. Sekarang ikut gue." Ujar Aurora yang langsung berjalan kearah dinding di ruangan. Saat mereka mendekati dinding tersebut, dinding yang terbuat dari kaca putih tersebut retak dan pecah berkeping-keping, namun retakan nya tersebut tidak pernah jatuh melainkan tertarik ke dalam lubang hitam di balik dinding. Aurora melangkah dengan santai kedalam lubang hitam di dinding tersebut kemudian disusul oleh Tregias yang melangkah dengan sedikit ragu.

   Saat melangkah ke dalam lubang tersebut, pandangan Tregias sedikit bergoyang tidak stabil dan kemudian di langkah berikutnya pemandangan didepannya sudah berubah menjadi sebuah ruangan yang luas yang dindingnya, lantai dan atap nya pun terbuat dari bahan yang sama yaitu kaca putih bersih yang berkilau.

   Tregias mengedipkan matanya beberapa kali untuk mengusir rasa pusing yang ia rasakan saat melalui lubang hitam yang Aurora sebut sebagai teleportasi itu.

   "Lain kali lo tutup mata aja biar gak pusing, tapi lama-lama lo juga bakal kebiasa kok." Komentar Aurora sambil berjalan meninggalkan Tregias yang masih berdiri di tempat.

   Tregias tidak menyahuti ucapan Aurora, setelah pusing nya hilang ia sibuk memperhatikan ruangan di sekelilingnya. Ruangan tempat nya sekarang berbentuk seperti setengah bola dengan atap yang melengkung.

   Di sekelilingnya penuh dengan benda-benda aneh yang ia tidak tahu fungsinya, yang bisa ia kenali hanya benda seperti, meja makan, piring, gelas, sofa, televisi,kulkas, dan sesuatu seperti aquarium namun didalam nya tidak terdapat ikan namun hanya air dengan beberapa batu karang.

   Di tengah ruangan ada meja bundar besar yang di kelilingi oleh beberapa kursi santai. Aurora duduk di salah satu kursi tersebut, dari meja bundar besar sebuah cahaya keluar membentuk sebuah layar hologram yang menunjukkan kode-kode yang bergulir dengan cepat hingga tidak bisa dilihat oleh Tregias.

   Tregias mendekat ke arah Aurora yang sedang fokus melihat kode-kode tersebut. Layar hologram tersebut  terus bergulir hingga sekarang menunjukkan beberapa foto. Tregias juga tidak dapat melihat dengan jelas siapa orang di foto tersebut karena foto tersebut juga terus berganti dengan sangat cepat, namun Tregias bisa mengenali satu dua orang di foto.

   "Prajurit Thalassa." Gumam Tregias sambil melihat layar hologram itu dengan tatapan rumit. Foto-foto tersebut kemudian berganti dengan video yang diputar dengan kecepatan tinggi, Tregias juga tidak bisa melihat isi video tersebut namun ia yakin video tersebut adalah tempat yang di kenalnya yaitu Pulau Thalassa.

   Video tersebut terus berputar selama setengah menit hingga akhir nya berhenti. Aurora akhirnya menoleh kearah Tregias yang berdiri di belakang nya.

   "Prajurit Thalassa, film fiksi kesukaan ibu lo. Benar?." Ujar Aurora seraya mengangkat satu alis nya melihat Tregias yang juga sedang menatap nya dengan tatapan rumit.

THE CHEATER'S SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang