Assalamualaikum wahai manusia purba 🤗🤣
Canda sayang✌️😌
Happy Reading 💃
.
.
.
.
."Saya sudah bilang, saya hanya mencoba menjaga nyawa kalian agar tetap berada di tempat nya. Dan sebaiknya kalian bersyukur dengan itu, karna jika dilain waktu kalian masih berani mengeraskan suara didepan saya, saya tak dapat menjamin nya lagi" Ucap Aurora penuh penekanan dengan senyuman manisnya menoleh kearah ketiga orang itu. Dan-
Dorrr..
"Bahkan saya lebih cepat dari peluru" bisik Aurora tepat disamping Erick. Bersamaan dengan itu peluru senapan tersebut melubangi sandaran sofa tempat Aurora duduk tadi.
Erick yang menembakkan senapan ke Aurora tadi sudah menggigil ketakutan karena Aurora yang sudah berpindah tempat disampingnya, bukan hanya karena itu saja namun juga karena benda pipih nan dingin itu sudah berada tepat di lehernya, bergerak sedikit saja, darah segar akan dengan senang hati mengalir dri lehernya.
"Saya kira Erick akan menjadi lebih cerdas daripada dua teman nya yang lain" bisik Aurora tepat di telinga Erick, "Ternyata Erick terbuai oleh ketakutan nya sendiri dan bersikap ceroboh, xixixi" lanjut Aurora lagi terkekeh geli di ujung kalimatnya.
Dari awal Aurora hanya merusak dua senapan dan meninggalkan satu senapan yang masih berfungsi dengan baik serta memiliki satu peluru didalam nya. Dan itu adalah senapan milik Erick. Aurora sudah memperhatikan karakter Dommy, Jerry dan Erick semenjak dia bertemu.
Dommy yang pintar namun gampang tersulut emosi menjadikan ia tidak rasional. Jerry dengan kepribadian yang terlalu santai dan ceroboh. Dan yang terakhir Erick orang yang cerdas namun kurang percaya diri, terlalu takut jika tindakan nya akan disalahkan oleh orang lain.
Aurora sudah memberikan kesempatan untuk Erick agar bisa memilih hal apakah yang akan ia lakukan dengan senapan ditangan nya. Aurora yakin, Erick sudah dapat mengetahui bahwa Aurora dengan sengaja tidak merusak senapan miliknya, dan Aurora juga yakin bahwa Erick mengetahui bahwa Aurora bukan lah orang sembarangan saat Aurora melakukan lemparan pena tadi.
Lagi-lagi Erick takut temannya akan menuduhnya berkhianat jika tidak ikut melawan Aurora. Erick mengabaikan pemikiran nya sendiri dan memilih menembakan senapan nya.
Ketegangan terjadi di ruang tamu apartemen tersebut, Dommy dan Jerry beringsut mundur dari tempat Erick yang sedang di sandra oleh Aurora. Sementara Erick tetap diam bak patung, takut jika berbicara membuat pisau di tangan Aurora akan memutus urat nadi di lehernya.
Darimana Aurora mendapatkan pisau?, Tentu saja itu adalah pisau Erick sendiri yang awalnya terselip di pinggangnya.
"Tenang saja, Karna kalian telah menyelamatkan saya, jadi saya tentu tidak akan melakukan hal buruk kepada kalian" ujar Aurora, "Saya tau, kalian juga bukan orang yang taat hukum. So, sesama orang yang tidak taat hukum mari kita saling damai dan hidup berdampingan" lanjutnya lagi dengan nada yang tidak terdengar seperti ajakan, namun terdengar seperti perintah mutlak yang tersirat ancaman, 'Kalo tidak menurut, nyawa lo melayang'.
Usai mengucapkan hal tersebut, Aurora kembali duduk di sofa sambil memainkan pisau milik Erick yang masih di tangan nya. Erick masih tidak berani bergerak karena tatapan tajam yang dihunuskan Aurora, begitu pula Dommy dan Jerry.
Aura yang dikeluarkan Aurora seakan menekan mereka untuk tunduk dan patuh kepada gadis itu. Mereka bertiga bahkan tak berani membalas tatapan tajam Aurora. Erick menunduk takut dan mengangguk pelan mengiyakan ucapan Aurora, disusul oleh Jerry serta Dommy yang paling terakhir mengangguk dengan ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CHEATER'S SOUL
Rastgele[ MURNI KARYA SAYA ] [ PLAGIARISME DI LARANG KERAS DI SINI ] Arhesa Aurora Aguilar. Gadis manipulatif dengan IQ di atas rata-rata dari Zaman AZ, zaman yang berada di masa depan. Gadis yatim piatu yang merupakan keturunan terkuat keluarga Aguilar...