Follow dulu biar afdol!!
Happy 1k vote keseluruhan. Yeayyyy🎉🎉🎉 walau baru 1k tapi tetap seneng bangett, apalagi kalo baca komentar kalian, yahhh walaupun hanya satu kata 'next' doang🥰🤗
Happy Reading 💃
.
.
.
.
.Dengan perasaan cemas ia mengabaikan Aurora dan berjalan menuju pintu keluar. Dalam hati Dommy tak hentinya berdoa agar selamat dari amukan sang ibu yang sangat ia yakini akan meledak sebentar lagi.
Namun belum sampai lima menit Dommy keluar, pria itu masuk kembali dengan wajah yang rumit dan tatapan yang kebingungan. Jerry yang melihat itu langsung menghampiri.
"Ada apa?" Tanya Jerry berdiri menghadang Dommy yang seperti orang linglung.
Dommy tak menjawab, namun ia balik menatap Jerry dengan pandangan heran nya. Tangan kanannya terangkat dan menepuk-nepuk bahu Jerry tiga kali.
"Baru kali ini kamu mengambil keputusan yang benar. Turuti ucapan Aurora!!. Kalo dalam waktu dekat kamu gak ada peningkatan sama sekali, Mama akan suruh Aurora buat hukum kamu!! Paham!!" Ucap Dommy yang menirukan ucapan sang Mama tadi kepada Jerry.
"Nyokap gue bilang gitu" ucap Dommy dengan nada lirih. Otak nya masih loading, ia benar-benar tak bisa memikirkan alasan yang tepat tentang perubahan sang ibu.
Jika biasa nya, ibunya itu akan sangat marah tiap bertemu dengan nya. Namun tadi berbanding terbalik dengan biasanya, ibunya bahkan memiliki binar pada matanya saat menyebutkan nama gadis asing yang tak sengaja ia temui dihutan. Nadanya pun terdengar sangat akrab saat menyebutkan nama 'Aurora', sangat berbeda saat pertama kali sang ibu yang melihat gadis itu berada dalam apartemen nya.
'Apa jangan-jangan nyokap gue kena santet?' fikir Dommy yang tak bisa memikirkan alasan yang lebih bagus selain kena santet.
Dommy memperhatikan ekspresi kedua temannya yang seperti masih memproses ucapan nya tadi, ia sih dapat memaklumi betapa lemotnya dua orang tersebut.
Okey, sifat tak sadar diri Dommy keluar lagi. Tak sadarkah dirinya juga manusia yang lemot?.
Dommy mengalihkan perhatian kepada Aurora yang tengah asii memakan cemilan dengan duduk santai di sofa. Kening nya mengernyit bingung melihat sikap gadis itu. Benar-benar tak tahu diri, fikir Dommy.
Dengan wajah tak senang nya, Dommy memutuskan bertanya kepada gadis itu tentang hal apakah yang ia dan ibunya bicarakan tadi atau apa benar ibunya telah di santet oleh gadis itu.
"Lo apain nyokap gue hah?!" Nyolot Dommy menatap Aurora penuh curiga.
"Gue kasih balon sama permen, trus gue ajak ketempat sepi. Habis itu gue bongkar kepalanya, gue keluarin otaknya, trus gue cuci deh. Habis di cuci gue pasangin lagi." Ujar Aurora sambil memeragakan gerakan sedang membedah kepala manusia sampai menjahitnya kembali. "Nah, sesimple itu!" Ujar nya lagi dan kembali memakan makanan ringan nya.
'Fiks, Aurora anak dedemit' fikir Erick saat melihat tingkah Aurora yang kerap kali berubah-ubah, kadang menyeramkan, kadang anggun dan mempesona, kadang kayak anak terlantar, dan kadang ngeselin.
'Spesies apakah Aurora ini?, Anak dedemit bukan ya?, Fiks, gua harus cari gugel dulu.' batin Erick sambil memegang dagunya, kebuasaan nya saat sedang berfikir keras.
"Gue denger!" Ucap Aurora menatap Erick dengan tatapan tajam nya.
Sial, Erick ternyata menyuarakan fikiran nya. Sekarang bagaimana cara nya ia menjelaskan kepada Aurora agar gadis itu tak berubah menjadi menyeramkan?.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CHEATER'S SOUL
De Todo[ MURNI KARYA SAYA ] [ PLAGIARISME DI LARANG KERAS DI SINI ] Arhesa Aurora Aguilar. Gadis manipulatif dengan IQ di atas rata-rata dari Zaman AZ, zaman yang berada di masa depan. Gadis yatim piatu yang merupakan keturunan terkuat keluarga Aguilar...