24 : Tregias Alexander Danzkne

193 36 0
                                    

Sempatkan untuk vote dulu sebelum membaca, and terimakasih atas vote yang telah anda tekan.

Happy Reading 💃
.
.
.
.
.

   Awalnya Aurora berniat menghabiskan waktunya sampai jam pulang sekolah diatas gedung kelas beasiswa hanya bersama Mikkie. Duduk manis menikmati keindahan langit biru sambil memakan mangga.

   Betapa menyenangkannya.

   Namun itu hanya mimpi belaka.

   "Aurora, Mangga apa ini? Boleh aku mencoba nya?"

   "Aurora, Mangga nya lezat sekali, kulitnya bahkan lebih lezat"

   "Aurora, piring nya cantik"

   "Aurora, keranjang nya juga cantik. Dimana kamu membelinya?, Aku juga mau beli."

   "Aurora, apa itu terbuat dari kristal?, pasti mahal sekali"

   "Aurora, kenapa kamu diam saja?. Apakah kamu bisulan?"

   "Aurora kapan kamu main kerumah ku?"

   "Aurora, kamu--"

   "Aurora, itu--"

   "Aurora, ini--"

   "Aurora--"

   "Aurora--"

   Oke, Stop!!!. Aurora tak bisa lagi mendengarkan celotehan non faedah tersebut. Bahkan ia sampai merasa muak mendengar namanya sendiri. Aurora memutar matanya jengkel ke arah si perusuh yang tak lain adalah Kong Xiangyi seorang gadis blasteran Indo-China, yang memiliki nama Indonesia Kartikawati, anak dari tante Tamara, si Lala Jingga.

   "Wati, Shut up!!" Ujar Aurora dengan nada rendah yang langsung membuat suasana menjadi hening.

   Yap, bukan hanya Aurora seorang yang berada di atas gedung beasiswa sekarang. Ada juga Wati, Dommy, Jerry, Erick dan juga  Ernest si cowok sok playboy yang modalnya cuma ngomong manis doang, ditambah Elisa gadis berwajah baby face yang merupakan siswi beasiswa yang datang tak diundang ke atas gedung.

   Dan mereka semua ikut-ikutan bolos seperti yang Aurora lakukan membuat ketenangan yang ia harapkan hancur hingga tinggal khayalan nya saja.

   "Dasar Manusia Purba!!. Ah, sial!!" Umpat Aurora kesal dan langsung berbalik pergi menuju tangga.

   Tak ada yang menghentikan Aurora, lebih tepatnya tak ada yang berani. Ernest yang sebelumnya gencar ingin mendekati Aurora pun langsung diam di tempat. Elisa yang tak tau apa-apa hendak menyusul Aurora langsung ditarik kembali oleh Wati yang membuat Elisa bingung.

   "Ada apa sih?, Gue mau nyusul Aurora, dia marah banget deh kayak nya" ujar Elisa yang hendak kembali pergi menyusul namun lagi-lagi di tarik oleh Wati.

   "Justru itu!, Karna Aurora sedang marah kita tidak boleh mengganggu nya" ujar Wati dengan bahasa Indonesia yang baku serta wajah yang dibuat seserius mungkin. Masa kecil Wati lebih banyak dihabiskan di China sehingga ia lebih fasih berbahasa Mandarin daripada bahasa Indonesia.

   " Sekarang kamu mungkin manusia purba tapi kalau kamu samperin sekarang kamu bisa berubah jadi lalat loh Lisa" lanjut Wati lagi dengan wajah murung seolah- olah ia pernah mengalami kejadian yang mengenaskan.

   Semua orang mengangguk setuju kecuali Ernest dan Elisa yang sama sekali tak mengerti apa yang di bicarakan Wati. Tapi mereka pun juga tak berani menyusul Aurora, entah itu karena peringatan dari Wati atau insting manusia mereka yang merasakan marabahaya jika menyusul Aurora, atau mungkin keduanya.

THE CHEATER'S SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang