18. GAK AKAN NYERAH.

112 42 182
                                    

Kamis, 2 Maret 2023

Happy Reading!
Sebelum keasikan baca,

JANGAN LUPA DI FOLLOW DULU AKUN WATTPAD AKU.
VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF NYA JUGA GAK BOLEH LUPAAA!

 VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF NYA JUGA GAK BOLEH LUPAAA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGIAN 18: GAK AKAN NYERAH.

"Cil, sini sarapan dulu." Axel membuka bungkusan plastik dan mengeluarkan satu box styrofoam berukuran sedang dari sana.

Marsya yang sedang sibuk memberi makan pada kedua kucingnya menoleh tidak minat ke arah Axel. Pagi ini, rasanya ia tidak berselera untuk makan-makanan apapun.

"Mau sendiri, apa di suapin?" tanya Axel serius. Ia tidak berniat menggoda Marsya atau semacamnya.

Marsya masih tidak menggubris, ia tetap fokus pada kedua kucingnya. Itu yang membuat Axel menghela napas. "Makan dulu, ya? Lo belum makan dari semalem, kan? Kemarin nya juga lo cuma makan sehari sekali." jujur saja, saat ini Axel sedang dilanda rasa khawatir karena tahu Marsya sedang demam. Ia yakini Marsya bisa demam ialah, karena terus memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu. Ya begitulah Marsya, sudah di peringatkan oleh Axel untuk tidak memikirkan apapun itu. Tetapi, malah tidak didengarkan.

"Tau dari mana?" tanya Marsya tanpa menoleh ke arah Axel yang menatapnya khawatir.

"Apa yang gak gue tau tentang lo, hm?" bukannya menjawab, Axel justru malah balik bertanya.

"Gak baik nunda makan. Sekarang lo demam, terus nanti kalo semisal maag lo kambuh lagi, gimana?"

"Kasian Bi Lena. Kasian juga gue. Lo gak kasian sama kita yang khawatir?" tanya Axel yang tersirat nada sedih di sana.

Marsya tetap tidak menggubris, ia hanya menggeleng samar. "Lo aja makan, gue gak selera."

"Gue kan, gak suka bubur. Lo lupa?" Axel hanya bisa terkekeh miris. Namun, ia selalu menganggap itu hal biasa.

Mendengar itu, Marsya langsung menatap Axel dengan tatapan yang sulit di artikan. "Kalo gitu buang aja," suruh nya begitu enteng.

"Sayang dong kalo di buang? Nanti mubadzir. Di luar sana masih banyak orang yang mau makan tapi gak bisa. Sedangkan lo? Makanan udah di depan mata malah suruh buang." sengaja Axel berkata demikian agar Marsya luluh.

"Dan juga, masa lo gak mau hargain usaha gue sedikit aja?" mendengar Axel berucap demikian. Akhirnya, Marsya pasrah saja walaupun sebenarnya ia masih tidak memiliki minat untuk makan. Apapun itu.

Berdecak kecil, "Yaudah, gue makan."

Di rasa bujukannya berhasil, Axel tersenyum lega. Sesederhana itu memang. "Nah gitu dong. Masa kucing-kucing lo aja yang dikasih makan, tapi lo nya enggak?" Axel menyuapi Marsya dengan telaten. Setelahnya, Axel mengusap lembut pucuk kepala Marsya walau Marsya terlihat agak menghindar.

AXELIO REGANTARA (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang