36. MERASA BERSALAH

39 3 0
                                    

Kamis, 29 Februari 2024

Happy Reading!
Sebelum keasikan baca,
JANGAN LUPA DI FOLLOW DULU AKUN WATTPAD AKU.
VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF NYA JUGA JANGAN LUPAAA!

 VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF NYA JUGA JANGAN LUPAAA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGIAN 36: MERASA BERSALAH

“Apa ada keluarga Marsya Syakhira di sini?” tanya seorang dokter perempuan sambil menatap ke arah empat lelaki di depan ruangan rawat Marsya.

Leon berdiri, diikuti dengan yang lainnya. “Saya kakaknya, Dok.”

“Gimana Dokter?” tanya Tegar mendahului Leon.

Sang dokter tersenyum saja mendengar pertanyaan Tegar. “Tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Pasien hanya stress ringan akibat terlalu syok sama kejadian yang menimpanya,” jelasnya.

Semua yang mendengar penjelasan sang dokter menghela napas lega. Syukurlah, Marsya baik-baik saja. Pikir mereka.

“Apa kita udah boleh ke dalem sekarang?” kini giliran Leon yang bertanya.

Dokter mengangguk. “Silakan. Tetapi saya sarankan untuk tidak mengingatkannya pada kejadian yang sudah menimpanya,” balasnya yang diangguki mereka berempat.

Setelah kepergian dokter yang menangani Marsya, Leon dan yang lainnya memasuki ruangan rawat Marsya. Beruntung gadis itu tidak sampai di rawat inap seperti Axel.

“Sya? Udah enakan?” tanya Leon sambil mengelus pelan surai rambut Marsya.

Bukannya menjawab pertanyaan Leon, Marsya malah celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu.

“Cari apa? Lo butuh sesuatu?” tanya Tegar mendekati Marsya.

Marsya menggeleng pelan. Ia menatap Leon, Tegar, Rangga dan Reno dengan mata yang berkaca-kaca.

“Lah, kok nangis, Cil?!” tanya Reno panik.

“Ck, Axel tau lo panggil Marsya gitu abis lo Ren!” sungut Rangga yang berada di sebelah Reno.

Leon menatap tajam keduanya, bermaksud agar Rangga dan Reno tidak berisik.

“Sya? Hey, lo kenapa?” tanya Tegar lembut. Ia sambil memberikan segelas air minum kepada Marsya dan dibantunya Marsya untuk minum pelan-pelan.

“Axel mana? Kalian nggak sama Axel?” tanya Marsya yang langsung membuat mereka berempat terdiam di tempatnya. Terutama Rangga dan Reno yang sudah melongo ditempatnya.

“Axel? Kok tumben---” ucapan Rangga terpotong saat Tegar menatapnya dengan tajam.

“Axel ada. Nanti dia nyusul kesini kok,” jawab Tegar meyakinkan Marsya agar gadis itu percaya.

“Bohong!” sentak Marsya. Firasatnya tentang Axel tidak enak. Ia bermimpi kalau Axel sangat marah kepadanya.

“Segitunya dia marah sama gue, sampe buat jengukin gue aja dia nggak mau, hah?!” tanya Marsya kesal.

AXELIO REGANTARA (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang