47. MARSYA SYAKHIRA (END)

46 4 0
                                    

Senin, 09 September 2024

Happy Reading!
Sebelum keasikan baca,
JANGAN LUPA DI FOLLOW DULU AKUN WATTPAD AKU.
VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF NYA JUGA JANGAN LUPAAA!

 VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF NYA JUGA JANGAN LUPAAA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGIAN 47: MARSYA SYAKHIRA

"Sya, dari kemarin Tante selalu minta kamu untuk bangun. Tapi ternyata kamu emang udah nggak bisa bangun lagi, ya?" setelah berdoa bersama selesai. Lyly menatap ke makam Marsya dengan tatapan dalam. Jujur saja jika dia merasa sangat bersalah saat tidak ada lagi Marsya di dekatnya. Ia sungguh menyesal karena saat itu tidak berusaha memaksa Marsya untuk tinggal bersamanya. Karena Marsya yang tetap ingin tinggal di rumahnya sendiri bersama bi Lena. Pada akhirnya ia hanya bisa pasrah dengan keputusan Marsya dan meminta Leon untuk selalu menjaga Marsya. Begitupun dengan Leonard, papa Leon. Keduanya begitu sangat menyayangi sang keponakan.

Beberapa menit berlalu sudah, akhirnya setelah dibujuk beberapa kali oleh suami, Lyly mau juga untuk segera pulang dan beristirahat. Keduanya juga membiarkan Leon untuk di sana lebih lama lagi dengan para anggota Sortulv inti maupun tidak untuk lebih lama bersama Marsya yang sudah tiada.

"Xel, mau duluan?" tanya Leon dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Axel menggeleng pelan. "Gue mau belakangan aja, Le. Ada banyak hal yang harus gue omongin ke Aca. Nggak apa-apa, kan?" Axel hampir tak sanggup dengan tatapan Leon yang terdapat luka di sana. Ia lebih dulu mempersilahkan Leon untuk perpisahan terakhirnya dengan sang adik.

Leon mengangguk saja. "Thanks." Leon menepuk pundak Axel yang dibalas juga olehnya. Mereka melakukan itu untuk saling menguatkan.

Leon berjalan mendekati makam adiknya. Dia menatap lama dalam diam seraya tidak lupa ia menengadahkan kedua tangannya dan terus memanjatkan doa untuk Marsya dari dalam hati. Setelah beberapa saat kemudian, Kinara yang maju lebih dulu. Ia ingin berbicara dengan sahabatnya walau sebenarnya hanya ia saja yang berbicara.

Kinara dengan kedua mata yang membengkak akibat terus menangis, kini ia kembali menumpahkan tangisannya sampai bibirnya bergetar hebat. "Halo Aca, ini aku Nara sahabat kamu. Ternyata ini semua nyata, ya? Pantes aja perasaan aku tentang kamu dihari itu udah nggak enak. Maaf ya kalo aku nggak peka. Jujur aku nyesel banget karena di saat kamu sadar akunya malah nggak ada di samping kamu. Tapi Alhamdulillah ya, sekarang kamu udah nggak ngerasain sakit-sakit lagi. Aku seneng kamu udah nggak bisa ngerasain sakit lagi, tapi aku juga sedih kalo ternyata itu semua bikin kamu pergi selamanya. Kalo waktu bisa diulang, aku mau banget dideket kamu terus. Tapi sekarang semuanya udah terlambat. Maaf ya, kalo aku sering buat kamu marah. Aku minta maaf juga kalo setelah ini aku akan menutup diri untuk nggak berteman sama siapa pun. Karena cuma kamu yang bisa aku percaya, Ca. Walau kadang kamu emang nyebelin, tapi aku tetep sayang." diakhir kalimat Kinara terkekeh dengan suara yang sangat menyayat hati bagi siapa pun yang mendengarnya.

AXELIO REGANTARA (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang