"Pacaran itu ternyata ada bosennya juga ya Kak."
Devan yang sedang asik dengan mie rebus-nya menoleh cepat ketika mendengar kalimat sialan yang baru saja dilontarkan kekasihnya itu.
"Maksud kamu?!" Dan sekarang nada yang dikeluarkan Devan tidak bersahabat. "Kamu bosen sama aku?!"
Arily memperbaiki duduknya menghadap Devan, mengambil mangkuk mie pemuda itu dan menyeruputnya dengan tenang. Hal itu tentu saja membuat Devan semakin kesal jadinya.
"Yang!" Entahlah, nada itu terdengar seperti rengekan.
Arily terkekeh dan menyudahi acara memakan mie kekasihnya itu.
"Kakak pernah gak bosen sama aku?" tanya Arily yang membuat Devan mengernyit tak suka.
"Kok malah balik nanya, jangan ngalihin pembicaraan lho Yang!"
Arily mengangguk. "Iya, pertanyaan Kakak nanti aku jawab. Sekarang aku tanya, kakak pernah gak bosen sama aku?"
Meskipun kesal, Devan mulai memikirkan pertanyaan kekasihnya itu.
"Bohong banget kalo aku gak pernah bosen sama kamu, Yang," jawab Devan pada akhirnya.
"Terus kenapa Kakak gak ninggalin aku?"
Tentu saja hal itu langsung membuat mood Devan kembali buruk, kenapa kekasihnya itu tiba-tiba membicarakan hal seperti ini?
"Ya aku kan cuma bosen, bukan gak cinta lagi. Bosen itu hal biasa, semua pasangan pasti pernah ngerasain," ujar Devan kesal.
"Kak—"
"Kamu bosen sama aku?" Kali ini sepertinya Devan benar-benar marah.
"Pernah."
Jawaban dari Arily itu tak serta merta membuat Devan puas.
"Aku tanya sekali lagi, kamu bosen sama aku sekarang?!"
Arily dengan cepat menggeleng. "Orang tadi siang masih sayang-sayangan masa sekarang aku bosen sama kakak."
"Terus tadi kamu nanya kenapa?"
"Masalah anak kelas aku yang dicekik sama cowoknya karena bosen, terus diancam bakalan sebarin foto-fotonya gitu," ujar Arily yang berhasil membuat Devan bernapas lega.
Sungguh, jantungnya tadi ingin turun ke lutut ketika Arily membahas tentang bosan. Tapi syukurnya ini hanya tentang kasus yang terjadi tadi sepulang sekolah di mana salah satu siswi kelas XI IPS 4 dicekik dan dibanting oleh kekasihnya karena sang siswi mengatakan bahwa ia bosan berhubungan dengan sang laki-laki.
Devan mengenal laki-laki itu, dia adalah salah satu anggota Klub Seni. MPK-OSIS tidak menyelesaikan masalah ini karena kasusnya langsung diserahkan kepada Kepala Sekolah, Devan pun sampai sekarang belum mendapatkan kabar mengenai kelanjutan kasus itu.
"Kakak gak bakal banting aku kan kalo aku bosen sama Kakak?" tanya Arily bercanda.
"Kamu mau dibanting?" tanya Devan.
"Kamu nanyeeaa? Kamu bertanyeeaa-tanyeeaa?" Arily tertawa sendiri dengan jawabannya yang membuat Devan menghembuskan napasnya.
Ia lupa, kekasihnya memang agak berbeda dari manusia kebanyakan. Tapi sialnya Devan benar-benar mencintai Arily.
"Kalo gue banting aset sendiri, kalo gak dibanting bikin naik darah mulu. Untung cinta."
★★★
Arily benar-benar paling malas ketika bertemu dengan hari Senin kembali. Padahal baru kemarin ia bermalas-malasan seharian dan melepas rindu dengan Sang Ayah yang baru saja kembali dari luar kota, tapi hari menyebalkan ini benar-benar tidak bisa dihindari.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! BAD!
أدب المراهقين"Nih anak bikin masalah mulu, lama-lama gue rantai juga lo." "Rantainya di ranjang tapi." "Astagfirullah itu mulutnya ukhti!" "Sama kakak doang kok mulutnya begini." Bagaimana tidak naik darah jika mempunyai kekasih seajaib Arily? Tapi lebih ajai...