"Lo kenal dia?"
Devan menatap pemuda di depannya ini, ia terkekeh lantas mengangguk. Devan menepuk bahu pemuda itu.
"Lo tadi nuduh dia selingkuh 'kan? Lo 'kan dulu juga selingkuhan dia. Kenapa sekarang Lo seolah-olah gak terima dia selingkuh dari Lo?" tanya Devan sembari menaikkan sebelah alisnya.
Pemuda itu terdiam. "Maksud Lo?"
"Lo anak Garuda yang ngerebut nih cewek dari temen gue, Aldi. Gak pernah denger nama dia?" tanya Devan.
Merasa familiar dengan nama Aldi, pemuda itu menatap perempuan bernama Kinar itu tajam.
"Aldi yang dulu sering nelfon Lo pas kita jalan itu, yang Lo bilang itu sepupu Lo, jangan bilang kalau dia ternyata pacar Lo?!"
Kinar hanya diam dan tertunduk. Melihat dari reaksi perempuan itu saja membuat pemuda itu naik darah, ingin sekali memukul Kinar, tapi Devan segera menghalanginya.
"Lo gak ada urusan dalam hubungan gue, bro. Mending Lo minggir!" ucapnya yang dibalas kekehan oleh Devan.
"Gue ada urusan sama ini! Sebagai manusia, tentu gue harus ngelindungi yang lemah. Dan ya, gue Ketum MPK Manuska, kewajiban gue ngelerai pertengkaran antar sekolah," ujar Devan membuat pemuda itu terdiam.
"Lo Devan?"
Devan mengangguk. "Tau dari mana?"
"Pacar Lo terkenal di Garuda," ucap pemuda itu membuat Devan mengernyit.
"Maksud Lo?"
Pemuda itu menggeleng. Matanya beralih pada Kinar, menatap perempuan itu tajam, menunjuk Kinar dengan tatapan mengancam.
"Kita berakhir di sini, sialan!"
Lalu pemuda itu segera pergi dari sana. Devan mengangkat sebelah alisnya, sepertinya masalahnya selesai begitu saja?
Devan menoleh ke belakang, menatap Kinar yang sepertinya masih menunduk ketakutan, seketika sebuah ide muncul di benaknya.
"Gue sebenarnya gak berniat ikut campur urusan Lo, tapi ... Lo benar selingkuh?"
Kinar menatap Devan kemudian menggeleng heboh.
"Itu semua salah paham," cicitnya.
Devan berdehem. "Salah paham gimana?"
"Temennya Joshua dendam sama gue, dia tau kalo gue jadiin Joshua selingkuhan dulu. Dia jebak gue, dan Joshua ngeliat itu semua, semuanya disetting seakan gue selingkuh. Tapi serius, gue gak ada niatan buat selingkuh lagi," ujarnya.
Devan sedikit tersenyum. "Itu namanya karma. Lagian siapa sih yang mau diselingkuhin? Siapa juga yang mau jadi selingkuhan? Lo cewek, harga diri itu angkat."
Kinar hanya terdiam membuat Devan berdecak.
"Terus, sekarang lo mau kemana?" tanya Devan melihat perempuan di depannya ini sepertinya tidak membawa apa-apa.
Kinar hanya diam.
"Gini deh, gue pesenin Lo gojek, tapi tentu gak gratis. Lo harus bayar pertolongan gue tadi baru gue pesenin Lo gojek." Devan menaikkan sebelah alisnya.
"Apa?"
"Bersihin nama Aldi, sampai namanya gak diblacklist lagi dari semua kegiatan sekolah."
"Gue gak berhubungan lagi sama Aldi."
Devan berdecak. "Ya apa salahnya besok Lo bikin pernyataan di lapangan, disaksikan banyak orang, bilang kalo Lo udah maafin Aldi dan lupain aja kejadian masa lalu. Lagian kalian sama-sama salah, kok cuma Aldi yang diberatkan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! BAD!
Teen Fiction"Nih anak bikin masalah mulu, lama-lama gue rantai juga lo." "Rantainya di ranjang tapi." "Astagfirullah itu mulutnya ukhti!" "Sama kakak doang kok mulutnya begini." Bagaimana tidak naik darah jika mempunyai kekasih seajaib Arily? Tapi lebih ajai...