Oh! BAD! -15

10K 700 4
                                    

Pukul tujuh malam, ketika sekolah telah dirasa kosong, Devan dan seluruh inti MPK-OSIS yang lain berkumpul setelah menyelesaikan sholat bagi yang menjalankannya.

Devan meletakkan ponselnya di atas meja setelah mengirimkan kabar kepada Arily bahwa sebentar lagi ia akan pulang, ah tidak, maksudnya berkunjung ke kediaman kekasihnya itu karena memang gadis itu sendirian di rumah.

Devan menatap Robert yang sibuk mengutak atik komputer di depannya, lalu menatap Gabriel yang juga tengah melakukan hal yang sama pada ponselnya.

Devan membuka ponselnya kembali dan membuka aplikasi Instagram, beralih ke akun Instagram MPK-OSIS dan langsung saja memposting video tamparan kepala sekolah pada kekasihnya yang telah ia simpan di ponselnya dari jauh-jauh hari.

Gabriel sepertinya memposting video itu pada aplikasi berbagi video, begitupun dengan Robert yang turun memposting video pengakuan dari Jeff.

Entahlah, tapi suasananya benar-benar menegangkan karena setelah beberapa menit video itu di-posting, akun ketiganya masih tampak sepi.

"Gagal?" Bayu bergumam.

Devan menatap Bayu dan menggeleng, ia memasang seringaiannya dan memperlihatkan ponselnya kepada yang lain.

Video yang Devan posting sudah mulai mendapatkan tanggapan. Setelahnya baik Robert dan Gabriel sama-sama berteriak heboh, video yang mereka upload pun mulai mendapatkan tanggapan.

Awalnya puluhan, ratusan, ribuan, bahkan sampai jutaan. Dan beberapa menit video itu mencapai puncak trending, terlebih video tamparan dari kepala sekolah itu, ribuan orang telah meneruskannya.

Devan dan seluruh anggota inti lainnya tersenyum puas.

"Bentar lagi Manuska jadi sekolah paling viral se-Indonesia," celetuk Adinda yang diangguki yang lain.

★★★


Devan berjalan memasuki kediaman Arily dengan wajah sumringah. Setelah video yang mereka post bersama-sama tadi mendapat jutaan respon, ia benar-benar sangat senang. Berharap setelah ini keadilan akan ditegakkan dan murid-murid akan diperlakukan rata.

Sebenarnya, Devan juga ingin berteman dengan anak-anak belakang itu, semoga saja setelah ini anak-anak belakang percaya pada kinerja dari MPK-OSIS yang akan selalu berada di pihak siswa.

Devan menemukan kekasihnya itu tengah fokus menonton televisi, Devan mendekat dan langsung membaringkan tubuhnya di sebelah Arily, tak lupa kepalanya ia letakkan di pangkuan gadis itu.

"Nonton apa?" tanyanya.

Arily hanya melirik Devan sekilas lalu menunjuk ke arah televisi. "Pasti ulah babu sekolah itu kan?"

Devan menatap ke arah televisi, alisnya terangkat ketika melihat berita yang disiarkan tentang Kepala Sekolah Manuska yang viral di jagat Maya. Devan terkekeh lalu memeluk pinggang kekasihnya itu.

"Kakak dendam banget sama dia," ucapnya membuat Arily berdecak.

"Ga nyangka aku Kak, berani banget kalian ngelakuin ini," ujar Arily yang dibalas kekehan oleh Devan.

"Berani karena benar itu harus sayang, lagipula kebenaran harus ditegakkan."

Arily mendengus. "Lalu habis ini Kakak mau ngelakuin apa?"

"Ya apalagi, Pak Septo sama antek-anteknya itu bakal dipanggil, terus Jeff bakalan ngasih keterangan—"

"Jeff dan aku akan ngasih keterangan." Arily menatap Devan kesal. "Apa demi keadilan harus ngorbanin pacarnya sendiri?"

Oh! BAD!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang