Jimin.
Masa lalu...
“Apa jawabanmu?” Aku meletakkan gelas air kembali di atas meja, terlalu kesal untuk menyesapnya.
Itu hal lain. Aku belum pernah begitu tertarik pada seorang wanita sebelumnya sehingga tindakan seperti ini muncul dari diriku. Mungkin ini adalah penebusan dosaku karena menjadi bajingan selama ini, dari SMA sampai sekarang.
Sejauh ini aku telah menerima penolakan Yeorin dengan tenang, tetapi karena aku telah memberi diriku tenggat waktu, aku khawatir dia benar-benar akan bertahan dan aku akan pergi dengan tangan kosong.
Itulah peraturan yang ku buat. Jika aku mengatakan pada diri sendiri ini dia, maka apa pun yang terjadi, itulah yang akan terjadi. Tentu saja Yeorin tidak tahu semua omong kosong ini terjadi di dalam kepalaku. Tapi itu cara ku selalu melakukan sesuatu. Menyelamatkan ku dari membuang-buang waktuku.
Aku tahu dia tertarik, jadi kenapa Yeorin tidak membiarkanku memilikinya?
Yeorin tidak tahu bahwa ini akan menjadi terakhir kalinya aku bertanya, tetapi dia harus tahu bahwa akhir sudah dekat. Aku bukan orang tolol yang terus datang kembali. Aku memiliki harga diriku setelah semua usaha ku.
Tapi bisakah aku benar-benar melakukannya?
Bisakah aku pergi darinya padahal mengetahui apa yang aku rasakan untuknya?
Bagaimana cara kerjanya?
Mengapa hidup begitu kejam?
Atau apakah aku adalah anak manja yang selalu dituruti, di masa lalu?
Memang itu sudah lama sekali ketika aku masih anak-anak. Tapi mungkin sebagai seorang pria, aku masih cenderung mendapatkan apa yang ku inginkan dan berharap ini tidak berbeda. Atau mungkin karena aku belum pernah ditolak sebelumnya.
Bagaimana Yeorin bisa menolakku ketika setiap kali aku meninggalkannya, aku merasa seperti meninggalkan sesuatu yang sangat penting?
Bagaimana Yeorin tidak merasakan hal yang sama yang telah menggangguku selama beberapa minggu terakhir?
"Bagaimana jika aku pergi bersama Anda? Lalu apa? Anda sedang mencari wanita untuk bersenang-senang kan? Aku bukan gadis seperti itu, jadi untuk apa Anda membuang-buang waktu Anda.”
Ada sesuatu di mata Yeorin bahkan saat dia mencoba melepaskanku. Sesuatu yang memberitahuku bahwa dia melawan perasaannya sendiri. Itu memberi ku harapan.
“Jika yang ku inginkan hanyalah wanita seperti itu, aku punya cara yang lebih mudah untuk menemukannya.”
Yeorin tidak memiliki jawaban untuk yang itu jadi ambil saja pesanan ku dan pergi lagi.
Aku melihatnya berjalan pergi dan senyum lepas dari wajahku. Apa yang dimulai sebagai pengejaran biasa dengan cepat menjadi sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih.
Lebih banyak!
Semakin banyak waktu yang ku habiskan di hadapannya yang terbatas seperti selama ini, semakin aku ingin mengenalnya. Ketika dia tidak memelototi ku, dia hangat dan terlibat dengan pelanggan lain dan rekan kerjanya.
Yeorin juga memiliki sikap yang paling menawan. Seperti cara dia menggigit sudut bibirnya ketika sedang berkonsentrasi, atau cara manisnya yang terus-menerus mendorong rambutnya yang terlepas ke belakang telinga kirinya.
Itu menarik perhatian ke kehalusan pergelangan tangannya dan membuatku berpikir betapa rentannya dia, sendirian di dunia ini. Yang satu itu selalu membuatku sakit perut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Returned
RomanceDua tahun lalu istri ku menghilang. Tidak ada catatan, tidak ada petunjuk. Aku berangkat kerja di pagi hari, meninggalkan dia nyaman dan hangat di tempat tidur kami tapi kembali pada kosongan. Polisi punya satu tersangka, aku.