Jimin.
Sementara aku memikirkan cara untuk meyakinkannya, pikiran Yeorin tampaknya sedang kacau.
Bagaimana aku bisa lupa bahwa dia tipikal wanita yang keras kepala?
Pikiran sialan mereka tidak bekerja seperti orang normal.
“Aku tidak berpikir untuk bertanya, tetapi apakah kau sudah move-on? Mungkin kau pernah bertemu orang lain…”
Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya.
Oh, dia marah.
Apa yang dia katakan?
“Apa yang kau tanyakan padaku? Jika aku melupakan mu dan melanjutkan hidup ku seperti kau tidak pernah ada? Tidakkah kau mendengarku berkata bahwa aku tidak pernah berhenti mencarimu?”
Bagaimana Yeorin bisa berpikir seperti itu tentangku?
Apakah dia berpikir begitu sedikit tentang cinta yang ku miliki untuknya?
Tenang Jimin.
Tidak ada gunanya kalian berdua kehilangan akal sehat di awal permainan ini.
Hatiku tahu itu. Bahwa itu hanya rasa sakit dan ketakutannya yang berbicara, tetapi kepalaku siap meledak.
“Aku tidak pantas menerima apa yang kau pikirkan Yeorin. Aku menghabiskan dua tahun terakhir hampir tidak hidup..."
Aku mengekang omong kosong itu. Tidak peduli apa yang ku alami, Yeorin mengalami yang terburuk. Tapi rasa sakit ini...
“Aku mengenalmu, Jimin.” Yeorin memiliki ekspresi keras kepala di wajahnya yang aku ingat dengan baik.
"Apa yang kau tahu?"
Dia memalingkan wajahnya dan aku membalikkannya dengan jari di bawah dagunya. Bajingan kecil yang keras kepala!
"Jawab aku!"
"Aku tahu betapa kau menyukai... seks." Suaranya turun pada kata terakhir dan wajahnya memanas karena malu.
Pemalu kecilku. Apakah dia harus membuatku terdengar seperti bajingan?
“Denganmu, aku suka seks denganmu. Bagaimana kau bisa berpikir bahwa aku akan melakukan hal seperti itu dengan yang lain? Bagaimana aku bisa bersama wanita lain sementara ada kemungkinan kau berada di suatu tempat?”
Aku segera memikirkan Hana dan malam saat bersamanya, tergoda untuk memberitahu Yeorin tentang hal itu, tetapi mengesampingkannya untuk saat ini. Dalam skema besar hal-hal yang tidak penting. Itu tidak berarti apa-apa bagi kami, dan selain itu, aku sudah mundur sebelum terjadi kerusakan.
Tubuhnya tampak mengempis dan Yeorin bersandar di bantal dengan tampilan yang menyedihkan.
"Maafkan aku. Aku tidak tahu apa yang salah dengan ku. Ku pikir aku akan senang untuk kembali kepada mu, untuk mulai mencari bayi kita. Tapi sekarang aku di sini, semuanya terasa berbeda.”
“Berbeda bagaimana?”
Aku benci kesedihan dalam suaranya.
Ketidakamanan yang telah ku perjuangkan dengan keras untuk dihilangkan ketika aku menjadikan dia milik ku tampaknya kembali dengan kekuatan penuh sekali lagi.
"Aku tidak tahu. Aku merasa ada jarak di antara kita. Aku tahu itu konyol untuk mengharapkan semua hal kembali menjadi sama segera, tapi aku tidak bisa menahan perasaan... aku tidak memilih untuk pergi..."
“Begitukah caraku membuatmu merasa Yeorin? Seperti ini salahmu? Karena aku tidak merasa seperti itu. Lihat aku." Aku membalikkan tubuhnya menghadapku lagi dan menatap matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Returned
Любовные романыDua tahun lalu istri ku menghilang. Tidak ada catatan, tidak ada petunjuk. Aku berangkat kerja di pagi hari, meninggalkan dia nyaman dan hangat di tempat tidur kami tapi kembali pada kosongan. Polisi punya satu tersangka, aku.