IMPERFECTION
33. SETELAH HUJAN (END)
JaeDo FanFic
Jaehyun X Doyoung***
Tak disangka walau dengan awan menggantung gelap, hujan yang semula lebat itu cepat berhenti. Mungkin kalau diibaratkan bagai hidup sepasang kekasih. Dalam satu masa menerima harus malalui banyak cobaan, tapi tak lama berlalu.
Bau sisa hujan yang khas masih sangat terasa. Tapi payung biru tua itu sudah dilipat, kini dijinjing di satu tangan pemiliknya. Sedangkan satu tangannya yang lain bertaut mesra, mengayun seirama langkah kedua insan itu.
Beriring dalam langkah yang harmonis, kini setelah terang bahwa mereka juga memiliki rasa yang sama, terasa ringan membawa mereka menyongsong masa depan. Senyum pun seakan enggan meninggalkan wajah mereka.
"Sebenarnya." Doyoung memecah keheningan yang nyaman itu. "Aku sudah dari dulu menerimamu. Aku hanya menunggumu untuk meneriman dirimu sendiri apa adanya. Aku sudah menunggu lama sekali untuk mendengarmu mengatakan kalau kamu mencintaiku juga."
Jaehyun melirik sekilas untuk menemukan sepasang mata almond itu menatap balik kepadanya. Ia menggeleng perlahan. "Kamu tahu betapa menderitanya aku selama seminggu ini? Tidak mendapat kabar darimu, berandai-andai bagaimana masa depanku tanpamu?"
Doyoung tertawa kecil. Ia melepas tautan tangan mereka dan menggunakan untuk mendorong dahi Jaehyun. Tidak keras, hanya main-main saja.
"Salah sendiri, kenapa kemarin di rumah sakit cepat-cepat pergi?" Bibirnya dimajukan untuk menunjukkan perasaan kesal.
Jaehyun yang belum paham menatap Doyoung bingung, membuat si manis harus menarik nafas sebelum menjelaskan. "Aku masih baru sadar dari pengaruh obat bius, kepalaku masih pusing, dan tenggorokanku sakit berjam-jam belum minum, dan kamu mengharapkan aku menjawab dalam satu detik?"
Jaehyun menunduk malu membuang mukanya, malu dan menyadari kesalahannya.
"Lihat aku!" Doyoung menarik dagu Jaehyun, membuatnya wajah itu menatapnya kembali. "Jika kita ingin hubungan ini berhasil, kita harus berkomunikasi dengan lebih baik. Ini hidup kita bersama sekarang, dan kita harus memutuskannya bersama-sama."
Jaehyun menganggukkan kepalanya. "Yah, tapi apa perlu sampai seminggu?" Gerutunya lirih. Ia masih merasa sedikit tidak bisa menerima. "Aku nyaris mati merindukanmu."
Tak disangka Doyoung tertawa. Sangat jarang dia berhadapan dengan Jaehyun yang bersikap manja seperti ini. Bahkan mungkin baru pertama kalinya pria itu membuka sisi dirinya yang ini. Syukur dirasakannya. Membuktikan perubahan Jaehyun bukan hanya dalam kata-kata.
Doyoung tahu dia pun berhutang maaf.
"Maaf ya. Aku sebenarnya sudah hendak segera menghubungimu. Tapi Ten melarang. Menurut Ten kamu perlu diberi sedikit pelajaran. Dia bahkan menyita handphone-ku sampai hari ini. Dan Johnny sama sekali tak membantu. Kamu tahu sendiri bagaimana dia begitu tunduk pada Ten."
"Lee Ten!" Jaehyun menggeram kesal. "Anak sialan itu. Awas, aku akan balas dendam suatu saat nanti!"
Doyoung tertawa lagi. Setelah semua ini berlalu, tertawa terasa begitu mudah. Di sela tawanya ia tersenyum licik. "Jangan khawatir, anak kita sudah mengatasinya."
Jaehyun seperti disambar petir. Terlalu fokus dengan perasaannya sendiri, dia baru tersadar ada hal yang terlupa.
"Doyoung?" Matanya terbelalak menatap ketakutan. "Anak kita ... Anak kita dimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
IMPERFECTION [END] | JaeDo Version
FanfictionSempurna. Satu kata yang menggambarkan hidup Jung Jaehyun. Wajah tampan, keluarga kaya, karir yang menjanjikan, tunangan yang cantik. Apa lagi yang bisa dimintanya? Namun sebuah panggilan telepon membuat Jaehyun untuk pertama kalinya harus berhadap...