Wajib follow akun Instagram :
@syifanadya_23
@wp.immisteri"Beilla." Kanie bergegas berlari ke arah suara itu berada, dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan milik Remanj untuk ikut bersamanya.
"Itu dia ma." tutur Remanj yang baru saja melihat Beilla duduk lesehan di tanah.
"Ayo pa!" karena jarak dari tempat Remanj dan Kanie tidak jauh dari tempat di mana Beilla berada. Mereka pun sampai hanya dengan hitungan detik.
"Kamu, kenapa sayang?" tanya Kanie panik, melihat anaknya duduk lesehan di tanah dengan kepala yang bertumpu pada lutut.
"Gapapa kok ma, cuma kesandung aja." jawab Beilla, dengan nada yang mengecil.
"Apanya yang sakit? coba mama liat." tutur Kanie penasaran dan ingin memastikan, bahwa anak perempuannya itu baik baik sama seperti ucapannya.
"Gapapa kok ma." sungut Beilla, masih dengan pendiriannya. Jika Kanie dan Remanj tau bahwa lutut dirinya berdarah akibat tersandung batu ketika berlari tadi pasti mereka akan khawatir akan kondisinya.
"Udah sini mama liat!" tanpa menunggu lama, Kanie menarik tangan milik Beilla yang semula menutupi lututnya. Agar dirinya bisa memastikan akan kondisinya.
"Astaga!" ucap Kanie kaget, ketika melihat lutut anak perempuannya itu mengeluarkan darah.
"Maaf ma." ucap Beilla, dengan kepala tertunduk lesuh.
"Kenapa kamu gak bilang si, nanti kalo gak di obatin bisa infeksi loh." celoteh Kanie.
"Biar, papa beli p3k di warung dekat sini." tutur Remanj, yang sama paniknya dan bergegas pergi mencari warung yang menjual p3k. Tanpa menunggu jawaban dari Kanie dan Beilla.
"Sini, biar mama gendong ke tempat istirahat kita." ucap Kanie, menunjuk taman yang dirinya, Remanj, dan Beilla baluti karpet.
"Gak usah ma, aku masih bisa jalan kok." tutur Beilla, dirinya tahu betul bahwa Kanie pasti tidak akan kuat untuk menggendong dirinya.
"Bisa jalan gimana, orang lutut kamu luka kok....liat tuh lutut kamu masih mengeluarkan darah." celoteh Kanie tak tertahan melihat akan kondisi anak perempuan semata wayangnya itu terluka dan tidak henti hentinya mengeluarkan darah. Pasti terjatuhnya sangat kencang sampai lututnya menjadi seperti itu.
"Ini ma p3knya." tutur Remanj yang baru saja datang membawa p3k, dengan napas yang tidak beraturan.
"Pa, kamu gendong Beilla ke tempat istirahat ya." ucap Kanie memberi pintah.
"Sekarang ma?" tanya Remanj dengan napas yang masih tidak beraturan.
"Tahun depan." sungut Kanie.
"Sebentar." Remanj pun membungkuk dengan tangan yang bertumpu pada lutut untuk menetralisir napasnya agar kembali seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEILLA
HorreurBEILLA, gadis kecil cantik dan pandai menari berumur 7 tahun, yang selalu dimanja dan mendapatkan semua yang di inginkannya hanya dalam kedipan mata. Hingga banyak orang yang merasa iri kepadanya, bahkan beberapa orang di antaranya selalu mengganggu...