21.Selesai

6 6 0
                                    

Wajib follow akun Instragram :

@syifanadya_23
@wp.immisteri

"Ada apa sih pa, berisik amat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa sih pa, berisik amat." tutur Kanie yang kini baru sampai dimana tempat Remanj berada.

"Beilla ma, Beilla." teriak Remanj dengan histeris.

"Beilla kenapa pa?" tanya Kanie bingung melihat Remanj yang menangis seraya menyebut nama Beilla.

"Beilla jatuh ke bawah ma." sungut Remanj yang membuat Kanie langsung melihat kebawah.

"Aghhh Beilla!" teriak Kanie histeris, melihat beilla dengan tubuh yang sudah di lumuri dengan banyaknya darah.

Teriakan Remanj dan Kanie pun membuat masyarakat di sekitar sana keluar dari dalam aparatemannya. Bahkan di bawah kini sudah banyak masyarakat yang melihat kejadian mengenaskan itu.

"Beilla pa, Beilla anak aku satu satunya." tutur Kanie dengan gemetar, serta dengan air mata yang terus mengalir dengan derasnya.

"KENAPA INI BISA TERJADI TUHAN. KENAPA!" teriak Remanj histeris seraya memukul tembok dengan tangannya yang terkepal.

"Ayo kita ke bawah pa, ayo." tutur Remanj seraya menarik tangan milik Remanj untuk ikut bersamanya.

Dengan langkah yang lunglai dan terus mengeluarkan air mata yang tak terhingga, kini sepasang suami istri itu kini bersama menuju di mana tempat Beilla terjatuh.

Tak memerlukan waktu yang lama, akhirnya sepasang suami istri itu sampai, dan langsung mendorong masyarakat yang kini menghalangi jalannya untuk melihat anak semata wayangnya itu.

"Beilla, nak. Kenapa kamu bisa terjatuh seperti ini nak." tutur Kanie yang kini sedang duduk lesehan di samping persis Beilla berada.

"Kenapa kamu, ninggalin papa. Secepat ini!" ketusnya seraya memandang anak semata wayangnya dengan sorotan yang tak dapat di artikan seberapa sedihnya.

"Pasti kamu sakit ya nak?" tanya Kanie seraya mengusap lembut permukaan kulit tangan milik Beilla yang kini udah berlumuran darah.

"Kenapa harus kamu nak, kenapa?" tanya Kanie lagi, seraya terus menangis tanpa hentinya.

"Maaf papa, gak bisa menjadi papa. Yang baik untuk kamu selama ini." seraya mengusap lembut rambut milik anak semata wayangnya yang kini sudah tak bernyawa.

"Pa, Beilla masih hidup kan pa?" tanya Kanie dengan sorotan yang nyalang.

"Ini cuma pingsan doangkan pa." lanjut Kanie seraya menepuk bahu milik Beilla untuk membangunkan anaknya yang kini sudah kaku dan tak bernapas.

BEILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang