Bab 14~kunjungan Arcduke ke Kerajaan Tengah dan Keterkejutan Raja Xavier~

20.9K 2.3K 75
                                    


Sinar mentari menyingsing di keindahan dunia dewa, burung- burung yang langkah dan unik terbang bebas di langit yang biru cerah. Di bawah selimut hangat dan lembut seperti awan, gadis mungil dengan badan yang semakin berisi masih nyenyak tidur tanpa mengetahui kamar tidurnya sudah dipenuhi para dewa dan dewi yang berceloteh saat melihat tidur bianca dengan wajah imutnya.

"Ugh.... Lihatlah wajah bulatnya seperti bolu susu!" ujar dewi Hujan sambil menoel pipi gembul itu.

"Iyah.... Aku ingin sekali memeluknya dan menciumnya sepanjang hari" timpal Dewi bulan.

"Berhentilah! Gadis mungil itu Akan menjadi putriku!" Sentak dewa api saat melihat putrinya di ganggu saat masih tidur.

"Tidak! Aku berhak menjadi ayahnya dari pada kau!" dewa perang yang sedari tadi diam akhirnya bersuara yang membuat semua atensi dewa dan dewi mengerut bingung.

"Apakah ini yang di juluki dewa perang yang ganas? Ia bahkan berkata lembut hanya untuk berebut gadis mungil yang sialnya kelewat imut." heran dewi ular.

" Eugh...." lenguhan lirih terdengar dari bibir chery bianca.

Semua atensi mengata pada sosok mungil yang sedang menguap sambil meregangkan tanganya yang mungil keluar dari dalam selimut tebal.

"Hoaammm... Ada kejadian apa sampai ribut sekali?" suara lirih bianca terdengar imut di pendengaran mereka. Oh ayolah... Ia masih mengantuk tauk! Para dewa dan dewi menyangka dia tidur cepat semalam, iya.. Tidur pura-pura lebih tepatnya.

"Ayo putri kecilku... Kita akan keliling Kerajaan Surga Ilahi di dunia para dewa." ajak Dewi Tumbuhan yang sudah menggendong bianca dan membawanya keluar menuju ke kolam nirwana untuk memandikan tubuh berisi itu.

"Apakah aku bisa memanggil mu Bunda?" tanya bianca ragu.

Dewi tumbuhan yang tengah berjalan dengan bianca di gendongannya melirik bingung. "Bunda? Apa itu?"

Bianca meringgis malu di dalam hati." bisa-bisa aku lupa kalau ini masih dalam Abad Kuno."

"A-Ah... Itu bunda adalah Nama lain dari Ibu!" jelas bianca.

Senyum dewi tumbuhan merekar indah saat pendengarannya mendengar gadis yang sudah di takdir kan akan menjadi anak dari para dewa dewi kelak, telah memanggilnya bunda sebelum para dewi yang lain.

"Yah... Tentu putri kecil Ini boleh memanggilku Bunda!" hidung mungil Bianca di tarik gemas.

Tawa Bianca terdengar merdu dan lembut membuat suasana pagi itu terasa Hidup tidak seperti dulu. Langkah kaki jenjang yang membawa bianca berhenti tepat di depan kolam nirwana, Dewi tumbuhan mulai menurunkan tubuh berat bianca perlahan di dalam kolam yang dangkal juga tak lupa menyebarkan kelopak mawar sebagai pengharum.




Sementara itu di istana kerajaan Tengah, para Dayang dan prajurit tergesa-gesa menyiapkan Acara Penyambutan tamu kerajaan. Kereta kuda lambang Kediaman ArcDuke Le' Fergan berhenti tepat di depan gerbang mewah istana kerajaan yang menjulang tinggi. kaki jenjang yang panjang keluar dari kereta kuda di susul oleh Badan yang tegap dan kekar di lengkapi fitur wajah Ketampanan surga serta sepasang mata elang tajam membuat beberapa putri dari mentri ataupun petinggi kerejaaan yang merengek memaksa menyambut ArcDuke dari kerajaan barat hanya untuk menebar pesona. Meskipun ArcDuke Fergan adalah seorang Ayah tunggal yang membesarkan satu anak laki-laki yang berumur 6 tahun sendirian, tanpa di dampingi ArcDucces. Dijuluki sebagai tiran berbahaya tak pernah membuat para gadis untuk menyerah menariknya ke pelukan mereka. Kematian Tragis ArcDucces membuat ArcDuke Fergan menjadi Dingin dan kejam.

"ARCDUKE LE ' FERGAN MEMASUKI KERAJAAN"

Langkah tegas dan penuh wibawa tak pernah luput dari pandangan orang yang ia lewati. Tubuhnya yang berotot terus melangkah masuk memperlihatkan wajah yang dingin mengalahkan aura dingin dari pegunungan salju di helmahara- Daerah kerajaan selatan.

Pintu yang menjulang tinggi terbuka memperlihatkan beberapa mentri dan petinggi kerejaaan tengah serta anggota kerjaan yang duduk di tempat Masing-masing.

"Salam Untukmu Raja Xavier" ucap ArcDuke Fergan Dengan suara kaku. Mata indahnya menyapu deretan singasana yang hampir di isi oleh semua anggita kerajaan, hanya saja satu singasana emas di samping singasana Ratu Lioner.

Raja Xavier hanya mengaguk dan bertanya hanya sekedar menanyakan maksud tujuan berkunjung. " Apakah ArcDuke kerajaan Barat Datang ke mari untuk membahas sesuatu?."

ArcDuke fergan segera duduk di singasana khusus para tamu penting kerajaan. " yah... Aku kemari untuk berkunjung sekalian mengucapkan prihatin atas hilangnya putri bungsu."

Raja Xavier mengangguk dan lirikan matanya menangkap wajah pucat Ratu lioner kembali memunculkan raut Kesedihan mengingat putri bungsunya entah berada dimana.

"Dan bagaiaman perjalananmu kemari ArcDuke? Apakah Aman?" tanya Raja Xavier mengalihkan keheningan.

"Yah... Aman, aku masih sempat menginap semalam di paviliun lotus desa Ramayana" jawab ArcDuke Datar. Tapi lintasan bayangan sosok mungil berisi yang telah menabraknya di depan toko pakaian membuat seutas senyum kecil terbit di bibirnya yang dingin.

"Apakah kau percaya bahwa anak berusia sekitar 1 tahun mebyebutku fedofil tua!" tanya ArcDuke Fergan yang mulai santai mengobrol dengan Raja Xavier.

Alis tebal raja Xavier terangkat sebelah. " Pufft... Apakah aku baru saja mendengar ArcDuke si tiran pembunuh di ejek oleh anak 1 tahun?"

Wajah ArcDuke Manahan geram melihat ia di tertawakan oleh raja dan Para Mentri ataupun petinggi yang masih satu ruangan dengan mereka.

"Tapi asal kau tahu saja ia bahkan bisa berteleportasi dengan satu kedipan mata!" kata ArcDuke membuat fitur semua orang tercengang.

" baguslah, ia memiliki ilmu teleportasi sejak dini" timpal raja Xavier acuh. Para mentri ataupun petinggi dan Anggota kerjaan hanya duduk diam mendengar tampa ikut campur dalam pembicaraan kecuali Diizinkan raja.

"Tapi setelah ku ingat-ingat wajahnya seperti Campuran Dirimu dan Ratumu. Yah... Alis tajam nya dan bola mata hitamnya yang pekat seperti bentukmu, tetapi hidung dan bibirnya seperti ratu!" jelas ArcDuke malas.

Sontak , Selanjutnya kalimat yang di ucapkan ArcDuke tentang gadis mungil itu membuat suasana kerajaan ricuh bahkan Raja sontak berdiri terkejut.

"Apakah kau mengenali ciri-cirinya yang lain ataupun namanya?" tanya Ratu setelah menghilangkan keterjutannya.

"Rambut yang berwarna Madu di menjadi dua gulungan Dan ia menyebutkan namanya adalah Bia!"

"DEMI DEWA! IA ADALAH PUTRI BUNGSUKU!!!" TERIAK RAJA DAN RATU SEREMPAK.

TBC...

THE GENIUS BABY PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang