Bab 11~ Pelelangan Seribu: Simbol Phoniex yang membara~

22.8K 2.2K 25
                                    

Bianca menatap datar ArcDuke di depannya. Sedari tadi pria di depannya tidak melepaskan tangan kekarnya dari lengan mungil bianca.

Ingin segera beranjak pergi, bianca akhirnya bersuara membuat sebagian warga yang mendengar tersedak."Hey paman, Lepaskan lenganku yang kecil ini. Paman ini sama saja seperti pedofil tua, menyebalkan!" dengus bianca.

ArcDuke tertohok mendengar kaliamat gadis kecil di depannya. Ia menatap manik mata hitam berair bianca yang di tatap balik dengan tajam. " berapa umurmu, gadis kecil?"

"Satu tahun! Apa masalahnya dengan paman jelek?" sewot bianca.

"Apakah begini yang di ajarkan orang tuamu?"

"Ck! Terserah paman saja. Meladeni Kakek tua sangat memancing emosi!" ujar bianca kemudian berteleportasi.

Buftt...

"Ka- Dasar Anak nakal!" Ucap ArcDuke Terhenti melihat anak kecil di depannya yang cepat menghilang. "Apakah dia berteleportasi di umur yang baru Setahun?" batin ArcDuke heran.

ArcDuke menatap sekeliling yang memasang wajah cengo saat gadis kecil di depannya menghilang. Ia kemudian melanjutkan memasuki toko pakaian.

^^^

Bola mata hitam pekat menatap kagum penginapan di depannya.

' Penginapan Lotus'

Penginapan satu-satunya yang berdiri di Desa Ramayana. Banyak sekali pengunjung yang datang menginap, lebih tepatnya  menginap untuk datang menghadiri Pelelangan seribu. Pelelangan seribu biasanya di selenggarakan pada malam hari.

Langkah mungil bianca yang memakai jubah hitam dengan wajah tertutup hendak memasuki pintu besar Penginapan mendapatkan tatapan heran dari para pengunjung.

"Bibi... Aku mau menyewa penginapan sehari." bianca berucap dengan sekantong koin Emas di tangan mungilnya.

Raut wajah bingung tercetak di wajah cantik pegawai penginapan melihat sesosok jubah hitam kecil berjalan menghampiri mereka.

"Ada yang bisa saya bantu nona misterius?" sapa penuh hormat salah satu pegawai.

Bianca menganguk kepala kemudian meletakan  sekantong koin emas di hadapan kedua pegawai. "Aku ingin kamar VVIP, dan tolong rahasiakan tentangku bibi..."

Kedua pegawai itu gemetaran mengambil kantong koin itu. Demi dewa! Mereka baru kali ini menerima sekantong koin emas. Kebanyakan  Pengunjung membayar 10 koin emas untuk Kamar VVIP dan memberi mereka uang jalan 2 koin perak, itu pun mereka sudah senang. Gaji para pegawai Di daerah perdesaan adalah 2 koin emas dan 1 koin perak setahun, hal ini terjadi karena rata-rata penghasilan rakyat hanya koin Tembaga bagi yang susah dan koin perak bagi yang kaya.

Dua pegawai itu mengantar bianca sampai di kamar yang besar dan menyerahkan kunci kamarnya. Mereka pamit pergi dengan raut gembira.

Malam hari di desa ramayana penuh dengan lentera yang terpasang di seluruh jalan. Di dalam Kamar Mewah, bianca si gadis cantik mungil menatap pantulan dirinya di cermin.

Gaun Putih bersulam Ular Emas menjuntai hingga kaki kecil bianca. "Cantik!" batin bianca kagum. Ia segera menyambar jubah hitam kemudian memakai dengan tudungnya guna menyembunyikan wajah bianca. Bianca takut sewaktu-waktu Salah satu mata-mata Kerajaan Tengah Menemukannya, maka gagal sudah menjadi Biksu- Eh, Bocah petualang maksudnya.

Bianca segera meloncat keluar lewat jendela kamar. Bianca memakai jurus peringan tubuh hingga dia bebas berlari di atap rumah warga.

Hap!

Bianca meloncat kebawah tepat di depan paviliun pelelangan Seribu. Langkah Bianca terhenti saat tubuh mungilnya di hadang pria kekar.

"Anak-anak di larang masuk!" tegas pria di depan bianca.

"Aku ingin bertemu dengan tuan pemilik pelelangan ini!" tegas Bianca datar.

Pria di depannya mengangkat alis dengan bingung. Apakah gadis mungil sebatas betisnya ini sedang mode galak? Ia merasakan aura pekat keluar dari tubuhnya. Pria itu cepat-cepat melangkah masuk kemudian kembali untuk mengajak nona muda itu masuk.

"Gadis mungil.... Penatua Wilson memanggil anda untuk ke ruangan-nya."

Tak sepatah kata, Bianca mengikuti paman kekar di depan dengan hening.

"Wah... Siapa ini yang berkunjung ke paviliun Pelelangan penatua ini?" sapa hangat penatua Wilson dari arah ruang besar pribadinya.

Bianca menatap dingin dari balik tudung jubahnya. Penatua Wilson terbatuk darah melihat dengan jelas tingkat Kultivasi nona kecil ini. Kultivasi tingkat Surgawi? Dengan  7 elemen yang di kuasai? Bahkan Jenius seribu tahun lalu hanya memiliki 3 elemen tapi sudah di takuti dunia! "Aku harus membangun hubungan baik dengan gadis kecil ini, jangan sampai paviliun pelelanganku di ratakan dengan satu hembusan nafas apinya..." pikir penatua Wilson.

Yah, sesuai dugaan bianca. Penatua di depannya adalah kultivator tingkat bumi Tengah hingga ia dengan jelas melihat tingkat kultivasinya. Menghiraukan Tatapan kaget penatua Wilson, bianca segera mengeluarkan 3 botol porselen berisi pil kecantikan dan 2 botol porselen pil peningkatan Kultivasi. Pil-pil itu di letakan di atas meja kayu dengan santai sembari menatap geli wajah penatua Wilson yang semakin memperlebar matanya.

'Pil kecantikan Tingkat Tinggi? Dan pil peningkatan Kultivasi tingkat tinggi juga dengan 100% murni?" kaget penatua Wilson.

"Aku ingin penatua menjualnya dengan harga 500 Koin emas. Ku dengar pelelangan ini sering di datangin  anggota kerajaan?" tanya bianca.

Penatua Wilson hanya menagguk dengan mata masih terfokus ke dalam botol porselen kecil di depannya. Sebagai Kultivator  tingkat bumi tengah, sangat mudah melihat pil murni dengan pil biasa.

Sebelum berbalik pergi, Bianca mengangkat wajahnya hingga terlihatlah wajah bulat imutnya dengan tatto phoniex api membara di dahi mulusnya. Tatto itu bersinar terang dan sepanas api membara membuat penatua Wilson terdiam bisu dengan tubuh bergetar sedingin es menatap horor pada gadis balita di depannya.

TBC..


THE GENIUS BABY PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang